NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Akan Ada Lembaran Baru

Karissa memandangi pria yang ada dihadapannya itu dengan perasaan yang teramat kesal, lantaran ia dengan mudahnya memilih untuk pergi dan kembali lagi kehadapannya tanpa rasa bersalah.

Tempat ini juga lah merupakan restoran pertama yang di datangi Karissa dan Daffin. Sekarang, setelah menghilang selama berminggu-minggu dengan beraninya Daffin menghubungi Karissa dan mengajaknya dinner.

"You such a jerk! Where have you been?"

Daffin yang medengar makian Karissa hanya menyunggingkan seulas senyuman. Alih-alih menjawab, ia malah sibuk memotong steak tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Karissa yang melihat itu menatap Daffin dengan tidak percaya. Orang yang ada dihadapannya ini berbeda dengan orang yang ia kenal sebelumnya.

"Kau benar-benar tidak akan bicara padaku? Jika memang ini maumu, aku lebih baik pergi saja dari sini."

Lagi-lagi Daffin tidak menjawab pertanyaannya Karissa dan hanya melirik arlojinya. Karissa penasaran, dari awal dirinya datang ke tempat ini Daffin selalu melirik arlojinya.

"Mata cantikmu sedikit sembab. Terlalu banyak menangis ya? Bagaimana ini, jika hanya dengan ini saja kau sudah sampai seperti ini. Lalu bagaimana dengan yang akan setelah ini?"

Karissa sama sekali tidak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Daffin. Karissa hanya meneliti penampilan Daffin yang sedikit atau mungkin banyak berubah. Pakian kasual yang sering dipakainya dulu kini sudah berubah menjadi setelan suit lengkap bewarna monokrom hitam.

"Sudah selesai kah makanmu sayang? Sebaik-baiknya kalau kau pulang saja. Sayang sekali, aku tidak bisa mengantarkanmu pulang sebagaimana aku tidak bisa menjemputmu sebelumnya."

Karissa lalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah hanya ini yang dirinya dapatkan dari Daffin setelah dirinya menghilangnya selama berminggu-minggu? Tidak adil rasanya jika pertemuan malam ini harus berakhir sampai di sini.

Daffin pun terus menerus melirik arlojinya setiap saat. Karissa yang penasaran itu langsung ikut melirik jam di hpnya. Pukul 23:00? Apa yang istimewa dari waktu itu?

"Kenapa kau tidak bisa mengantarku pulang? Setidaknya, jika kau tidak bisa menjemputku maka seharusnya kau bisa mengantarkanku!"

Daffin hanya menatap mata Karissa lekat-lekat sebelum ia bangkit dari duduknya. Setelah berdiri, ia langsung menarik lembut tangan Karissa untuk segera keluar dari restoran.

"Taxi ... aku akan memberhentikan taxi untukmu."

Tanpa membutuhkan waktu yang lama, Daffin berhasil memdapatkan taxi yang kosong. Sebelum membiarkan Karissa untuk masuk ke dalam mobil, Daffin menarik Karissa untuk masuk ke dalam pelukannya. Karissa merasa pelukannya Daffin terlalu erat, seakan akan ini akan menjadi yang terakhir kalinya.

Karissa pun lalu masuk ke dalam mobil setelah Daffin membukanya mempersilahkan Karissa untuk masuk. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Tidak ada yang berniat untuk mengucapkan "Sampai jumpa lagi" atau apapun itu. Keheningan diantara keduanya nyatanya terasa lebih berisik.

Sampai mobil pun mulai melaju meninggalkan Daffin yang mematung di tempat. Daffin tidak bergerak satu langkah pun sebelum taxi itu sudah benar-benar menghilang dari pandangannya.

Di dalam taxi yang sedang melaju, Karissa mendapat sebuah pesan. Pengirim pesan itu adalah orang yang sama dengan orang yang tadi baru saja ditemuinya. Orang yang baru saja ditinggalkannya.

Pesan itu berisi, "kumohon sampaikanlah permintaan maafku pada Findra. Katakan padanya 'Gantilah handphone milikmu! Aku telah meretasnya', ... dan orang itu juga memiliki akses ke sana. And one more think ... I loved you."

Pada waktu yang bersamaan, di Ukraina. Seriya tampak sedikit gelisah. Ia melamun sambil menggigit kuku-kukunya hingga patah.

"Ini sudah beberapa minggu dari waktu yang kutetapkan untuk pulang. Aku masih saja tertahan di sini."

Hal yang paling diresahkan oleh Seriya bukan hanya sekedar itu saja. Alasan dari kekhawatirannya adalah karena Sanjaya yang bulak-balik pergi pulang lalu kembali lagi ke Ukraina.

