NovelToon NovelToon
Dendam Untuk Aurora

Dendam Untuk Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora Mecca

Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TETESAN DARAH

Sesampainya di tempat tahanan, teman satu sel Aurora nampak antusias menyambut kedatangan Aurora bersama bayinya dengan hangat.

Apalagi suara tangis Alverio mengisi kekosongan bilik jeruji besi yang awalnya sepi dan hening.

Ada yang ingin menggendong dan ada pula yang melihat lihat barang bawaan Aurora termasuk barang yang di kasih William.

"ini dari suami kamu Ra," Tanya Hany salah satu teman satu sel Aurora dengan alis yang terangkat.

"emmmmm iya," jawab Aurora sambil menggaruk garuk kepala mencoba untuk berbohong.

Aurora memang tidak pernah bercerita tentang status perkawinannya saat ini.

Mungkin bagi orang lain, Aurora adalah wanita yang nakal, dimana saat ini dia hamil di luar nikah.

Memikirkan hal itu membuat detak jantung Aurora berdebar debar. Dia merasa bersalah atas nenek Hamida karena telah meninggalkannya seorang diri.

Dia merasakan sesuatu yang tidak bisa di ungkapkan, tiba tiba saja dia merindukan Hamida.

Tenggorokan Aurora seakan tercekat tangannya gemeteran membayangkan keadaan Hamida.

'Gimana kabarmu nek,,,, Aurora sudah punya anak,,,apa nenek baik baik saja,' Ucapnya dalam hati sambil melihat teman teman satu selnya berebut untuk menimang Alvero.

Sementara di Rumah Sakit Hamdan memegang kepala dengan matanya yang tak pernah lepas memandang tempat Rani di rawat.

Dia ingin masuk keruangan tersebut, namun para perawat mencegahnya, sedangkan William, wajahnya menunduk seakan tak mampu melihat wajah Hamdan.

Dia begitu menyesal dan takut jika terjadi sesuatu hal yang buruk dengan Rani. William sangat menyayangi Rani walau terkadang mulut rani terdengar pedas.

Terlihat Dokter dan perawat satu persatu mulai keluar dari ruangannya, nampak Hamdan dan William langsung berdiri dengan nafas yang terengah engah.

"Gimana istri saya Dok," Desak Hamdan dengan tangan yang dingin dan gemetar khawatir.

"Gimana dengan Ibu saya Dok," Tanya William bersamaan dengan pertanyaan Hamdan.

Mendengar hal tersebut Dokter dan perawat saling pandang kemudian Dokter tersenyum tipis.

"Alhamdulillah Bapak,,, Ibu sudah melewati masa kritisnya sekarang Ibu Rani masih belum sadar, namun boleh untuk di jenguk,,, saya berpesan agar bapak bapak bisa menjaga kestabilan emosi beliau, usahakan jangan memancing atau membahas hal yang berkaitan dengan sumber emosi tersebut," Pinta Dokter Lara

William dan Hamdan mengangguk secara bersamaan

"iya Dok terima kasih sudah menyelamatkan nyawa istri saya," Tutur Hamdan dengan perasaan lega.

"Sudah kewajiban saya Pak," Jawab Dokter lara dengan tersenyum kemudian meminta izin untuk pergi karena ada pasien lainya yang harus dirawat.

William langsung menghampiri keberadaan Rani, kemudian di susul oleh Hamdan dibelakangnya.

Wajah Rani tampak memucat dengan bibir yang tertutup rapat.

William menangis tersedu sedu dengan mengecup punggung tangan Rani, sementara Hamdan menepuk nepuk pundak William mencoba untuk menghibur William yang sangat terpukul.

"Maafkan William bu, Will egois,,, apa pun itu aku janji, akan turuti apa kata ibu nanti," tutur William sambil terus mengusap tangan Rani.

"Akhirnya kamu sadar Will," ucap Hamdan dengan tersenyum dan matanya berkaca kaca.

Setelah sekian lama Devandra tidak membuka album foto Aurora, akhirnya dia mulai menggeser foto Aurora.

Dia melihat foto Aurora yang sedang memegang perut buncitnya.

'Gimana perasaanmu meninggalkan dia yang sedang terkapar dan kesakitan?, apa sedikit aja waktu itu kamu gak ada niat untuk bantu dia?, mungkin bisa saja jika kamu tolong dia , saat ini aku masih bersamanya' Ucap Devandra dalam hati.

Tangannya mulai mengepal rahangnya pun ikut mengeras.

Devandra tampak menekan sebuah nama dan melakukan panggilan telpon

"Masuk" perintah Devandra di seberang telpon dengan ujung kaki mengetuk ngetuk lantai.

tok tok tok

Pintu ruangan terlihat terbuka, dan John masuk kedalam ruangan Devandra.

"Ada yang bisa saya bantu pak Devan?" Tanya John dengan bibir yang sedikit terbuka.

"Gimana kabar dia?, kenapa akhir akhir ini kamu tidak melaporkan tentang semua hal tentang dia ?" Tanya Devandra dengan alis yang terangkat.

Mata John membelalak tak berkedip mendengar ucapan Devandra.

'Ya Allah pak Devan ini gimana, kemarin melarang ku untuk cari tau tentang Aurora, sekarang malah kaya gini', batin John

'Aku harus jawab apa ini,' imbuh John sambil menggaruk garuk kepala.

"Ehemmmmmmm" Devandra menyadarkan John sambil berdehem.

Mata John terbelalak kemudian tersenyum tipis

"Anaknya laki laki pak Devan!!" Ucap John pelan dan lirih.

"Apaaaaaa? Mata Devandra terbuka lebar

1
Yuki Nagato
Makin ketagihan.
Hebe
Ceritanya keren banget, semangat terus thorr!
Bea Rdz
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!