Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMELAN IBU IBU
Di tempat lain, sejak siang tadi terlihat 3 wanita beda usia di sebuah rumah klasik bergaya eropa modern sedang sibuk memberikan petuah petuah kepada seorang pria yang akan dinikahkan, jika perjodohan ini berhasil.
Kamu harus gini..
Kamu harus gitu..
Kamu gak boleh gini..
Kamu gak boleh gitu..
Kamu...
Dan banyak lagi kata kamu yang dikatakan oleh Vina, Gina, dan Greta kepada anak laki satu satunya di keluarga Pedros.
Ibu dan 2 kakaknya begitu membuat Gasan tertekan dari dalam.
Meskipun begitu ia mendengarkan saja tanpa membantah atau membela diri lagi karena percuma, ia tidak akan pernah bisa melawan ketiga wanita itu yang sejak kecil selalu memperhatikannya.
Padahal tanpa mereka beri petuah berlebihan soal pernikahan dan menjadi orang tua, sebagai dokter kandungan dan dokter anak, Gasan cukup mengerti apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan orang tua kepada anaknya secara fisik maupun mental.
Ya meskipun pria itu belum praktek secara langsung menjadi orang tua, teorinya sudah dapat dan analisisnya juga sudah masuk ke akal sehatnya.
Gasan juga mengingat dan melihat bagaimana parenting orang tuanya yang ia rasa cukup berhasil membuat anak anaknya bahagia serta sukses di karir yang diinginkan.
Sampai akhirnya Betrand turun tangan menyelamatkan putranya dari serangan istri dan kedua anak perempuannya.
"Sudahlah. Kalian itu yaa, gak kasihan apa sama Gasan? Dia itu udah kena tekanan mental malah kalian pentalkan mentalnya" celetuk Betrand yang tiba tiba masuk diantara istri dan anak anaknya.
Sebelumnya, ia pergi menemui Ollar ke rumah sakit untuk mengecek laporan bisnis disana serta membicarakan sedikit terkait masalah Gasan dan Lusi.
Intinya, bagi Ollar, apapun keputusan yang akan terjadi, ia tidak ingin Gasan menyakiti keponakannya, Lusi.
Ollar memberikan peringatan mewakili Jugos yang belum tau keadaan putrinya yang sudah hamil sebelum menikah.
"Pokoknya ya Trand, aku tidak ingin ikut campur diantara hubungan keluargamu nantinya dengan keluarga Vanholand. Tapi aku ingatkan, Lusi tetap keponakan ku yang aku sayangi, pastikan Gasan tidak menyakitinya dan bisa memperlakukan Lusi dan calon anak mereka dengan baik. Jika tidak, maka aku pun akan memukul Gasan secara langsung. Jika perlu didepanmu sekalian" ucap direktur rumah sakit Internasional Madrid itu.
Betrand mengerti dan mengusahakan jika putranya tidak akan bertindak bodoh dengan menyakiti keponakan Ollar itu.
Dan saat kembali ke rumah keluarga Vanholand yang kini menjadi hak milik Gasan, terdengar omelan khas suara istri dan kedua anak perempuannya bergantian.
Saat melihat wajah Gasan yang sudah sendu, bosan, dan menyimpan kesal, Betrand bisa menebak jika mereka sudah melakukan omelan itu berjam jam.
Ketika mendengar suara ayahnya, Gasan langsung terlihat bahagia dengan wajah sumringahnya seperti melihat pahlawan kesiangan datang menyelamatkannya.
"DADDY!!! SELAMATKAAAN AKUUU!!" seru Gasan lalu berlari memeluk Betrand.
Pria berumur 30 tahun itu terlihat seperti anak anak saat melihat kedatangan ayahnya.
Wajah Vina, Gina, dan Greta langsung mendadak lesu padahal tadi sangat semangat menceramahi Gasan bergantian.
"Ck...dasar pria dewasa mental anak anak" ejek Greta.
"Daddyy...Kak Greta begitu jahat menyebutku anak anak" sahut Gasan dengan senyuman menyeringai mengadukan ke ayahnya sambil tetap memeluk pria berumur 60 tahun lebih.
"Kalian tidak siap siap? 1 setengah jam lagi kita akan berangkat ke rumah keluarga Vanholand" tanya Betrand.
