NovelToon NovelToon
Senja Di Tapal Batas (Cinta Prajurit)

Senja Di Tapal Batas (Cinta Prajurit)

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: khalisa_18

Kalea dan Byantara tumbuh bersama di sebuah asrama militer Aceh, bak kakak dan adik yang tidak terpisahkan. Namun di balik kedekatan itu, tersimpan rahasia yang mengubah segalanya. Mereka bukan saudara kandung.

Saat cinta mulai tumbuh, kenyataan pahit memisahkan mereka. Kalea berjuang menjadi perwira muda yang tangguh, sementara Byantara harus menahan luka dan tugas berat di ujung timur negeri.

Ketika Kalea terpilih jadi anggota pasukan Garuda dan di kirim ke Lebanon, perjuangan dan harapan bersatu dalam langkahnya. Tapi takdir berkata lain.

Sebuah kisah tentang cinta, pengorbanan, keberanian, dalam loreng militer.
Apakah cinta mereka akan bertahan di tengah medan perang dan perpisahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baret Baru, Janji Persahabatan, dan Pilihan Garuda

Delapan bulan telah berlalu sejak Ramdan dan Kalea memutus janji mereka dalam kesedihan. Bagi Ramdan yang kini sudah berada di Markasnya Yonif 113, tiga bulan pernikahannya dengan Suraya terasa seperti berjalan di atas es, dingin dan rapuh. Ia memenuhi kehormatan silsilah yang sangat di agungkan oleh ibunya, tetapi hatinya tetap terpatri pada sosok yang jauh. Sosok yang membuatnya rela menanti seumur hidupnya.

Sementara itu, bagi Kalea yang berada di Taktakan, waktu delapan bulan adalah medium untuk menyembuhkan. Luka hati atas Ramdan dan duka kehilangan Serma Parto ia sublimasikan sepenuhnya ke dalam tugas dan pelatihan yang semakin keras. Ia menjadi perwira yang semakin tajam, efisien, dan fokus. Ia tidak pernah menoleh ke belakang sedikit pun. Karena di belakang sana akan ada duka yang selalu menantinya.

Satria, juga sudah pulih sepenuhnya, kini ia telah kembali berdinas penuh di Grup 1 Kopassus. Ia menjadi bayangan yang setia menemani Kalea, sebagai seorang rekan yang memahami diam dan kesedihan Kalea tanpa harus bertanya. Dan, ia terus menjadi pelindung tanpa di minta.

Malam menjelang upacara kenaikan pangkat Kalea, dari Letda menjadi Lettu, udara di Taktakan terasa hening, diselingi suara jangkrik dan gemerisik daun. Angin malam berhembus halus, seolah ia juga ingin memberi penghormatan tinggi untuk para prajurit komando yang akan menjalani tradisi kenaikan pangkat esok hari.

Kalea berada di ruang kerjanya yang sederhana. Ia sedang menyusun laporan intelijen untuk misi latihan berikutnya. Ekspresinya tenang, tetapi mata cokelatnya menyimpan kekosongan yang samar.

Pintu ruangannya diketuk. Lettu Satria masuk, membawa dua cangkir kopi panas. Kali ini, kopinya spesial, kopi Gayo yang dibelinya khusus dari Takengon, entah mengapa.

"Malam, Bu Lettu. Kopi Gayo khusus untuk calon perwira yang paling cermat," sapa Satria, senyumnya hangat.

Kalea tersenyum tipis, senyum yang langka. "Siap, Bang. Terima kasih. Belum juga naik pangkat sudah dipanggil begitu."

Satria meletakkan kopi di meja, lalu menyodorkan sebuah dokumen bersampul cokelat di atas meja Kalea, di samping berkas-berkasnya.

Kalea menatap dokumen itu. Di sampulnya tertera lambang yang familiar dan tulisan, "Seleksi Calon Anggota Pasukan Garuda – Misi Penjaga Perdamaian PBB."

Kalea mendongak. Ia menatap Satria dengan wajah datar, tanpa ekspresi yang bisa dibaca. Satria mengangguk, matanya memancarkan dorongan yang lembut.

"Saya sudah dua tahun di Kodam Jaya, dua tahun di Kopassus, dan sekarang... Saatnya saya merasa sudah waktunya mencari medan tugas yang lebih luas, Bang," ucap Kalea, suaranya tenang, seolah ia sedang mengumumkan jadwal latihan.

"Alasan yang bagus. Tugas perdamaian bukan hanya tantangan fisik, tapi juga mental. Itu tempat terbaik untuk memulihkan diri," kata Satria, nadanya penuh pengertian.

"Abang sendiri bagaimana?" tanya Kalea.

"Saya juga mendaftar, Lea. Sudah lolos di tahap administrasi. Keinginan saya sederhana, saya ingin melihat dunia dengan mata yang lebih luas. Dan saya harap, kita bisa pergi bersama. Tugas itu akan lebih mudah jika ada rekan yang bisa dipercaya," jawab Satria, pandangannya tulus.

