NovelToon NovelToon
Kakak Ipar Menjadi Pelipur Lara

Kakak Ipar Menjadi Pelipur Lara

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Duda
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Las Manalu Rumaijuk Lily

Gita sangat menyayangkan sifat suaminya yang tidak peduli padanya.
kakak iparnya justru yang lebih perduli padanya.
bagaimana Gita menanggapinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Las Manalu Rumaijuk Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berhasil...

 Derby melaju kencang di jalan tol kembali menuju Jakarta, Gita segera meraih ransel hitam Derby di sebelahnya.

​Gita: (Melalui headset) "Aku akan mencari ransel Kakak sekarang. Kita perlu tahu apa yang kita bawa."

​Derby: "Bagus. Aku akan fokus pada kemudi. Ransel itu adalah kotak P3K-ku. Itu berisi semua yang mungkin kita butuhkan di luar. Cepat, Gita. Beritahu aku apa yang kamu temukan."

​Gita membuka ransel Derby. Di dalamnya, peralatan medis yang ia harapkan sebagai perawat hanya ada sedikit, digantikan oleh barang-barang yang lebih taktis dan elektronik.

​Ponsel Satelit dan Radio Frekuensi (RF) Kecil: Ada ponsel tebal dengan antena yang ditarik, berbeda dengan ponsel biasa. Di sebelahnya, ada radio kecil yang beroperasi pada frekuensi tertentu.

​Obeng dan Alat Pembuka Kunci: Satu set alat logam kecil yang dikemas rapi.

​Kotak Logam Berat: Benda kecil, berbentuk peluru, terbuat dari logam berat, terbungkus kain.

​Senjata Kejut (Taser) Genggam: Sebuah perangkat taser genggam kecil, tersembunyi di saku samping.

​Gita: "Aku menemukan beberapa alat aneh, Kak. Ada ponsel satelit dan radio frekuensi. Satu set alat pembuka kunci. Dan... taser genggam."

​Derby: "Itu taser untukmu. Ambil. Kenakan di ikat pinggangmu. Jangan pernah ragu menggunakannya jika ada yang mendekatimu," perintah Derby. "Radio RF itu adalah jammer darurat; kita tidak akan menggunakannya kecuali benar-benar diperlukan.

Ponsel satelit itu adalah jalur komunikasi darurat yang terpisah dari tombol yang kusebutkan tadi—ini untuk komunikasi dua arah yang aman."

​Gita: "Ada juga kotak logam kecil yang berat."

​Derby: "Itu adalah kunci fisik Gudang Kereta Api. Itu satu-satunya cara untuk membukanya tanpa membuat suara. Kunci itu sangat tua dan butuh cara khusus untuk membukanya."

​Gita mengeluarkan taser itu dan menyelipkannya ke celana. Rasa dingin dari logam itu memberinya sedikit keyakinan.

​Sambil mengemudi dengan cepat, Derby mengaktifkan monitor di dashboard-nya. Tablet Gita kini terhubung ke sistem van.

​Derby: "Putar kembali rekaman drone itu. Identifikasi targetmu."

​Gita memutar rekaman.

​Target 1: Wanita Berjas (Pemimpin). Wajahnya jelas, matanya tajam, dan dia membawa pistol.

Target 2: Pria Berhelm (Eksekutor). Wajahnya terlihat ketika dia menoleh sebelum menembak drone, tampak marah dan berotot.

Target 3: Darren. Suaranya panik, dia sudah mengkhianati Derby.

​Gita: "Wanita Berjas itu terlihat seperti eksekutif, tapi sangat berbahaya. Dia membawa pistol. Pria satunya terlihat seperti pengawal. Mereka adalah tim kecil."

​Derby: "Wanita itu, aku tahu siapa dia. Dia adalah Karina. Dia pernah menjadi penasihat finansial ayah kami, tapi dia adalah seorang pemimpin sindikat keuangan gelap yang menggunakan proyek ayah untuk mencuci dana besar. Dia yang membuat 'Proyek Bali' terlihat bersih. Dia pasti ingin menghapus jejak Satu\ Kali\ Lima\ Belas."

​Gita: "Apa itu Satu Kali Lima Belas?"

​Derby: "Itu adalah kargo tunggal paling berharga yang pernah diselundupkan ayah kami. Ini bukan uang. Itu adalah data.

 Data terenkripsi tentang setiap pelanggan Karina dan setiap transaksi pencucian uang yang pernah dia lakukan, termasuk bukti suap di tingkat tertinggi pemerintah. Ayah kami menyembunyikannya sebagai polis asuransi terakhir sebelum dia... meninggal. Jika Karina mendapatkannya, dia akan menghancurkannya. Jika kita mendapatkannya, kita bisa membebaskan kita semua dan menghancurkan sindikatnya."

​Mereka mendekati jantung kota. Peta menunjukkan mereka hanya berjarak 15 menit dari Jembatan Kereta Api tua.

​Derby: "Ini rencana terakhir. Kita akan meninggalkan van ini dua blok dari lokasi. Jembatan Kereta Api berada di area padat. Aku tidak bisa mengemudi ke sana. Kamu akan berjalan sendirian."

