NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Maaf

Karena takut emasnya tidak kembali. Akhirnya, Rohani dengan paksaan penuh datang ke rumah Sari dan di temani oleh Amar.

Begitu tiba, kebetulan hanya ada Tari disana, karena Sari lagi pergi kedai, untuk membeli beberapa keperluan dapur.

Dan Tari, langsung menghubungi ibunya, dan menyampaikan jika Rohani ingin minta maaf secara langsung, atas tuduhan kemarin.

Ingin sekali, ia memberitahu pada orang lain, jika Rohani ingin minta maaf pada ibunya, semata-mata agar Rohani malu. Namun, kala melihat wajah memelas dari Amar, Tari mengurungkan niatnya.

Namun, semesta seolah berpihak padanya. Di ujung lorong sana, terlihat beberapa orang berjalan ke arah rumahnya, atau mungkin mereka ingin ke rumah Rohani. Mengingat, Rohani baru pulang dari rumah sakit.

"Kenapa bu Rohani ada disini? Padahal, kami mau menjenguk ibu loh," salah satu dari mereka bertanya heran.

"Eh, anu ..."

"Bu Rohani mau minta maaf sama ibu saya, karena kemarin telah menuduh ibu saya mengambil gelang emasnya, saat menemaninya ke rumah sakit," jelas Tari tersenyum sinis.

Rohani gelagapan, dia hendak membantah. Namun, tatapan datar dan dingin dari Amar mengurungkan niatnya.

"Aku harus menemui mbah Sarip, dan bilang obatnya gak bekerja," monolog Rohani, menatap anaknya yang tak berniat membela emaknya.

Wajah-wajah dari mereka bersinar, karena mungkin ini sesuatu hal yang langka, Rohani minta maaf.

Sari kembali, dengan beberapa bahan dapur di tangannya. Dia mengernyit heran, kala melihat orang-orang berada di halaman rumahnya.

Dengan langkah yang di percepat, Sari pun sampai di halaman rumahnya.

"Maaf,,," cetus Rohani, kala Sari tiba di depannya.

Sari mengernyit.

"Yang benar mak," tegur Amar.

"Maaf, atas kejadian kemarin," ulang Rohani mengulurkan tangannya, untuk bersalaman.

"Yang jelas," tegur Tari.

Sari yang semula hendak menerima uluran tangan Rohani, langsung membatalkan niatnya.

"Maafkan aku, karena kemarin telah menuduh mu, mencuri gelangku ... Dan terima kasih, karena telah sudi, mengantarkan dan menemaniku ke rumah sakit," ulang Rohani, memutar matanya.

Dan Tari tersenyum puas.

Sari langsung menerima uluran tangan Rohani.

"Nanti aku kirim ke wa mu, ya Tari," cetus Suryani, yang berada di samping Tari.

"Kurang ajar, mereka mempermalukan aku,"

Dan bisa di pastikan, bisik-bisik dan berita hangat kembali tersebar satu kampung. Karena nyatanya, Suryani bukan hanya mengirimkan video permintaan maaf Rohani, pada Tari saja. Melainkan, dia juga mengirimkannya ke grup kumpulan emak-emak, desa mereka.

"Terus, soal tuduhan aku menanam jampi-jampi, di belakang rumah, gak mau minta maaf?" tanya Tari tersenyum sinis.

"Nah, iya tuh bu Rohani ... Kemarin aku juga kesini, menemani Nurma, eh tau-taunya bukan jampi-jampi, melainkan bangkai kucing," kekeh salah satu ibu-ibu, yang ada disana.

"Ya, aku mana tahu kalo itu, tapi dadaku panas, kala Tari nanam itu. Bisa jadi, kalo dia udah menggantikannya kan?" ujar Rohani.

Tari dan Sari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalo bangkai kucing, baru sehari ditanam gak mungkin bau nyengat bu. Berarti, hati bu Rohani aja yang penuh dengan curiga begitu," sambung Suryani.

"Bisa jadi juga, hati bu Suryani ada penyakitnya, penyakit iri dan dengki," kekeh lainnya, langsung disambut tawa mereka semua.

"Udah mak, minta maaf yang benar," tegur Amar lagi. "Atau, emas emak, aku kasih beneran aja sama bu Sari, itung-itung sebagai bentuk ganti rugi, atas fitnahan emak," ancam Amar dengan bisikan.

"Maaf, atas setiap tuduhan yang tidak mendasar, yang pernah aku tuduhkan untuk kalian sekeluarga. Aku menyesal," tutur Rohani dengan kepala menunduk.

"Iya, semoga kedepannya hubungan kita, bisa lebih membaik," tutur Sari menerima uluran tangan dari Rohani.

...****************...

Semenjak dimana Rohani meminta maaf pada Sari. Rohani tak sekalipun mau keluar dari rumahnya. Selain karena malu, keberadaan Amar sedikit banyak, mempengaruhi niatnya.

