NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amanat Kematian

Sesampainya di rumah, Xander langsung menyalakan laptopnya. Suara kipas mesin terdengar samar di ruangan sunyi itu. Dengan hati-hati, ia menyambungkan flashdisk hitam milik Bela ke port USB. Jari-jarinya mengetik cepat, matanya fokus menatap layar.

"Ayo... Semoga ada sesuatu di sini," gumamnya lirih, seakan berbicara pada dirinya sendiri.

Satu per satu folder terbuka. Dokumen kosong, catatan harian biasa, foto-foto pribadi Bela bersama teman-temannya. Semua tampak normal. Terlaru normal. Xander menyipitkan mata. Tidak mungkin hanya ini... Bela pasti menyimpan sesuatu.

Ia menghela napas, lalu menegakkan punggung. "Mari kita coba lagi," bisiknya, mencoba menyemangati diri sendiri. Kedua tangannya kembali menari di atas keyboard, lebih teliti. kali ini.

Dan di sanalah ia melihatnya–sebuah file dengan nama aneh, tidak seperti file lain milik Bela. Formatnya vidio, namun ikon thumbnail-nya gelap, nyaris tidak menampilkan apa-apa. Hanya berdegup lebih cepat.

Tanpa ragu, Xander mengklik dua kali file itu. Layar laptop meredup sejenak, lalu vidio mulai di putar. Cahaya biru dari layar memantul di wajahnya yang tegang, sorot matanya tajam, waspada.

Layar laptop menampilkan wajah Bela. Rambutnya sedikit berantakan, matanya sembab seperti habis nangis. Suaranya terdengar bergetar, namun ada tekad kuat di balik setiap kata.

"Hai... siapapun kamu. Terima kasih sudah menemukan flashdisk ini. Kalau kamu sedang menonton... berarti aku mungkin sudah nggak ada lagi di dunia ini." Ia menarik napas panjang, menahan air mata. "Aku nggak tahu harus percaya pada siapa, jadi... aku rekam semua ini. Aku hanya berharap seseorang berani melanjutkan apa yang akan mulai."

Bela berhenti sejenak, matanya menatap lurus ke kamera, seakan menembus layar.

"Langsung saja... Kalau aku mati di rumah sakit itu, itu bukan kecelakaan. Itu kesengajaan. Karena aku tahu rahasia besar Dream Hospital." suaranya mulai pecah, kedua tangannya gemetar saat ia mengusap pipinya yang basah.

"Tempat itu... bukan rumah sakit. Itu cuman kedok." Nafasnya berat, tersendat. "Sebenarnya, Dream Hospital adalah markas perdagangan narkoba. Obat-obatan berbahaya keluar masuk dengan bebas... dibungkus rapi seolah itu obat medis. Semua terjadi di balik dinding-dinding putih itu."

Xander yang menonton menegang, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal, di atas meja, namun ia tetap fokus, tak ingin melewatkan satu kata pun.

"Aku tahu karena aku pernah mendengar percakapan dokter Andre dengan seseorang... dan sialnya, dia sadar aku menguping. Sejak itu aku hidup dalam ketakutan. Aku terus diancam, bahkan diikuti... mereka tidak akan pernah membiarkan aku keluar dengan selamat."

Bela menelan ludah, matanya semakin panik.

"Yang lebih gila lagi... sebagian besar yang ku lihat di Dream Hospital, bukan pasien sungguhan Mereka adalah pembeli. Para pecandu. Dan dari sekian banyak orang di sana... hanya sedikit yang benar-benar pasien asli. Bahkan para Dokter dan perawat yang terlihat sibuk...90% dari mereka hanya penjual berkedok tenaga medis. Semua dikendalikan oleh Andre. Dialah otak di balik semua itu."

Air mata bela jatuh, ia mendekat ke kamera. "Tolong... siapapun kamu. Hancurkan mereka. Tapi jangan dulu libatkan polisi. Andre punya koneksi ke pejabat tinggi, orang-orang brengsek yang melindungi bisnis kotor itu. Kalau polisi tahu, aku takut justru orang-orang tak bersalah akan dikorbankan lebih dulu."

Tangannya bergetar saat meraih sesuatu di meja, terdengar suara kertas berdesir. Ia mengangkat selembar map ke depan kamera. "Semua bukti... aku sembunyikan di tempat yang hanya kau tahu. Kalau kamu cukup pintar, kamu akan menemukannya. Ada catatan, ada rekaman... semua yang bisa menjatuhkan Andre. Tapi aku mohon..." suaranya makin melemah, "Selamatkan dulu pasien-pasien yang benar-benar butuh pertolongan. Mereka tidak bersalah."

Bela menunduk, bahunya terguncang menahan tangis. Sesaat kemudian ia kembali menatap kamera.

"Nanti kalau aku sudah tiada, jangan biarkan kematianku sia-sia. Jangan biarkan Andre dan semua iblis di rumah sakit itu terus berkeliaran. Mereka harus berhenti. Mereka harus dibayar dengan harga setimpal."

Cahaya di wajahnya meredup, suara napasnya terdengar semakin berat.

"Aku titipkan semua ini padamu... siapapun kamu. Tolong... selesaikan apa yang tidak bisa aku selesaikan."

Klik! Layar mendadak hitam. Vidio berakhir.

Xander menatap layar kosong itu cukup lama. Ruangan sunyi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar. Urat di pelipisnya menegang, matanya menyala penuh amarah.

"Andre..." batinnya dingin. 'Kali ini... kau berurusan dengan orang yang salah.'

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!