​Derby: "Gudang itu berada di ruang tersembunyi di bawah jalur kereta api, ditutupi oleh dinding bata palsu. Kamu harus menggunakan kunci logam itu, lalu menggunakan obeng dan alat pembuka untuk memutar mekanisme kuno di dalamnya. Jangan sentuh ponsel satelit atau tombol darurat van ini kecuali aku menginstruksikannya."

​Gita: "Aku harus masuk ke gudang itu sendirian?"

​Derby: "Ya. Aku akan menggunakan radio RF dan jammer untuk memastikan komunikasi mereka terputus jika mereka mendekat. Ini akan membelikanmu beberapa menit. Tahan taser itu di tanganmu."

​Derby: "Setelah masuk, cari benda yang menyerupai kotak penyimpanan data militer berwarna perak—itu adalah Satu\ Kali\ Lima\ Belas. Benda itu harus punya pelacak internal. Setelah kamu menemukannya, segera keluar dan kembali ke sini."

​Derby memarkir van di gang kecil yang gelap.

​Derby: "Kita tiba 10 menit lebih dulu. Mereka mungkin akan tiba kapan saja. Gita, ini adalah pertaruhan terakhir kita."

​Gita mengangguk, memegang taser di satu tangan dan kunci logam di tangan lainnya.

​Gita sudah berada di dekat Gudang Rahasia. Tiba-tiba, dia mendengar suara mesin mobil dari kejauhan—Karina dan timnya sudah dekat.

​Gita segera menekan tubuhnya ke balik dinding Gudang Kereta Api yang bobrok, tepat di sebelah dinding bata palsu yang menutupi pintu rahasia.

Dia mencengkeram taser dan kunci logam.

​Gita: (Berbisik ke headset) "Kak, aku mendengar mesin mobil. Mereka datang dari arah berlawanan dari kita."

​Derby: (Suara rendah dan tenang) "Sempurna. Tetap di balik dinding. Biarkan mereka melewati posisi tersembunyimu dan menuju ke area gudang utama terlebih dahulu.

Jangan bergerak. Jangan bernapas terlalu keras."

​Gita menutup matanya sejenak, menenangkan dirinya. Sesaat kemudian, lampu depan mobil yang kuat menyapu area itu. Itu adalah sedan hitam yang sama dari Jembatan Manggarai.

Mobil itu berhenti dengan decitan ban yang tajam sekitar dua puluh meter dari posisi Gita.

​Karina, Wanita Berjas, keluar dari kursi pengemudi. Pria Berhelm dan satu pria berbadan besar lainnya (mungkin bala bantuan) keluar dari kursi penumpang. Karina tampak marah dan frustrasi.

​Karina: (Suaranya menggema) "Cari dia! Dia tidak jauh! Aku tahu si lumpuh itu pasti mengirim seseorang. Periksa area pintu masuk! Dia tidak akan menyembunyikan Satu\ Kali\ Lima\ Belas itu di sembarang tempat!"

​Pria Berhelm: "Pintu masuk utama Gudang Kereta Api terkunci, Madam. Kita butuh pemotong."

​Karina: "Lupakan pintu utama! Darren menyebutkan gudang rahasia! Cari anomali, cari dinding yang tidak seharusnya ada! Pergilah!"

​Ketiga orang itu mulai bergerak, fokus mereka terbagi antara pintu masuk gudang resmi dan mengamati sekeliling.

Pria Berhelm dan pria baru itu berjalan menjauh dari Gita, menuju bangunan gudang utama.

​Derby: "Itu dia. Mereka sedang mengalihkan perhatian. Mereka tidak tahu lokasi persis gudang rahasia itu. Gita, sekarang adalah waktunya."

​Gita dengan hati-hati merayap ke depan dinding bata palsu. Dengan penerangan minim dari cahaya bulan, dia melihat kontur pintu kecil yang tersembunyi.

​Dia menyentuh salah satu bata di tengah—batu itu terasa lebih longgar. Ini adalah titik aksesnya. Gita memasukkan kunci logam berbentuk peluru dari ransel Derby ke dalam celah kecil yang tidak terlihat. Kunci itu cocok.

​Derby: "Masuk ke lubang itu. Putar seperempat putaran ke kanan, lalu seperdelapan ke kiri. Ini adalah mekanisme kuno yang sensitif."

​Gita mengikuti instruksi Derby. Ada bunyi klik kuno di dalam dinding. Kemudian, dengan hati-hati, dia mulai memisahkan bata palsu itu, membuka pintu kayu yang sangat tua dan berat.

​Gita: "Pintu terbuka, Kak. Aku masuk."

​Derby: "Bagus. Aku bisa melihat Karina masih di luar, dia sedang menelpon. Ini memberimu waktu. Pintu masuk itu akan ditutupi lagi oleh batu bata. Lakukan, cepat!"

​Gita menyelinap masuk ke dalam ruang sempit yang gelap dan pengap. Dia kembali menutup pintu kayu dan menempatkan bata palsu di tempatnya.

