Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24.
Seorang pelayan tampak melangkah dengan sangat cepat menuju ke pintu depan untuk membukakan pintu.
Dan tidak lama kemudian Chynthia juga berjalan dengan cepat dari kamarnya.
Arumi yang baru menginjakkan kaki di lantai satu berpapasan dengan Chynthia..
“Mbak, mereka sudah datang lebih awal katanya ingin segera temu kangen dengan Mbak Arumi. Dan mereka sangat senang karena Mbak Arumi tinggal di sini sekarang.” Ucap Chynthia menoleh ke Arumi lalu cepat cepat melangkah menuju ke ruang tamu. Karena tadi Chynthia sudah terlanjur mengatakan kalau Arumi juga akan menemui mereka.
“Okey baiklah aku temui mereka dulu. Habis itu aku akan segera ke kantor Kak Ernestan.” Ucap Arumi yang tidak ingin membuat kolega dan fans nya kecewa.
Akhirnya Arumi menemui dulu tamu dari perwakilan diaspora Indonesia. Mereka adalah pelajar, mahasiswa dan tenaga kerja warga negara Indonesia yang ada di Singapura.
Arumi akan mengadakan konser amal di KBRI dalam rangka untuk mencari dana beasiswa para pelajar dan mahasiswa yang ada di Singapura.
Setelah selesai menemui tamu tamunya Arumi dan Chynthia langsung berangkat menuju ke kantor Ernestan, dengan diantar oleh Sopir dan pengawal pribadinya.
“Jangan mengabari Tuan Ernestan lebih dulu. Kalau kalian mengabari aku akan kabur lagi.” Ucap Arumi saat masuk ke dalam mobil.
“Baik Nyonya, kami tidak memberi tahu Tuan. Kalau Nyonya kabur lagi, kami akan dipecat.” Ucap Edward pengawal pribadi Arumi yang duduk di jok depan di samping Pak Sopir.
Di sepanjang perjalanan dari rumah menuju kantor. Arumi dan Chynthia berbincang bincang tentang rencana konsernya. Pengawal Pribadi dan Pak Sopir pun tidak curiga dengan kedatangan Arumi ke kantor Ernestan.
Akan tetapi sesaat Pengawal Pribadi menoleh ke belakang. Pandangan matanya tertuju pada paper bag yang dipangku oleh Arumi.
“Bukannya itu barang yang dipesan Tuan tadi malam.” Gumam Edward di dalam hati.
“Iya itu pesanan Tuan tadi malam. Apa karena tidak jadi ke hotel, Nyonya Muda akan memberi kejutan indah pada Tuan di kantor..” gumam Edward di dalam hati lagi sambil senyum senyum sendiri.
Dia tahu paper bag itu, karena dia disuruh menemani pelayan yang berangkat ke mall untuk membeli barang itu.
Beberapa menit kemudian mobil sudah memasuki halaman kantor perusahaan Ernestan. Di lokasi itu ada beberapa bangunan, mobil terus melaju ke salah satu gedung.
Tidak lama kemudian mobil berhenti di depan pintu depan gedung itu. Edward, Arumi dan Chynthia segera turun dari mobil itu. Dan mobil kembali berjalan menuju ke tempat parkir.
“Mari Nyonya, ruang Tuan di lantai tiga..” ucap Edward sambil menunjukkan lift. Edward pun lebih dulu melangkah sebagai penunjuk arah.
Mereka bertiga terus melangkah di koridor lantai satu itu. Banyak karyawan berlalu lalang terlihat sangat sibuk. Mereka menganggukkan kepala dan tersenyum ramah pada Arumi.
Akan tetapi tiba tiba kedua mata Arumi melihat sosok Ibu kepala pelayan dengan pakaian seragam karyawan kantor itu, keluar dari salah satu ruangan . Edward yang fokus pandangan matanya ke arah lift tidak melihatnya.
“Chyn.. lihat itu Ibu kepala pelayan, coba kamu ikuti dia. Kok dia memakai pakaian seragam.” Bisik lirih Arumi pada Chynthia yang melangkah di sampingnya.
Chynthia langsung mengikuti arah pandangan mata Arumi dan tanpa berkata kata Chynthia langsung melangkah dengan cepat untuk mengejar Ibu kepala pelayan.