Karena sejak saat itu, Amar tidak sekalipun meninggalkan rumah, dia bahkan tidak ke bengkel lasnya. Padahal ini, sudah satu minggu, semenjak hari memalukan itu.

Padahal, Rohani ingin sekali menemui mbah Sarip, ingin minta petuah dan obat sakti lainnya.

Karena air obat yang diambil tempo hari, tidak berefek apapun pada Amar.

"Mak, gak ke musala?" tanya Amar memasuki kamarnya.

"Gak, untuk apa? Untuk mendengar sindiran mereka? Gak lihat di grup? Bahkan, sudah berapa kali emak keluar dari grup sialan itu, tapi mereka gak bosan memasukan emak kembali kesana," cetus Rohani dengan perasaan jengkel.

"Tapi, emak pantas mendapatkannya, karena kesalahan emak pun, sudah sangat fatal," sahut Amar, tanpa memperdulikan perasaan emaknya. "Sebaiknya emak bersiap-siap, biar aku yang akan antar emak ke musala," perintah Amar.

"Gak, emak gak mau," tolak Rohani.

"Mak, emak harus sering-sering ke pengajian. Karena dengan begitu, emak akan semakin dekat dengan Tuhan. Dan mungkin, bisa menyembuhkan segala penyakit yang bersarang di hati emak," papar Amar menatap emaknya yang masih saja bersandar di kasur.

"Ya sudah, tapi emak bisa pergi sendiri," cetus Rohani, bangkit.

"Kalo gitu, aku akan ke bengkel sebentar," ungkap Amar.

Dan bagai mendapatkan air di gurun sahara, Rohani mengangguk patuh, karena setelah dari pengajian, dia akan ke mbah Sarip, untuk meminta petuah sama beliau.

Sesuai rencananya, setelah dari pengajian. Bukan, Rohani minta izin sama ustad, dengan alasan badannya masih lemah, dan kepalanya yang masih terasa pusing.

Dan saat dia di beri izin untuk pulang, Rohani pun, melajukan sepeda motornya ke rumah mbah Sarip.

Dan disini lah, dia. Di depan lelaki yang sedang membaca mantra, pada air baru yang dibawakan oleh Rohani.

"Ini, sudah aku tambahkan liur ku, dan kali ini lebih banyak," ungkap Sarip mendorong botol ke arah Rohani. "Mungkin, kali ini sedikit agak susah, karena mungkin dia telah lama di jampi-jampi, untuk melawanmu, ibu kandungnya sendiri," tutur Sarip.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan, aku gak mau anakku terus-menerus di manfaatkan oleh mereka,"

"Kedepannya, kamu bawakan celana dalam yang kamu pakai selama satu minggu, itu merupakan obat yang paling mujarab," ungkap Sarip.

"Tapi,,,"

"Dengar, dia anakmu, anak yang kamu kandung, dan yang pasti dia pasti minum ASI dari mu," ujar Sarip menatap Rohani.

Dan Rohani diam, menunggu lanjutan dari Sarip.

"Jadi, sudah pasti bukan masalah dia minum bekas air celana dalam mu," lanjut Sarip meyakini Rohani.

1
Teteh Lia
selamat untuk bab terbaik na kak... 🥳
Teteh Lia
pasti mak onoh. iri lagi ini... 🙈
Teteh Lia
Mereka kan suami istri, mak... ya tentu saja.. bisa.
Zenun
nah gitu mak, lawan rasa iri
Zenun
lah segala ditanya, karena hasil ehem
Zenun
iya, omelin aja main singkap tudung saji orang😁
Wanita Aries
Syukurlah rohani dh berubah prlahan
Aquarius97 🕊️
cepat sembuh Thor ..
Aquarius97 🕊️
ngamuk Mar ngamukk!
Aquarius97 🕊️
kenapa harus diberitahu sih Mar?
Aquarius97 🕊️
hiiiii selama ini Rohaniii dapat air liur orang gila /Toasted/
Teteh Lia
Tarik napas aja baca omongan emak satu ini... /Grimace/
Teteh Lia
Aku juga nda tahan sama bau balsem atau minyak gosok gitu. mual dan puyeng.
neni nuraeni
mulutnya lakban aja napa,,ga pusing apa Din itu mulut mertuamu nyerocos Mulu kaca burung beo
Wanita Aries
Kena lagi si andin
Teteh Lia
meski sudah berusaha di nasehati. kalau ngeyel mah. susah..
Teteh Lia
nyenyak ya tidur na... apalah aku yang sekali na bangun. susah buat bobo lagi na.. melek lah sampe pagi
Zenun
Aamiin, tentram banget dah😁
Zenun
mamake ngayap dulu ke tetangga
Teteh Lia
tetap ya.. iri na nda bisa hilang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!