 Bau debu dan besi tua menyambutnya. Di dalam, hanya ada sedikit cahaya dari celah-celah di atas.

​Derby: "Di dalam, di sebelah kanan, ada tombol lampu darurat. Tekan itu. Cahayanya akan redup, tapi cukup untuk melihat."

​Gita menemukan sakelar kecil itu. Lampu LED kuning redup menyala, memperlihatkan sebuah ruang kecil yang berfungsi sebagai kantor dan gudang. Ada meja kayu tua, rak-rak yang penuh dengan dokumen berlapis debu, dan di tengah ruangan, ada peti-peti kayu yang tertutup terpal.

​Gita: "Aku di dalam. Gudangnya sangat tua."

​Derby: "Lupakan dokumen. Cari kotak perak militer itu. Itu harus ada di tempat yang paling tersembunyi. Tempat yang hanya aku dan ayah yang tahu."

​Gita mulai mencari. Dia memeriksa di balik meja. Kosong. Dia menarik terpal dari peti kayu. Isinya hanya peralatan perkantoran lama.

​Gita: "Tidak ada kotak perak. Hanya sampah lama."

​Derby: "Berpikir seperti Ayah. Tempat yang tidak mungkin. Cari di bawah lantai, Gita. Di sana ada ubin yang longgar, dekat rak buku paling belakang."

​Gita bergegas ke rak buku. Dia menggeser tumpukan buku tua dan menemukan ubin lantai yang tampak berbeda. Dengan sedikit usaha, dia mencungkil ubin itu.

Di bawahnya, terdapat sebuah kotak kayu kecil. Dia membukanya—di dalamnya, ada sebuah kotak baja persegi panjang, berwarna perak kusam, dengan pegangan kokoh. Kotak itu memiliki keypad numerik kecil di sampingnya.

​Gita: "Aku menemukannya, Kak! Kotak baja perak! Ada keypad-nya."

​Derby: "Kode sandinya adalah tanggal kelahiranku. Cepat, masukkan."

​Gita memasukkan tanggal lahir kakak iparnya. Sebuah lampu hijau kecil berkedip, dan kait kotak itu terbuka dengan bunyi klik yang memuaskan.

​Gita membuka kotak baja itu. Di dalamnya, bukan uang atau permata, melainkan satu unit penyimpanan data kecil yang terlihat sangat kuno.

​Gita: "Ini hanya sebuah disk kecil, Kak. Tidak terlihat seperti 15\ Miliar."

​Derby: "Itu adalah seluruh dosa Karina. Ambil disk itu dan tutup kembali kotaknya. Sekarang keluar!"

​Tiba-tiba, di luar pintu, terdengar suara langkah kaki yang mendekat dan suara Karina berteriak.

​Karina: "Pintunya ada di sini! , gunakan linggis! Dia pasti ada di dalam!"

​Gita: "Mereka menemukan pintu rahasianya, Kak!"

Suara Gita bergetar ketakutan.

​Derby: "Tidak ada waktu untuk menutup pintu! Lari ke belakang gudang. Aku akan membuat keributan di depan untuk memberikanmu waktu!"

​Gita menyimpan disk data itu ke dalam ranselnya dan berlari ke belakang gudang kecil itu. Dia mendorong tumpukan dokumen tua dan menemukan jendela kecil yang hampir tertutup debu.

​Dia memecahkan kaca jendela itu dengan siku dan merayap keluar. Dia kembali berada di kegelapan, tetapi di sisi yang berlawanan dari Karina.

​Karina: (Terdengar dari dalam gudang) "Sialan! Dia kabur! Dia mengambilnya! Cepat! Ambil mobil dan kejar dia! Dia pasti kembali ke tempat si lumpuh itu!"

​Saat Gita berlari, dia mendengar suara dentuman keras dari arah van Derby. Itu pasti Derby yang mencoba membuat gangguan.

​Derby: (Di headset, suaranya terengah-engah) "Aku melumpuhkan mobil mereka! Tapi mereka akan mengejar dengan jalan kaki! Lari ke arah Jalan Raya Utama, Gita! Aku akan berputar dan menjemputmu di lampu merah yang pertama!"

​Gita berlari sekencang-kencangnya. Dia menoleh ke belakang dan melihat bayangan Karina dan dua preman berlari ke arahnya, hanya berjarak beberapa puluh meter.

​Dia akhirnya mencapai Jalan Raya Utama, napasnya terputus-putus. Sebuah mobil van hitam melaju kencang ke arahnya. Itu adalah Derby.

​Derby: "Masuk! Jangan lihat ke belakang!"

​Gita melompat ke kursi penumpang tepat saat van Derby melaju kencang. Dalam perjalanan singkat itu, dia berhasil mengambil disk Satu\ Kali\ Lima\ Belas dan melarikan diri dari maut.

​Setelah berhasil melarikan diri dengan disk data Satu\ Kali\ Lima\ Belas, apa yang akan mereka lakukan?

bersambung...

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Bianca Garcia Torres
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Las Manalu Rumaijuk Lily: terimakasih kk
total 1 replies
Myōjin Yahiko
Dijamin ngakak mulu!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!