NovelToon NovelToon
Di Culik Tuan Mafia

Di Culik Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Cinta Terlarang
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yilaikeshi

Sofia Putri tumbuh dalam rumah yang bukan miliknya—diasuh oleh paman setelah ayahnya meninggal, namun diperlakukan tak lebih dari seorang pembantu oleh bibi dan sepupunya, Claudia. Hidupnya seperti neraka, penuh dengan penghinaan, kerja paksa, dan amarah yang dilampiaskan kepadanya.

Namun suatu pagi, ketenangan yang semu itu runtuh. Sekelompok pria berwajah garang mendobrak rumah, merusak isi ruang tamu, dan menjerat keluarganya dengan teror. Dari mulut mereka, Sofia mendengar kenyataan pahit: pamannya terjerat pinjaman gelap yang tidak pernah ia tahu.

Sejak hari itu, hidup Sofia berubah. Ia tak hanya harus menghadapi siksaan batin dari keluarga yang membencinya, tapi juga ancaman rentenir yang menuntut pelunasan. Di tengah pusaran konflik, keberanian dan kecerdasannya diuji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yilaikeshi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Sofia Putri menoleh ke kiri dan kanan, memastikan tidak ada yang membuntutinya sebelum masuk ke klinik hewan. Mungkin orang akan heran kenapa ia terlihat begitu waspada? Yah, karena ini bukanlah klinik hewan biasa.

Meski papan bertuliskan “Tutup” tergantung di pintu, Sofia bisa masuk dengan mudah. Ruangan tampak kosong, meski lampu masih menyala. Ia tahu betul bosnya, Ruth, pasti ada di dalam. Kalau tidak, Ruth tidak mungkin memanggilnya ke sini.

Menyusuri lorong-lorong terang yang sunyi, Sofia akhirnya tiba di sebuah pintu dengan pemindai biometrik. Ia menempelkan jarinya, terdengar bunyi bip, dan pintu terbuka seolah mempersilakannya masuk.

Begitu melangkah ke ruang operasi, kerutan langsung tampak di wajah Sofia. Ia mendesah kesal, menjatuhkan diri ke kursi di dekat meja.

“Kukira aku sudah bilang kalau aku selesai dengan semua ini…” gumamnya dengan nada jengkel. Namun kalimatnya terputus begitu pandangannya jatuh pada sosok pria terbaring di meja operasi.

“Ya Tuhan…” ucapnya tercekat.

Pria itu sekarat. Ada luka tembak di perut dan bahunya, darah masih mengucur deras. Meski berusaha tegar, raut wajahnya jelas menahan sakit luar biasa.

“Sial!” serapah Sofia, lalu buru-buru menekan lukanya untuk menghentikan pendarahan.

 

“Apa-apaan, Ruth? Kok bisa dia ditinggalkan begitu saja? Apa kau mau dia mati kehabisan darah di sini? Dasar perempuan gila!” Sofia menggeram panik, tak tahu harus melakukan apa.

Sofia memang bukan mahasiswa kedokteran. Tapi ia terbiasa menggunakan kedua tangannya dengan baik, ambidextrous, dan sejak lama gemar membaca buku-buku medis. Beruntung ia bisa bekerja di klinik hewan ini. Ruth, yang terpikat oleh kecerdasannya, melatihnya banyak hal. Sayangnya, Sofia baru sadar belakangan: Ruth tidak melatihnya untuk merawat hewan, melainkan manusia—pekerjaan ilegal yang berbahaya.

Ya, klinik ini hanyalah kedok. Ruth sebenarnya membuka praktik gelap untuk merawat penjahat yang tak bisa berobat ke rumah sakit resmi karena terhalang hukum. Luka tembak, tusukan, apapun yang berurusan dengan polisi—semua ditangani di sini.

Bagaimana Sofia bisa terjebak dalam semua ini? Semuanya berawal dari malam sial itu. Saat ia kembali untuk mengambil barang yang tertinggal, ia menemukan Ruth dengan tangan berlumuran darah. Sofia ingin percaya kalau itu hanya operasi hewan, tapi tidak ada jadwal operasi malam itu, dan jelas tak ada pemilik hewan menunggu.

Pertanyaan mengerikan muncul di benaknya: apakah Ruth baru saja membunuh seseorang?

Tubuh Sofia merinding, ia refleks mundur. Gerakannya langsung diperhatikan Ruth.

“Kalau kau ingin tahu jawabannya, ikuti aku,” ujar Ruth datar, lalu membuka pintu menuju ruang yang selalu terkunci rapat.

Awalnya Sofia takut kalau ia justru dibawa ke tempat eksekusi. Namun ternyata, di balik pintu itu, ia diperkenalkan pada “pasien-pasien” Ruth. Sejak malam itulah, Sofia mau tak mau jadi asisten sang dokter kriminal.

Ia sempat bertahan karena gaji besar dan keterampilan yang ia pelajari. Tapi risiko terlalu tinggi. Sofia tak ingin suatu hari berakhir di penjara. Ia bisa membayangkan wajah keluarganya yang remuk jika ia ditangkap.

 

“Yah, wanita tua gila itu mendengarmu dengan jelas,” suara tenang itu tiba-tiba terdengar dari belakang.

Sofia menoleh. Ruth baru saja keluar dari gudang yang tersambung ke ruang operasi. Ia tidak membawa apapun, tanda buruk.

Meski dipanggil “wanita tua gila”, Ruth sama sekali tidak tampak tua. Di usia empat puluh, ia masih terlihat bugar dengan rambut ikal hitam dikuncir kuda, jas lab putih menempel rapi, dan senyum tenang yang bisa menipu siapa pun yang tidak tahu jati dirinya.

Sofia melangkah mendekat, nadanya tegas.

“Sudah kubilang aku selesai. Aku tidak mau lagi terlibat. Aku keluar!”

Ruth tersenyum seakan Sofia hanya bocah keras kepala.

“Aku dengar dengan jelas, Sofia. Tapi sayangnya, sejak kau berhenti, aku kesulitan mencari pengganti. Kau tahu sendiri, tak ada yang bisa bekerja sepertimu.”

“Itu bukan urusanku!” Sofia mendesis, giginya terkatup rapat. “Sebelum aku datang pun kau sudah biasa melakukannya sendiri. Jadi lakukan saja malam ini!”

“Sayangnya, bukan malam ini.”

Sofia menatapnya curiga. “Apa maksudmu?”

Ruth mendekat, suaranya dingin.

“Aku butuh bantuanmu malam ini. Klienku harus menjalani operasi tanpa propofol. Dan kau tahu, aku tak bisa menanganinya seorang diri.”

Sofia terdiam, wajahnya menegang. Siapa pun pasien itu, yang jelas malam ini akan menjadi malam penuh siksaan.

1
Alfiano Akmal
Terima kasih sudah Mampir jangan lupa tinggalkan jejak kalian .....
Shinichi Kudo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
cómics fans 🙂🍕
Gak sabar nunggu lanjutannya thor!
Nami/Namiko
Terima kasih author! 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!