“Mau ke mana Nona itu? Nanti hilang lagi.” Ucap Edward sangat khawatir sekaligus phobia harus mencari cari dua orang itu lagi.
“Mencari toilet sudah tidak tahan. Biar nanti dia tanya pada satpam letak ruang Tuan Ernestan.” Ucap Arumi pada Edward.
“Baik Nyonya biar nanti Nona diantar Pak Satpam .” ucap Edward tanpa curiga.
Mereka berdua segera masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai 3.
TING
Bunyi suara alarm yang menunjukkan mereka sudah sampai di lantai tiga..
“Mari Nyonya.” Ucap Edward saat pintu lift sudah terbuka.
Arumi pun terus melangkah keluar dari lift itu. Suasana lantai tiga agak berbeda dengan lantai satu. Suasana lebih sepi dari lantai satu. Koridor di lantai tiga terlihat lenggang tidak ada karyawan yang berlalu lalang.
“Ini ruang Tuan Ernestan.” Ucap Edward saat sudah berada di depan ruang CEO.
Edward mengetuk ngetuk pintu ruang itu. Akan tetapi berkali kali Edward mengetuk ngetuk, pintu itu tetap tertutup rapat.
“Jangan jangan Tuan dan Nona Sekretaris sedang keluar.” Gumam Edward di dalam hati.
Edward lalu menoleh ke arah Arumi, sambil berkata, “Nyonya lebih baik telepon Tuan, mungkin sedang ada acara meeting di luar atau...”
“Coba kamu tanya satpam di sini.” Ucap Arumi sambil menatap tombol pass word pintu ruang itu.
Di saat Edward membalikkan tubuh nya akan melangkah menuju ke pos satpam terdekat.. Tangan kanan Arumi terulur ke arah tombol pass word pintu.
“Bismillah.. “ gumam Arumi dan telunjuk jari lentiknya menekan nekan tombol pass word itu..
“Alhamdulillah..” gumam Arumi yang sukses membuka pintu ruang CEO itu.
Di saat pintu sudah terbuka, Arumi cepat cepat menyelinap masuk ke dalam ruang itu. Dan tidak lama kemudian pintu itu pun kembali tertutup.
Edward dan Pak Satpam yang melihat Arumi sudah masuk ke dalam ruang, lega hati nya karena mereka berdua mengira Arumi sudah dibukakan pintu dari dalam.
“Itu paling sudah dibukakan pintu oleh Tuan Ernestan. Mereka ada di dalam kok.” Ucap Pak Satpam lalu kembali ke pos nya. Edward yang merasa Arumi sudah aman di dalam ruang CEO pun ikut melangkah ke pos satpam.
Sedangkan Arumi yang sudah berada di dalam ruang kerja Ernestan, mengernyitkan keningnya saat melihat tidak ada orang di ruangan itu..
“Kosong apa mereka memang sedang meeting di luar.” Gumam Arumi saat melihat kursi CEO kosong tidak ada orang yang menduduki. Kursi sekretaris juga kosong, pun demikian dengan satu set sofa di ruang itu juga kosong melompong.
“Tidak apa kalau mereka sedang pergi, justru aku bisa melihat lihat ruang ini dengan leluasa..” gumam Arumi di dalam hati sambil melangkah pelan pelan di ruang itu.
Arumi melangkah menuju ke sofa menaruh paper bag di atas meja. Arumi menoleh ke salah satu arah, tampak ada koridor yang menuju ke mini pantry dan juga toilet.
Arumi pun melangkah menuju ke koridor itu. Maksud hati akan membuat teh agar sedikit rileks otaknya..
Saat melangkah di koridor dia melihat sebuah pintu sepertinya ada ruangan lagi di dalam ruang CEO itu..
Arumi tampak kaget saat telinganya mendengar sayup sayup suara suaminya.
“Dia berada di dalam ruang ini.” Gumam Arumi di dalam hati.
Arumi pun mendekati pintu itu, menempelkan telinganya di daun pintu..
“Maaf Vi.. tapi percayalah..” suara lirih Ernestan terdengar agak parau..
.....
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian