NovelToon NovelToon
Bound To The CEO

Bound To The CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Playboy / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Priska

⚠️Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)

“Dia hanya bosku… sampai aku terbangun di pelukannya."

Aku mencintainya apapun yang mereka katakan, seburuk apapun masa lalunya. Bahkan saat dia mengatakan tidak menginginkan ku lagi, aku masih percaya bahwa dia mencintaiku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lyla Celeste

Kantor Amstel Core Group – Keesokan Harinya

Hari itu udara kantor terasa lebih tegang dari biasanya. Anna datang seperti biasa, menyiapkan agenda pagi Jonathan. Ia baru saja selesai meletakkan dokumen di meja ketika pintu ruangan terbuka.

Sosok Lyla Celeste masuk dengan anggun, gaun krem ketat melekat di tubuhnya. Sepasang heels tinggi berkilau setiap kali ia melangkah. Senyumnya manis, namun tajam—seperti sinar lampu sorot yang menusuk mata.

"Dia memang cantik sekali." Anna memuji wanita itu dalam hati.

“Tuan Jonathan,” sapa Lyla manja, melangkah tanpa izin. “Kau tidak mengabari akan sibuk. Untung aku sempat singgah.”

Jonathan menoleh singkat, lalu bangkit menyambutnya. “Aku memang sedang padat. Tapi silakan duduk sebentar jika ada yang ingin kau bahas.”

"Sebenarnya. Aku hanya ingin bertemu, kau lihat surat kabar kemarin? Semua media membahas kita." Terang Lyla, seperti sedang berbanga.

Sementara Anna menunduk sopan, menyembunyikan gelombang perasaan yang aneh di dadanya. Ia kembali ke meja kecil di sisi ruangan, merapikan beberapa berkas. Namun, dalam ketergesaan itu, tangannya tak sengaja menyenggol gelas air mineral. Cairan bening tumpah, mengalir cepat ke lantai, membasahi ujung sepatu Lyla.

“Oh my God…” Lyla berseru dengan nada kesal. Ia menatap Anna dari atas kepala hingga ujung kaki, lalu mendengus. “Sepatuku. Sayang sekali kalau sampai bernoda.” Singgungnya

Anna langsung membungkuk, hendak mengambil tisu untuk membersihkan lantai. “Saya minta maaf, Nona Lyla. Saya benar-benar tidak sengaja.”

Namun Lyla justru mengangkat alis, menyilangkan kaki dengan santai. “Kalau begitu, bersihkan sepatuku sekalian. Kau yang menumpahkannya, kan?” Nada suaranya manis, tapi penuh tekanan.

Anna tahu Lyla sengaja ingin merendahkannya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Anna terdiam sepersekian detik. Ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Tangannya bergetar tipis saat mengambil tisu. Dengan sopan ia berjongkok, menyeka pelan ujung sepatu Lyla yang basah.

“Lebih hati-hati lain kali,” ujar Lyla, senyumnya tipis picik.

Jonathan tidak berkata apa-apa. Ia hanya berdiri di dekat meja kerjanya, wajahnya nyaris tanpa ekspresi.

Namun Anna tahu Jonathan melihat perlakukan Lyla padanya, tetapi ia tidak peduli, atau sengaja membiarkan semuanya.

Lyla tampak semakin bersemangat. Setelah sepatu selesai dibersihkan, ia menyibakkan gaunnya dengan dramatis.

“Eh kau, aku rasa ada sedikit cipratan di kainku juga. Bisa kau pastikan tidak ada noda, Anna?”

Anna menelan ludah, matanya menatap gaun mahal itu dengan kaku. Tangannya hampir terangkat, tapi sebelum ia sempat melakukan apa pun, suara Jonathan terdengar.

“Lyla.” Suaranya datar, tapi tegas. “Cukup.”

Lyla menoleh cepat. “Jonathan?”

Jonathan menatapnya lurus.

“Dia asistenku, bukan pelayan pribadi siapa pun. Kalau sepatumu rusak, kau bisa kirim ke butik tempat kau membelinya. Atau kau ingin aku memeberikan 10 yang seperti itu. Jangan menguji kesabaranku Nona Lyla.”

Keheningan menyelimuti ruangan. Wajah Lyla menegang, lalu ia tersenyum kaku.

“Jonathan maksudku bukan seperti itu, tapi kau lihat sepatuku basah."

"Biarku ulangi sekali lagi. Kau sedang berada di kantor ku sekarang ! Tidak ada perintah lain selain dariku. Kau paham." Ucap Jonathan, penuh tekanan.

"Baiklah." Jawab Lyla kali ini ia tahu bahwa Jonathan tidak berada di pihaknya.

Jonathan mengangguk singkat. “Terima kasih sudah mampir. Aku ada jadwal setelah ini. Kau boleh pergi sekarang.”

"Lain kali datanglah dengan pemberitahuan." Ucap Jonathan, ia jelas tidak menyiratkan bahwa kedatangan Lyla adalah gangguan untuknya.

"Baik. Sepertinya aku memang harus pergi kan." Ucap Lyla lagi.

Jonathan hanya diam dan fokus pada laptopnya.

Lyla menatap Anna sekali lagi, kali ini dengan sorot mata tajam yang menyiratkan sesuatu. Lalu ia melangkah keluar, meninggalkan ruangan Jonathan.

Begitu pintu tertutup, Anna masih berjongkok dengan tisu di tangannya. Ia berusaha menenangkan diri, tapi suaranya bergetar ketika berkata, “Maafkan saya, Mr. Jonathan. Saya tidak seharusnya ceroboh.”

Jonathan menatapnya lama, rahangnya mengeras. “Kau tidak salah. Berdiri jangan kotori tangan mu”

Anna mendongak perlahan, dan untuk sepersekian detik, mata mereka bertemu. Ada sesuatu yang tak terucapkan di sana—pembelaan yang tidak ingin ia akui terang-terangan.

Jonathan segera mengalihkan pandangan, kembali menatap laptopnya. Seakan tidak mau mengakui bahwa ia telah membela Anna barusan.

“Kembali bekerja. Kita masih ada rapat sore nanti.”

Anna mengangguk cepat, lalu berdiri, berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya. Tapi jauh di dalam hatinya, ia tahu—Jonathan diam-diam telah membelanya.

Namun ada satu hal yang masih tak Anna pahami. Untuk apa semua itu?!

...****************...

1
HAI ❤️
Hai para readers jangan lupa like dan bintang ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!