"Iya nih dad, momi sama kakak kakak tidak membiarkanku bersiap diri" adu Gasan lagi manja.
Pria itu sungguh terlihat aneh dengan sikap gemasnya itu padahal tubuh kekar seperti atletik.
"Ya sudah, kamu pergi ke kamarmu. Bersiaplah, jangan sampai membuat keluarga kita malu atau kamu yang akan daddy bikin malu dihadapan keluarga Vanholand" ucap Betrand.
"SIAP DAD!! AKU KE KAMAR DULU!!" seru Gasan lalu ia buru buru berlari ke kamarnya.
Betrand berjalan mendekati sang istri dan dua anak perempuannya.
"Daddy selalu saja memanjakan dia saat keadaan urgent begini" kesal Gina.
"Iya..dia itu sudah dewasa tapi bener bener seperti anak anak" timpal Greta.
Malah Betrand tertawa.
"Kenapa kamu tertawa sayang? Apakah yang dikatakan kedua anak kita terdengar lucu ditelingamu?" sahut Vina mulai kesal dengan respon suaminya itu.
Sebelum menjawab, Betrand duduk disamping sang istri dan meletakkan salah satu tangannya dibelakang wanita itu.
"Kalian yang terlalu menganggap Gasan seperti anak kecil diusianya saat ini. Di mata kalian dia masih anak anak yang akan berbuat salah dan kalian harus menyelesaikan masalah itu" ujar Betrand santai.
"Ingat, Gasan saat ini adalah pria dewasa berusia 30 tahun. Dia juga adalah dokter kandungan dan dokter anak sudah bertahun tahun. Dia juga pria pintar. Dia selalu menyayangi dan menjaga kalian bukan?" lanjutnya.
"Ya, tapi Gasan menyepelekan masalah ini dad. Dia tidak benar benar serius ingin mempertanggungjawabkan masalah ini" sahut Greta.
"Kata siapa dia menyepelekan masalah ini? Dia sudah merencana ini semua, sayang sayangku. Dia yang ingin pernikahannya dengan putri keluarga Vanholand melalui pernikahan bisnis ini karena tidak ingin membuat wanita itu malu. Setidaknya, keluarga Vanholand tidak tau jika putrinya hamil karena sudah membayar Gasan untuk melepaskan gairah. Putra kita itu dianggap pria bayaran sama calon ibu dari anaknya. Kalian sih belum mendengar cerita lengkapnya malah marah marah" jelas Betrand membuat ketiga wanita itu melongo tak percaya.
"Maksud daddy gimana? Gasan jadi pria bayaran Lusi? Nama wanita itu Lusi kan?" tanya Gina.
"Ya. Adikmu dikira pria bayaran alias gigolo untuk semalam saat wanita itu terkena ramuan gairah gila dari mantan managernya sendiri" jawab Betrand.
"Kenapa daddy tidak mengatakan hal ini kepada kami sebelumnya?" tanya Vina sedikit menyesal karena telah menganggap putranya sendiri lepas tanggung jawab.
"Ya karena kalian udah keburu marah dan kesal. Percuma saja aku menjelaskannya rinci tapi kalian sudah terbutakan oleh keinginan untuk menyalahkan Gasan. Yaudah nunggu waktu yang pas aja. Nunggu kalian puas ngomelin anak itu" jawab Betrand santai malah mendapatkan pukulan gemas di pahanya dari sang istri.
Puk!
"Kamu itu bikin aku merasa bersalah pada putraku" celetuk Vina.
"Iya nih. Daddy bikin kami merasa bersalah" celetuk Gina.
"Hahahahaa ya tinggal minta maaf sih sama Gasan. Lagian dia udah mengerti kalian. Emosi kalian cukup dikeluarkan lalu stabil kembali" sahut Betrand.
Vina, Gina dan Greta bergantian menatap pria itu dengan kesal.
"Udah udah jangan lihat daddy dengan tatapan kesal begitu. Masa sekarang gantian daddy yang kalian omelin. Capek deh" celetuk Betrand lalu ia tiba tiba berdiri.
"Ayo siap siap, kita akan berkenalan dengan keluarga Vanholand" lanjutnya lalu menarik tangan Vina untuk ikut berdiri juga.
Mereka berdua pun jalan bergandengan lalu diikuti oleh kedua putri mereka.
semangat update nya hehhehehe....