NovelToon NovelToon
Aku, Suami Dan Sahabatku

Aku, Suami Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Pelakor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:25.1k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Namanya Diandra Ayu Lestari, seorang perempuan yang begitu mencintai dan mempercayai suaminya sepenuh hati. Baginya, cinta adalah pondasi rumah tangga, dan persahabatan adalah keluarga kedua. Ia memiliki seorang sahabat yang sudah seperti saudara sendiri, tempat berbagi rahasia, tawa, dan air mata. Namun, sebaik apa pun ia menjaga, kenyataannya tetap sama, orang lain bukanlah darah daging.

Hidupnya runtuh ketika ia dikhianati oleh dua orang yang paling ia percayai, suaminya, dan sahabat yang selama ini ia anggap saudara.

Di tengah keterpurukannya ia bertemu ayah tunggal yang mampu membuatnya bangkit perlahan-lahan.

Apakah Diandra siap membuka lembaran baru, atau masa lalunya akan terus menghantui langkahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bu Alice

"Pak," panggil Hansen yang baru saja tiba di ruangan atasannya, pria itu tampak gelisah seolah baru saja bertemu hantu ketika perjalanan menemui Gerald.

"Hm."

"Bu Alice."

"Jangan menyebut namanya, saya banyak pekerjaan," sahut Gerald tanpa mengalihkan perhatiannya dari berkas-berkas perceraian Diandra.

"Tapi bu Alice ada di bawah dan sedang menunggu pak Gerald."

Kali ini ucapan Hansen berhasil mengalihkan perhatian atasannya. Tatapan yang Hansen terima menyiratkan pertanyaan besar.

"Saya nggak tahu kenapa bu Alice datang. Saya sudah menyuruhnya pergi tetapi bu Alice bersikeras ingin menemui bapak."

"Suruh datang ke ruangan saya." Gerald menyimpan semua berkas penting Diandra di dalam laci. Sembari menunggu kedatangan mantan istrinya yang tiba-tiba muncul setelah menghilang usai perceraian tiga tahun lalu.

"Gerald aku merindukanku," ucap Wanita dengan kemeja satin berwarna merah dipadukan rok di bawah lutut. Lipstik yang merah kian mempertegas wajahnya yang sedikit galak.

"Aku dengar kamu belum menikah setelah perceraian kita. Apa mungkin kamu menungguku kembali?" lanjutnya.

"Apa yang membuatmu datang?" tanya Gerald tanpa ekspresi, melihat wajah mantan istrinya membuka luka lama di dada.

"Untuk melihatmu. Apakah kamu masih Gerald yang mencintaiku atau ...."

Belum selesai Alice bicara, suara meja sudah memenuhi indera pendengaran, belum lagi tatapan tajam itu seolah mata pisau yang siap menyayat setiap inci tubuh Alice.

"Jangan sok akrab denganku. Kau lupa apa yang aku katakan ketika hari perceraian? Kau dan aku adalah orang asing yang nggak mempunyai urusan apapun!" ucapnya dengan gigi bergemelutuk.

"Ayolah, kenapa membahas luka lama. Aku datang sebagai rekan kerja." Alice tertawa, hendak menyentuh lengan Gerald tetapi dihempaskan begitu saja

"Ternyata dia belum melupakan kesalahanku," batin Alice, padahal ia datang berharap Gerald sudah lupa akan luka tersebut. Dari banyaknya pria yang sudah ia kencani, hanya Gerald yang ada dalam hatinya.

"Ayah!"

Alice dan Gerald menoleh ke sumber suara, pintu yang tidak terkunci itu berhasil diterobos oleh anak kecil masih dengan seragam sekolahnya.

"Ayah lagi kelja ya? Maafin Bian." Abian hendak menutup pintu melihat ada orang lain di ruangan ayahnya.

"Abian?"

"Kenapa tante?" Abian menyembulkan kepalanya pada pintu yang hampir tertutup.

"Abian nggak kenal ibu?"

"Ibu?" gumam Abian menatap ayahnya wajahnya telah memerah dan Abian takut akan hal itu.

"Buna, kenapa tante itu memanggil dirinya ibu?" tanya Abian saat Grace tiba usai menerima telepon.

"Kak Alice?" Grace terkejut mendapati mantan kakak iparnya ada di ruangan sang kakak. Ia beralih pada Gerald.

Di mana pria itu mematung seolah merasakan waktu berjalan lambat, semuanya bergerak seperti sengaja di slowmotion.

