Follow Ig ~ Mom_tree_17
Tik Tok ~ Mommytree17
Sebuah pernikahan seharusnya menjadikan sepasang kekasih hidup berbahagia. Tapi apa jadinya jika pernikahan itu terjadi karena sebuah perjodohan? Dan yang lebih parahnya lagi jika dijodohkan dengan teman semasa kecil dulu. Itulah yang terjadi dalam kehidupan Ryu dan Ivy.
Karena kejadian satu malam panas yang mereka lewati saat acara pesta topeng, akhirnya mereka pun dinikahkan dengan paksa. Akankah perasaan cinta monyet yang pernah dirasakan Ryu pada Ivy dulu akan kembali bergelora membuat pernikahan mereka bahagia? Ataukah justru pernikahan itu akan kandas saat Inara yang merupakan kekasih dari Ryu kembali datang ke Jakarta. Ditambah dengan hadirnya Elbar, pria yang disukai oleh Ivy.
Yuk kepoin keseruan pernikahan Ryu dan Ivy ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Kenapa tidak masuk? Sampai kapan mau berdiri di sana?"
Ryu yang lebih dulu masuk ke dalam kamar, menatap Ivy yang masih terdiam di dekat pintu. Tanpa mengalihkan tatapan matanya ia melepas jas yang dikenakan lalu membuangnya dengan asal.
Ivy sendiri masih diam tidak bergerak sedikitpun, hanya kedua matanya yang terus menatap kegiatan Ryu yang kini membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan pria tersebut hingga terlepas seluruhnya. Memperlihatkan dengan jelas dada bidang yang terlihat padat dan berotot pada bagian perut.
"Jangan dibuka!" pinta Ivy tanpa mempedulikan pertanyaan Ryu, saat melihat pria itu hendak melepas kemejanya.
"Kenapa tidak boleh?"
"Karena...." Ivy terdiam, bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin jika ia menjawab dengan jujur karena merasa risih dan malu jika harus melihat Ryu bertelanjang dada. Kini ia menyesal sudah mengikuti Ryu sampai ke kamar, hingga membuat kedua matanya hampir ternodai oleh tubuh pria itu.
"Jangan bilang kau malu melihat tubuhku?" Ryu tersenyum sinis . "Kau lupa sudah pernah melihat tubuh ini tanpa sehelai benangpun?"
"Aku... " Ivy menelan salivanya susah payah saat teringat kejadian di malam pesta topeng beberapa waktu yang lalu.
"Cepat masuk dan tidurlah! Jangan membuat drama!"
"Tidak mau, lebih baik aku ke kamar sebelah saja." Tidak mungkin ia tidur di satu kamar yang sama dengan Ryu.
Menatap dada bidang pria itu saja mampu membuatnya malu dan merasa risih, apalagi jika harus tidur di satu ranjang yang sama, yang ada ia tidak akan bisa tidur dengan tenang karena takut Ryu akan berbuat hal yang tidak-tidak.
Namun belum sempat Ivy membalik badan, suara Ryu membuatnya mau tidak mau tetap berdiri di tempat tersebut.
"Kau tidak akan bisa masuk ke kamar itu."
Ivy yang bingung mengerutkan keningnya. "Kenapa?"
"Kamar itu di kunci." Tadi Ryu sudah mencoba membuka kamar tersebut, namun terkunci dari luar.
"Kalau begitu aku akan cari kamar lainnya, siapa tahu di lantai atas—"
"Tidak ada kamar lain, kalau pun ada pasti dikunci juga." Ryu yakin sekali ini pasti kerjaan Mom Tita, yang menginginkan dirinya berada di satu kamar yang sama dengan Ivy.
Pasti wanita yang sudah melahirkannya ke dunia itu sudah menebak, akan ada drama pisah kamar diantara dirinya dengan Ivy. Sehingga Mom Tita melakukan siasat agar mereka tidak bisa berkutik, dan mau tidak mau berada di satu kamar yang sama dengan cara mengunci kamar lainnya.
Sebenarnya Ryu bisa saja membuka paksa pintu kamar sebelah, namun ia tidak mau melakukannya karena tidak ingin membuang-buang tenaga dengan percuma. Karena tubuhnya sangat lelah setelah seharian ini menerima ucapan selamat dari para kerabat dan rekan-rekan bisnisnya.
"Lalu aku tidur di mana?" tanya Ivy dengan menghela napas lelah.
"Di kamar ini, kalau tidak di ruang tamu." Ryu membaringkan tubuh lelahnya di atas ranjang tanpa memperdulikan Ivy yang terlihat bingung. "Tapi jangan pernah berpikir untuk tidur di ruang tamu, kalau tidak ingin kedua orang tua kita kecewa."
"Ck.., apa kaitannya tidur di ruang tamu dengan kekecewaan kedua orang tua kita?" Ivy mendengus kesal atas larangan yang diucapkan pria yang berstatus sebagai suaminya beberapa jam lalu.
Alasan yang menurutnya terlalu mengada-ada dan tidak nyambung. Ia sampai berpikir jika Ryu sengaja berkata hal tersebut hanya agar dirinya mau tidur di satu kamar yang sama dengan pria tersebut.