NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Tapi para team medis harus segera mengabarkan kondisi bayi Syifa dan Fahri tidaklah selamat karena kehabisan cairan.

"Keluarga dari ibu Syifa?" tanya dokter setelah keluar dari ruang perawatan.

"Iya saya suaminya, Dok. Gimana kondisi istri saya dan bayinya?" jawab Fahri.

"Dengan berat hati, maaf, Pak. Bayi dari ibu Syifa tidak lah tertolong, bayi itu sudah meninggal dunia." Sampaikan dokter dengan perasaan yang sedih pula.

"Apa, Dok? anakku meninggal?" Tanyanya seolah tak percaya.

"Iya, Pak. Kami sudah melakukan usaha yang terbaik tapi ternyata Tuhan berkehendak lain."

Mendengar itu hati Fahri bagaikan di sambar petir hancur berkeping-keping, buah hati yang ia nanti-nantikan kelahirannya selama ini ternyata harus kembali pada Tuhan sebelum bisa menghirup udara di dunia "Inna lillahi wa inna ilaihi Raaji'un." ucapnya sadar bahwa semua manusia kelak akan kembali pada-Nya.

Fahri menjatuhkan tubuhnya, ia merasa tenaganya seperti terkuras habis tak berdaya "Ya Allah, aku tahu ini kehendak-Mu tapi kenapa hatiku begitu sakit merasakan kehilangan, hiks hiks ..."

Zaki yang juga masih berada di rumah sakit itu, ia pun juga ikut merasakan kesedihan, ia teringat dengan Syifa beberapa jam yang lalu menahan kesakitan yang luar biasa hanya untuk melahirkan bayinya itu yang kini sudah lah tiada.

Sebagai bapak mertua, Harun pun juga ikut merasakan kesedihan yang mendalam, seorang cucu yang ia nanti-nantikan sejak dulu, kini ternyata harus pergi sebelum ia mendengar tangisannya.

Harun mendekati Fahri yang duduk lesu sambil terus meneteskan air mata "Fahri, Yang kuat ya, Nak! Yakinlah ini semua sudah Qodarullah.

"Hiks. hiks ..." jawabnya masih menangis sambil manggut-manggut.

Dalam suasana berduka itu Rita dan Fani malah bersikap biasa saja, seolah mereka berdua tidak merasa kehilangan atas perginya cucu dan keponakannya itu.

Rita seketika teringat dengan ucapannya tadi pagi pada Syifa bahwa ia tak menginginkan keberadaan bayi itu tinggal dirumahnya 'Nggak nyangka ternyata ucapanku tadi jadi beneran, kok aku jadi sedikit merasa bersalah ya, hmm ...' pikirnya agak menyesali.

Melihat Zaki juga ikut merasa sedih membuat Fani segera menghampiri, ia pura-pura juga merasa kehilangan "Bang Zaki, aku nggak nyangka keponakanku yang baru lahir ternyata langsung meninggal dunia, padahal aku kan ingin menggendongnya dulu, hiks hiks ..." ungkapnya dengan ekspresi yang tak sungguh-sungguh.

"Yang sabar, Fan. biarpun saya hanya lah tetangga dekat namun saya juga bisa merasakan kesedihan kalian semua.

Kondisi Syifa belum lah stabil, ia masih tak tersadarkan diri, maka itu Fahri, Harun dan Rita pulang duluan untuk segera menguburkan jenazah sang bayi ke pemakaman di kampungnya.

Sedangkan Syifa di tunggu oleh Fani dan Zaki.

"Bang Zaki beneran nggak mau ikutan pulang dulu?" tanya Fani.

"Kalau saya ikut pulang, lalu siapa yang akan menemani kamu menjaga mbak Syifa?"

"iya juga ya, nanti kalau kondisi mbak Syifa jadi kritis, aku bingung harus berbuat apa, tapi kalau ada Bang Zaki aku kan bisa minta bantuan, iya kan?"

"Hust! ucapan itu adalah doa, jangan bicara yang sembarangan, Fan! Mbak Syifa pasti baik-baik saja, dia pasti segera sadar."

"Kok Bang Zaki jadi sewot sih? Kan aku cuma seandainya?"

"Entah apapun itu pokoknya saya nggak suka kamu bicara yang buruk-buruk pada kakak iparmu sendiri!"

"Sebentar, sebentar! Kok aku merasa ada yang aneh ya dengan sikap bang Zaki? terlalu perhatian ke Kak Syifa nggak sih? apa jangan ja ..."

"Stop, Diamlah! Ini di rumah sakit jadi jangan berisik!"

"Tapi aku kan cuma menebak aja, Bang. Kok jadi marah sih?"

"Sekarang mending kamu ke kantin sana tolong beliin saya air minum!" pinta Zaki sambil memberikan selembar uang.

"Okay, air minum 2 dan apa?"

"Terserah kamu!"

"Aku minta cemilan yang mahal-mahal boleh nggak, Bang?"

"Boleh asal uang itu cukup."

"Asiikk, emang bang Zaki itu kaya dan nggak pelit,"

"Udah, jangan banyak bicara lagi, segera sana!"

"Heum."

Fani berlalu dari tempat itu, kini tinggal lah Zaki menjaga Syifa sendirian di depan ruang perawatannya.

Di dalam ruangan Syifa pelan-pelan menggerakkan jari-jarinya, sayup-sayup ia juga berusaha membuka matanya.

"Bayiku ..." ucapnya pertama setelah ia sadar.

Suster yang berada di ruangan itu segera mengabarkan pada Zaki bahwa pasien sudah lah sadar supaya segera ditemui untuk dikuatkan psikisnya.

"Mbak Syifa ..."

Bersambung ...

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!