"Loh Bian nggak kenal sama ibu? Ini ibu Sayang." Alice berusaha mendekati Abian yang bersembunyi di kaki Grace.

"Jangan menyentuhnya atau aku akan menyeretmu dari ruangan ini!" bentak Gerald dengan mata memerah. Giginya bergemelutuk, tangannya mengepal hebat hingga tubuhnya bergetar.

Hanya dalam satu tarikan, Alice berhasil keluar dari ruangan itu karena berani menyentuh tangan Abian.

"Gerald lepaskan aku, kenapa kamu sangat kasar!" sentak Alice setelah berada di ujung koridor.

"Apa yang kau inginkan? Aku tahu kamu bukan datang untuk menemui Abian. Orang yang berusaha melenyapkan putranya nggak mungkin merindukannya bukan?"

"Kamu benar." Alice tertawa. "Gerald_Gerald kamu banyak berubah sekarang. Aku datang untuk menyuruhmu mundur dari kasus yang kamu tangani sekarang, sebab aku akan menjadi lawanmu."

"Dan kau mengira aku akan mundur begitu saja?" Gerald senyum miring.

"Kamu harus mundur kalau nggak mau kalah dariku di persidangan nanti." Alice memberikan sun jauh pada Gerald sebelum pergi.

***

"Kak Jovin." Dengan hati-hati Grace memanggil kakaknya. Sudah lama ia tidak melihat Gerald seperti tadi dan pemicunya juga hal yang sana. "Sebaiknya kak Jovin makan malam dulu baru kerja lagi, kalau kerja tanpa henti kakak bisa sakit. Aku sudah memesan makanan untuk kakak," lanjutnya.

"Pergilah Grace, kakak sibuk."

Grace melirik Hansen yang berdiri di sampingnya tetapi pria itu mengedikkan bahu.

"Katanya sudah move on, tapi kok ngamuk saat melihat kak Alice. Harusnya kakak bisa mengendalikan ... jangan dicubit pipinya." Grace merengut karena Hansen mencubit pelan pipinya.

"Aku tunggu kakak di meja makan," ujar Grace sebelum meninggalkan ruang kerja kakaknya akibat tarikan sang kekasih.

"Dibujuk sayang, bukan dibuat tambah marah," gemas Hansen.

"Udah dibujuk itu."

"Kamu bukan orang tepat untuk membujuk orang. Mulut kamu terlalu cabai ... sakit Sayang." Hansen meringis ketika perutnya dicubit oleh Grace.

"Maaf Sayang." Hansen menyengir.

"Buna, Ayah kenapa nggak ajak Bian bicala? Bian punya salah?"

"Nggak kok, ayah cuma banyak pekerjaan."

"Tadi di kantol ayah malah-malah sama tante yang ngaku jadi ibu Bian."

"Buna."

"Iya sayang kenapa?"

"Tante tadi benelan ibu Bian? Beda sama bu gulu baik?"

"Oh aku punya ide." Alih-alih membalas pertanyaan keponakannya, Grace malah menghubungi seseorang.

***

Hidup sendiri sebenarnya terasa sepi, apalagi pernah merasakan kehangatan sebuah hubungan pernikahan yang bahagia. Sikap manis Ramon padanya tiba-tiba melintas begitu saja, menghadirkan rasa rindu yang bahkan tidak seharusnya ada di benak Diandra saat ini.

Wanita itu berkali-kali menarik napas sembari mengeringkan rambutnya di depan meja rias.

"Aku nggak boleh lemah apalagi goyah," gumam Diandra sembari memandangi wajahnya dari pantulan cermin sehingga menyadari cincin pernikahan dan kalung hadiah satu tahunnya dengan Ramon.

"Seharusnya aku menyimpan ini," gumamnya. Melepas dua benda mahal itu dan memasukkan ke laci. Ia hendak beranjak berniat makan malam, tetapi deringan ponsel menghentikannya.

"Diandra, kamu sudah makan malam?" tanya Grace setelah panggilan tersambung.

"Baru mau makan malam, kebetulan aku masak banyak. Kalau mau datanglah ke apartemen."

"Aduh gimana ya, sebenarnya aku mau banget ke apart kamu tapi Biannya nempel mulu."

"Ajak aja."

"Masalahnya Bian nggak mau pergi kalau ayahnya sakit."

"Pak Gerald sakit?"

"Iya, bisa kamu aja yang ke sini? Bawa deh sekalian masakan kamu."

