NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Broken Pawns

Malam itu, mereka meninggalkan restoran dengan langkah santai. Blitz kamera dari beberapa jurnalis yang kebetulan melihat sudah tak dihiraukan lagi. Harvey menempatkan tangannya di punggung Xanara, sedikit menuntun sambil membisik.

“Kita bikin dia gila malam ini.”

"Aku rasa dia sudah setengah gula saat tadi melihatky duduk di meja kamu" ucap Xanara tersenyum, setengah geli setengah puas.

Mobil Harvwy melaju ke rumah Xanara. Begitu pintu tertutup, suasana berubah, tak ada lagi formalitas makan malam atau tatapan publik. Harvey langsung menarik anara ke dalam pelukannya, mencium keningnya lama, seakan membuang sisa-sisa intrik Winny dari pikirannya.

“Aku nggak pernah ragu sama kamu,” ucap Harvey sambil menatap matanya dalam.

“Biarpun dia mencoba seribu cara, aku cuma mau kamu.” Lanjutnya

“Bagus. Karena aku juga nggak akan pernah membiarkan orang lain mengklaim apa yang jadi milikku.” Ucap Xanara dengan penuh rasa percaya diri

Mereka duduk di sofa, membicarakan detail kejadian tadi. Harvey menceritakan bagaimana Winny bahkan mengirim pesan sebelumnya, mencoba memancing. Xanara mendengarkan sambil menyeruput wine.

“Dia pikir aku akan terintimidasi. Salah besar.” Ucap Xanara datar

Pembicaraan itu berakhir dengan tawa tipis, lalu bergeser menjadi keheningan yang hangat. Harvey menggenggam tangan Xanara, ibu jarinya mengusap punggung tangannya perlahan. Sentuhan kecil itu terasa intim, menegaskan bahwa di balik semua drama, ada koneksi yang tak bisa diusik siapapun.

Di kota itu malam terasa sunyi. Tapi di dalam ruangan itu, atmosfernya padat oleh rasa memiliki, ketegangan, dan sedikit rasa penasaran akan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya bukan hanya untuk hubungan ini, tapi juga untuk menghadapi permainan yang mungkin Winny akan coba lagi.

Belum sempat malam itu benar-benar reda, ponsel Xanara bergetar. Nama Rey terpampang di layar. Harveymelirik sekilas, alisnya sedikit terangkat.

“Kenapa dia nelpon jam segini?” tanya Harvey, suaranya setengah waspada.

Xanara mengangkat telepon, memasang mode loudspeaker agar Harvey bisa mendengar.

“Xanara, aku baru keluar dari sebuah event,” - Rey.

Suara Rey terdengar santai, tapi Aluna bisa menangkap nada menggoda yang sengaja disisipkan.

“Besok aku mau ngajak kamu ke galeri baru. Aku pikir kamu bakal suka, apalagi aku tahu warna favorit kamu.” - Rey

Harvey menyandarkan punggungnya ke sofa, tapi rahangnya mengeras.

“Kamu lagi ngapain? Godain Xanara?” - Harvey

Harvey melontarkan pertanyaan begitu saja, kali ini tanpa basa-basi, nadanya jelas ditujukan untuk Rey.

Rey tertawa pelan di seberang.

“Santai, Harvey. Aku cuma mau menguji apakah Xanara ini benar-benar tahan godaan. Lagian, gak seru kalau kamu dapat dia tanpa sedikit perjuangan.” - Rey

Xanara yang sedari tadi diam, akhirnya memotong, suaranya dingin tapi tegas.

“Rey, aku gak butuh dites. Hubungan ini bukan permainan. Dan kalau kamu masih mau berteman dengan Harvey, berhenti coba-coba seperti ini.” - Xanara

Keheningan singkat menyusul, lalu Rey hanya menjawab dengan nada yang sulit ditebak.

“Oke… kita lihat saja.” - Rey

Tut! Telepon terputus.

Harvey menatap Xanara campuran bangga dan protektif di matanya.

“Kamu tahu nggak, barusan kamu bikin aku makin yakin sama kamu?”

Xanara tersenyum tipis, memutar gelas wine di tangannya.

“Aku cuma gak mau buang waktu untuk drama murahan. Aku punya hal yang lebih penting untuk dikerjakan termasuk memastikan kamu tetap di sisiku.”

Harveymenggeser duduknya, jarak mereka kini hanya sehelai napas. Tangan besarnya bertumpu di pinggang Xanara, menariknya sedikit lebih dekat.

“Kalau gitu, kita buktikan malam ini.” Ucap Harvey

Ketegangan yang sempat dibawa oleh telepon Rey lenyap, tergantikan oleh keintiman yang semakin pekat dan, mungkin, satu lagi alasan bagi Winny untuk kehilangan akal sehatnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!