NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / PSK
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.

"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-

"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-

*

Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.

Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.

Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.

"Aku harus kembali pada istriku"

Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ada Alasan

Acara makan malam keluarga yang baru lagi terjadi setelah beberapa bulan ke belakang. Kakaknya Bara kembali dari tugas kerjanya di Luar Negara. Disini yang paling terlihat bahagia adalah Mama, melihat anak dan menantunya bisa berkumpul bersama.

"Seandainya Aura sudah sembuh, mungkin suasana di ruang makan ini akan semakin ramai" Mama menatap Bar yang hanya fokus pada makanannya. "Bar, bagaimana keadaan Aura sekarang?"

"Iya Bar, kemarin sempat drop ya?" Banyu, Kakaknya Bara ikut menimpali.

"Sekarang sudah kembali stabil, memang sempat drop"

"Aku punya teman Dokter yang cukup handal melakukan perawatan pada orang koma seperti Aura. Tapi dia tugasnya di Rumah Sakit Luar, apa kamu tidak berniat membawa Aura berobat ke Luar Negara, Bar?" Tanya Banyu.

Bara terdiam sejenak, dia mendongak dan menatap Kakaknya dengan lekat. "Jika dia di bawa ke Rumah Sakit Luar, maka harus ada yang menjaganya disana, karena aku tidak mungkin terlalu lama disana. Sementara Perusahaan membutuhkan aku"

"Begini saja Bar, bulan depan aku dan Mas Banyu akan kembali ke Luar Negara. Kami masih harus bolak-balik kesana sebelum proyek ini selesai. Nah, kalau kamu mau mencoba, kita bawa saja dulu Aura kesana. Kalau kamu ingin lebih tenang, bisa suruh orang kepercayaan kamu juga untuk menjaga Aura disana" ucap Zia, istri dari Banyu.

"Iya Bar, kita bisa mencoba dalam waktu satu atau dua bulan saja dulu. Siapa tahu itu berhasil untuk membuat Aura kembali sadar"

Sejenak Bara memikirkan tentang ucapan Banyu dan istrinya itu. Sebenarnya Rumah Sakit ini juga bagus, tapi mungkin mencoba untuk mencari kesembuhan lebih baik juga.

"Aku akan pikirkan dulu"

Setelah acara makan malam itu, Bara hanya duduk sendirian di kursi dekat kolam. Malam ini angin cukup terasa dingin menusuk, tapi menenangkan baginya yang kemelut atas banyak beban pikiran.

Bara membuka ponselnya yang baru dia bawa dari kamar setelah di isi daya. Membaca pesan yang di kirim oleh Shafa.

"Ya ampun, dia pasti menungguku pulang"

Bara segera membalas pesan dari Shafa, meski sudah terlambat karena hari juga sudah larut.

Maaf, aku pulang ke rumah orang tuaku.

Bara menatap foto makanan yang tertata di atas meja makan. Shafa membuat cukup beraneka masakan hanya untuk menyambutnya pulang dan makan malam bersama. Bara menghembuskan napas kasar, dia merasa bersalah pada Shafa yang sudah menyiapkan makan malam bersamanya, tapi dia malah tidak pulang.

"Bar"

Seketika panggilan itu membuat Bara mendongak, itu Papa yang datang. Papa duduk di kursi samping Bara, melirik sekilas pada layar ponsel Bara yang masih menunjukan pesan dengan Shafa.

"Papa sudah tahu tentang perempuan yang berada di Apartemen kamu. Dan Papa tidak akan menyalahkan kamu, kenapa melakukan itu. Tapi, Papa hanya ingin bertanya saja, kenapa?"

Bara terdiam, sebenarnya jika harus di tanya alasan kenapa dia melakukan ini? Kenapa rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk membayar Shafa dan menjadikannya milik dia seorang. Atau kenapa harus Shafa? Sebenarnya tidak ada jawaban atau alasan yang benar-benar tepat bisa Bara jelaskan tentang itu semua.

"Tidak ada alasan yang benar-benar bisa aku jelaskan, Pa. Aku melakukannya dengan keinginanku sendiri, sejak pertama kali aku bertemu dengannya"

Papa menatap Bara dengan lekat, bagi semua orang memang pasti aneh sekali dengan jawaban Bara ini. Bahkan Papa saja memang merasa heran dengan jawaban Bara yang benar-benar tanpa alasan membayar seorang perempuan untuk dimilikinya seorang diri.

"Apa kamu tahu asal usul dia? Keluarganya?"

Bara malah balik menatap Papa dengan kening berkerut dalam. Dia hanya menjadikan Shafa sebagai wanita bayaran miliknya seorang, kenapa juga Bara harus tahu tentang keluarga dan asal-usul Shafa.

"Aku tidak akan menjadikan dia istri, Pa. Lagian aku juga sudah punya Aura, Papa tahu sendiri jika aku mencintai Aura. Bahkan aku mencarinya dengan susah payah selama ini. Jadi, kenapa aku harus tahu dan menyelidiki asal-usul Shafa atau keluarganya. Lagian, Shafa hanya seorang pekerja malam di sebuah tempat hiburan malam"

Wajah Papa berubah, kerutan di dahinya cukup dalam dengan tatapan yang tekrejut. "Em, baiklah. Tapi kamu harus benar-benar meninggalkan dia saat Aura sudah sadar. Cukup jadikan dia pelampiasan saja, jangan sampai jatuh cinta padanya"

Bara hanya mengangkat alisnya saja, Papa pun pergi meninggalkannya sendiri. "Jatuh cinta? Selama ini aku hanya jatuh cinta pada seorang perempuan, yaitu Aura"

*

Bara kembali pagi hari ke Apartemen, saat masuk yang pertama kali dia lihat adalah Shafa yang sedang membereskan meja makan. Sepertinya bekas makanan semalam sudah dia buang.