Kalea mengambil dokumen itu. Ini adalah kesempatan, Garuda, adalah cara untuk melupakan dan mengisi kehampaan. Melupakan bukanlah lari, melainkan mencari medan baru untuk bertarung.

"Siap, Bang. Dokumen saya akan segera saya proses. Terima kasih sudah mengingatkan," jawab Kalea.

Jauh di Markas Yonif 113, Lettu Ramdan duduk di ruangannya. Sudah tiga bulan ia menikah, tetapi jiwanya terasa terpisah. Pernikahannya dingin.

Ramdan sering menatap ke luar jendela. Hari itu, hujan tampak sangat lebat diiringi angin kencang yang membuat air hujan menjadi kabut tebal.

Ia baru saja menerima kabar dari rekan di Taktakan, Kalea mengikuti seleksi Pasukan Garuda.

Ramdan tersenyum, senyum tulus pertama yang ia keluarkan dalam waktu lama.

Hati yang terlukai harus mencari kehormatan yang tinggi. Itulah Kalea.

Ia menatap kabut di luar. Ia tahu, Kalea tidak pernah menyerah. Harapan Ramdan hanyalah satu, semoga tugas mulia itu mampu menyembuhkan luka yang tak bisa ia jangkau.

Keesokan harinya, upacara kenaikan pangkat berlangsung khidmat. Kalea Aswangga resmi menjadi Lettu (Letnan Satu). Tradisi masuk ke dalam kolam yang dingin, meski membasahi seragam barunya, terasa membebaskan.

Malam harinya, Satria menepati janjinya. Ia menyiapkan mobil dinasnya untuk membawa Kalea keluar markas.

"Pesta sederhana, Lettu. Kehormatan baru butuh perayaan yang layak. Jangan pernah lupakan pencapaianmu," ujar Satria.

"Terima kasih, Bang. Tapi ini bukan apa-apa dibanding pengorbanan Parto," bisik Kalea, matanya mulai meredup.

Satria menatapnya lembut. "Pengorbanan Parto harus kamu balas dengan pencapaian, bukan kesedihan. Dia ingin kamu terus maju."

Satria membawa Kalea berkeliling kota malam itu. Mereka berhenti di sebuah warung sate terkenal. Satria memesan sate dan berbagai hidangan lokal.

"Makan, Lea. Sejak kembali, asupanmu kurang," kata Satria, menyodorkan piring sate yang sudah ia pisahkan dari lemak.

"Siap, Bang," jawab Kalea.

"Tidak ada 'siap' di luar markas, Lea. Aku rekanmu malam ini. Sekarang, coba ini. Katanya ini bumbu sate paling enak di kota ini," ujar Satria.

Kalea tertawa. Tawa itu lepas, tulus. Sesuatu yang sudah lama tidak Satria dengar. Ia merasakan kehangatan yang asing namun menyenangkan. Untuk sebentar, Kalea seakan lupa akan masalahnya, lupa akan Ramdan, dan lupa akan beban duka.

Kehadiran yang tulus adalah pelipur lara, yang pelan-pelan meruntuhkan benteng kesedihan.

Satria merasa sangat senang. Ia menyaksikan tawa itu. Ia tahu, ia telah berhasil membuat gadis itu sejenak melupakan semuanya.

Saat Kalea sedang fokus memilih lontong, Satria mengeluarkan ponselnya. Ia mengambil beberapa foto Kalea yang sedang tertawa lepas. Tanpa ragu, ia mengirim foto-foto itu kepada Ramdan.

Satria tahu, Ramdan telah menaruh Kalea di lubuk hati yang terdalamnya. Ia masih ingat jelas, saat Ramdan menelponnya dengan suara sesegukan, meminta Satria menjaga Kalea.

Kala itu Satria tahu, bahwa cinta itu akan tumbuh selamanya, meski orang baru akan berusaha menghapusnya berulang kali.

Satria mengantongi ponselnya, menatap Kalea. Ia telah menerima tugas itu dengan sepenuh hati. Menjaga Kalea seperti ia menjaga adik perempuannya. Ia berharap suatu hari nanti, setelah Kalea pulih sepenuhnya, ia akan melihat dan memilihnya, bukan sebagai penyelamat, melainkan sebagai teman hidupnya selamanya.

"Terima kasih untuk malam ini, Bang Satria. Ini... sangat menyenangkan," ujar Kalea, matanya memancarkan rasa terima kasih yang mendalam.

"Ini tugas saya, Lettu. Sekarang, mari kita fokus pada Garuda. Kita harus lulus seleksi itu. Di sana, tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu, hanya tugas dan kehormatan internasional," jawab Satria, senyumnya menyembunyikan harapan yang begitu besar.

Bintang baru telah terbit, menerangi jalan yang sunyi. Kalea mengangguk. Ia siap terbang, membawa kehormatan baru dan memanggul semua luka yang tersisa.

1
atik
lanjut thor... semangat 💪
Khalisa_18: Makasih KK, di tunggu update selanjutnya ya
total 1 replies
atik
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!