Seriya tidak tahu apa yang menjadi alasan dibalik Sanjaya melakukan itu. Kemarin lusa pun Sanjaya pergi lagi tanpa dirinya dan hingga kini belum kunjung kembali juga.

Di tengah kekhawatirannya itu tiba-tiba, sebuah tangan lembut menyentuh pipinya Seriya yang dingin, "Kenapa melamun sendirian di sini?"

"Kau bisa menggunakan bahasaku ternyata. Kenapa meninggalkan ayahku? Bukankah ia tidak pernah mau ditinggalkan olehmu?"

Perempuan muda yang merupakan ibu tirinya itu hanya terkekeh mendengar perkataan itu keluar dari mulut Seriya. Anastasia Galyna lalu duduk di sebuah ayunan gantung yang ada di balkon tempat mereka saat ini.

"Terlihat seperti itukah di matamu? Tapi ... apakah kau juga tidak menyukaiku sebagaimana di tidak menyukaiku?" keluhnya Anastasia.

Seriya memperhatikan gerak-gerik Anastasia yang terlihat kehilangan semangatnya. Ia hanya duduk di ayunan tanpa menggerakkannya sama sekali.

Setelah diteliti, banyak luka sembab di area sekitar kakinya yang tampak membiru. Tutur katanya yang lemah lembut memang sesuai dengan parasnya yang tenang, persis seperti ibunya Seriya.

"Kapan kira-kira kau akan kembali pulang? Bisakah kau membawaku juga ke sana?" tanya Anastasia.

"Apa?"

"Tidak, hanya bercanda. Anggap saja kalau aku tidak pernah mengatakan itu kepadamu."

"Kau menikah karna cinta kan? Ayahku yang mengatakannya bahwa kalian saling menyayangi."

"Lalu kau mempercayai itu? Apakah memang terlihat seperti itu?"

Sebelum Seriya sempat akan menjawab, terdengar suara langkah kaki yang menuju ke tempat mereka berada. Setelah Seriya melihat siapa yang baru saja datang ia alihkan pandangannya pada Anastasia. Dia terlihat gemetar, kira-kira apa yang ditakutkannya?

"Kembalilah ke kamarmu Seriya, semakin malam udara akan semakin dingin. Jangan sampai kau jatuh sakit karena berlama-lama berdiam diri di sini," ujar Anastasia.

Setelah mengatakan itu, ia bangkit lalu beranjak pergi mendahului Erwin yang bersandar ke samping tembok dekat pintu. Erwin hanya melempar senyum ke arah Seriya sebelum pergi mengikuti langkah sang istri mudanya itu.

"Like father like a son!"

Sementara itu, di tempatnya Erwin dan Anastasia dikelilingi oleh keheningan. Selama beberapa menit, Anastasia tidak memiliki keberanian untuk bersuara lebih dulu, ia hanya menunggu Erwin untuk menjadi orang pertama yang bersuara.

"Pergilah, buatkan aku kopi. Aku tidak ingin tidur malam ini."

"Akan kubuatkan. Mau ikut atau menunggu di sini?"

Erwin yang mendengar itu sontak tersenyum, ia senang dengan tawaran pertama dari Anastasia. Mereka pun langsung saja beranjak pergi ke dapur dengan saling bergandengan tangan.

Di saat sedang menyeduh kopi pun, Erwin tidak ingin melepaskan tangannya yang melingkar dari pinggang rampingnya sang istri.

"Sayang, kau harus tahu ini. Teman karibku Adrian, ia telah menyerahkan salah satu proyek besarnya padaku. Aku akan menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya agar Adrian semakin mempercayaiku."

"Senang mendengarnya, kau memang benar-benar bisa diandalkan."

Erwin tersenyum mendapat pujian seperti itu dari istrinya. Pelukanya semakin ia eratkan sampai-sampai ia menelusupkan wajahnya ke ceruk lehernya Anastasia.

"Kau mengganti parfummu? Aromanya lebih wangi dari yang sebelumnya. Lihatlah juga rambutmu ... kapan rambut indahmu ini sudah sampai sepanjang ini?"

"Kau suka dengan semua yang ada padaku? Aku akan selalu menyesuaikan gayaku sesuai dengan keinginanmu."

"Apapun itu?"

"Memangnya kapan aku pernah tidak mematuhi keinginan apalagi perintahmu?"

"Kau memang paling mengerti dengan diriku. Harus kukatakan, kau selalu terlihat cantik seperti biasanya Grania ...."

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!