"Sha, aku minta maaf karena semalam tidak membaca pesan kamu"

Shafa mendongak, dia tetap tersenyum meski hatinya benar-benar masih kecewa. Setidaknya jika Bara membalas pesannya lebih awal, mungkin Shafa tidak akan terlalu berharap dia pulang.

"Tidak papa, lagian salah aku juga yang tidak bertanya dulu sama kamu"

Bara menghampiri Shafa, memeluknya dari belakang dan mengecup bahunya. Aroma tubuh Shafa yang begitu khas dan mulai terbiasa di indra penciuman Bara.

"Hari ini apa rencanamu?" tanya Bara.

"Aku mau melamar kerja, sedang mencari lowongan kerja"

Bara langsung membalikan tubuh Shafa untuk menghadapnya. "Kau ingin bekerja?"

"Ya, tujuan aku lulus kuliah adalah ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Tapi, apa ada ya Perusahaan yang mau menerima aku bekerja sementara dengan masa lalu pekerjaan aku yang seperti itu?"

Nada putus asa terdengar jelas dari bicaranya, wajahnya pun berubah lesu. Bara menghela napas pelan. Dia mengusap kepala Shafa dengan lembut.

"Bekerja di Perusahaan aku saja baagaimana?"

Shafa langsung mendongak, menatap Bara dengan mata berbinar, tapi sedikit tidak percaya atas ucapannya barusan.

"Memangnya bisa? Apa Perusahaan kamu sedang membutuhkan karyawan baru? Aku bisa kerja di bagian apa saja, aku bisa belajar dan aku cepat menanggapi suatu hal yang aku pelajari"

Bara tersenyum melihat semangat yang membara dalam diri Shafa. "Boleh aku lihat dulu CV kamu?"

"Boleh"

Shafa langsung berlalu ke kamarnya, membawa sebuah map cokelat untuk diberikan pada Bara. Semangat di wajahnya terlihat jelas jika dia begitu antusias.

"Baik, aku akan baca dulu. Dan nanti aku serahkan ke pihak HRD"

Shafa mengangguk dengan semangat, untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik adalah harapannya sejak dulu. "Semoga bisa ya, aku benar-benar ingin bekerja"

"Memangnya uang dariku tidak cukup? Belum ada notifikasi apapun yang kau pakai dari kartu yang aku berikan"

"Nanti akan aku pakai, kamu tenang saja"

Bara mengangguk dengan alis terangkat. "Pakai saja, itu aku berikan memang untuk kamu pakai"

Shafa mengangguk, dia tersenyum masih bahagia dan antusias saat bisa memasukan lamaran kerja ke Perusahaan Bara yang jelas sebuah Perusahaan yang besar.

Aku akan menggunakan uang kamu untuk pengobatan aku, karena aku ingin sembuh.

Bersambung

Ini tuh ya, antara si Bara api udah cinta, atau apa sih. kok gak punya alasan pas bayar si Shafa🤧

Jangan pada nabung bab ya gengs.. Plis jangan buat author tantrum..

1
Aras Diana
lanjut thor
Milla
G thorr g ada aku nabung bab percaya deh ✌️ aku tu malah nungguin othor up karena g sabar sama kelanjutan cerita shafa 🥺 sedih deh jadi seorang shafa 🥺 semangat up ya thorrrr 💪🌹
dika edsel
dia kan labil mak..udah gitu si bara juga udah terkena aura mistis..,noh buktinya dia ter aura aura sampe saat ini..
A.M.G
penasaran pov aura kok bisa dia ngaku ngaku jadi shafa
suryani duriah
🤧🤧🤧
edelweis🌻
klu shafa sdh pergi baru sadar bara siapa yg sbnarnya d cari selama ini
ken darsihk
Semangat thor nggak sempet nabung bab thor , karena bab selanjutnya selalu di tunggu
Aras Diana
lanjut thor
🌷Vnyjkb🌷
aku spi bab ini jg bingung kak ( masih ),,, blm ada hilal tujuan bara, jg aura yg koma, makanyaaaaa kukejarrrrr trs lanjutannya kak, gak kutabung,, lg butuh soalnya,,🤭🙏🙏🤣🤣😍😍💪💪💪💪💪
A.M.G
semangat
A.M.G
sakit banget jadi shafa 😭😭😭😭
A.M.G
hadeh salah paham 😔😔😔
A.M.G
🤣🤣🤣🤣 kasian aaa kasian saatnya hukum kurma
A.M.G
curiga si bara bere salah orang 🤣🤣
A.M.G
kok curiga aura masih saudara seayah sama shafa ya 😏😏😏
A.M.G
😭😭😭😭😭😭😭😭
A.M.G
tapi othornya ya kan 🤭💉💉
A.M.G
semangat
A.M.G
kira kira kalo tau bara bakalan kasian gak ya
A.M.G
kasian banget jadi dia😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!