"Boleh." Diandra menganggukkan kepalanya pada Grace tidak mungkin melihat.

Wanita itu mulai mengemas makanan yang ia masak tadi kemudian meninggalkan apartemen.

"Kenapa aku khawatir pada pak Gerald?" gumam Diandra sebelum melajukan mobilnya keluar dari basemen.

Mendengar Gerald sakit ia rela menunda makan malamnya dan membawa ke rumah pria itu. Padahal jika di pikir-pikir bukan kewajibannya memastikan Gerald baik-baik saja.

"Aku pergi karena Grace dan Abian bukan karena pak Gerald sakit," gumamnya lagi dan memutuskan untuk melaju.

Beberapa menit berkendara akhirnya dia tiba di rumah yang pernah ia kunjung sebelumnya. Mendorong pintu pelan yang Grace bilang tidak terkunci.

Di anak tangga terakhir kedatangannya disambut oleh Abian dengan girang.

"Yey ibu datang. Mau bujuk ayah ya ibu?" tanya Abian.

"Bujuk?" kening Diandra mengerut.

.

.

.

.

.

Ih kok mantan pak Gerald muncul sih, bikin kesal deh😌

1
Rahma Inayah
semoga dilancarkan persidngan cerai diandra.agar bs segera terlepas bebas dr manusia benalu spt ramon
Nena Anwar
terusin lah Thor masih betah banget aku 💪
Dewi
lanjut kak
Maria Kibtiyah
buta si geral terlalu cinta ma si alice dr wonderland🤣
Arsyad Algifari.
masih lah ka mau nambah malah😁😁
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: jangan maruk🔪
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
lagi dong upnya🥰🥰
dyah EkaPratiwi
move on gerald
Ma Em
Diandra semoga gugatan cerainya bisa kabulkan sama pengadilan , dan untuk Gerald jgn ingat terus yg sdh berlalu move on dan bangkitlah tunjukan pada Alice bahwa Gerald bisa melupakannya jgn sampai karena kamu msh cinta sama Alice nanti jadi Diandra yg rugi karena kalah dlm sidang melawan Alice dan Diandra sdh percaya sama kamu Gerald jgn sia siakan kesempatan untuk membuat Diandra bangga padamu Gerald .
luvita luvita
masih
Adi Sudiro
keluar dari rumah orang tuanya
ni manusia oon apa terlalu pintar ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ma Em
Diandra mempercayakan perceraian nya pada pengacara Gerald tapi karena pengacara Ramon adalah mantan istrinya jadi Gerald kalah di pengadilan kalau begitu yg rugi Diandra akibat pengacaranya yg tdk bisa memisahkan masalah pekerjaan dgn masalah pribadinya , lbh baik Diandra ganti pengacara saja daripada nanti malah Ramon yg menang dipersidangan dan Diandra kalah gara2 pengacara nya tdk kompeten .
Maria Kibtiyah
alot bgt kayaknya kasusnya
Nena Anwar
move on dong Gerald masa lalu ya masa lalu kenapa harus dibawa2 ke pekerjaan jika seperti itu terus yg ada Alice merasa menang dari kamu dan merasa masih dicintai,,,ayo Diandra tunjukan taringmu ada Grace yg akan membantu kamu cukup selama ini kamu dibodohi oleh Ramon dan Olivia kini waktunya kamu melawan
Rahma Inayah
semoga pengadilan ke 3 diandra bs hadir dan bs memenagkan sidang pengadilan
Nena Anwar
jangan terlalu membanggakan diri Alice jika nanti kalah dipersidangan kamu akan nangis
Oma Gavin
semoga perceraian diandra bisa dimenangkan dan alice gantian menjerat ramon biar olivia ngereog
Dini Anggraini: setuju bunda 👍👍😍😍😍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Diandra berjodoh dgn Gerald buang jauh jauh si Ramon orang cuma hdp numpang sama istri saja belagu Ramon lupa dia kira perusahaan yg Ramon kelola miliknya tdk tahunya setelah ketahuan selingkuh dgn Olivia hdpnya numpang sama Diandra mertuanya Diandra kira yg kaya si Ramon ga tahunya itu hartanya Diandra , sekarang menyesal Ramon nikah dgn Olivia karena hdp nya kembali seperti dulu lagi hdp susah .
Maria Kibtiyah
ulet bulunya banyak
Rahma Inayah
pede bener si ulat bulu bakal menangi kasus ramon...
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
apakah demitnya pengacara si Ramon😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!