Mayor Arsenio yang bertugas sebagai pasukan kontingen Garuda telah mengalami patah hati sebelum dirinya pergi satgas ke Lebanon. Sang tunangan tidak mau menunggunya dalam jangka waktu lima tahun, Mayor Arsenio sempat trauma untuk kembali menjalin kasih dengan seorang wanita.
Setelah lima tahun bertugas di Lebanon, sang Mayor kembali ke Indonesia dan dipertemukan dengan seorang wanita bernama Ainun. Ainun sendiri telah mengalami kehidupan yang pahit ketika suaminya ditembak mati secara misterius oleh seseorang yang tidak dikenal.
Ainun meminta bantuan Mayor Arsenio untuk mengusut tuntas kematian suaminya. Sang Mayor yang masih trauma dengan pengalaman masa lalunya, awalnya ragu-ragu untuk terlibat dalam kasus ini. Namun, setelah mengetahui Ainun dan kasus yang dialaminya, Mayor Arsenio mulai merasa tertarik dan ingin membantu.
mampukah Sang Mayor mengusut kasus ini?
akankah ia kembali menemukan cintanya bersama dengan Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Suasana gedung tempat dilangsungkannya pesta pernikahan, dipenuhi dengan rasa haru dan bahagia. Keluarga dan kerabat berkumpul, menanti detik-detik prosesi ijab kabul. Pengantin wanita dengan balutan busana pengantin yang indah, duduk dengan gugup, sementara pengantin pria dengan senyum percaya diri, menunggu saatnya mengucapkan janji suci."
Ainun yang sudah tak memiliki siapapun, ia mencoba menahan rasa sedihnya, karena ini kali kedua ia menikah tak di dampingi oleh orangtua, sanak saudara ataupun kerabat. Hanya Kayla lah yang ia miliki di dunia ini, karena Kayla adalah teman semasa kecilnya dulu, saat dirinya tinggal di pondok pesantren milik orangtua angkatnya, dan sampai saat ini Ainun tidak pernah tahu siapa orangtua kandungnya.
Dan saat prosesi ijab Kabul akan dimulai, wali hakim yang akan menikahkan Ainun dengan Mayor Arsen, kini sang wali hakim sudah berada duduk saling berhadapan dengan pengantin pria.
Wajah pucat sang Mayor begitu kentara, Ibunya serta adik perempuannya sempat merasa cemas, sedangkan keluarga dari Ayah dan ibunya Mayor Arsen, ikut merasakan ketegangan.
"Kak Farida, kira-kira Arsen bisa lancar tidak ya mengucapkan ijab Kabul? Aku jadi khawatir!" ujar Mahesa, yakni adik kandung dari Ayahnya Arsen.
"Semoga saja tidak Mahes, masa seorang prajurit yang biasa berjibaku di dunia militer tidak bisa mengucapkan ijab kabul!" Bu Farida percaya terhadap Putranya bahwa dirinya pasti akan lancar saat prosesi ijab Kabul.
"Kenapa malah disamakan dengan dunia militer kak, kalau ini sih beda lagi urusannya!" balasnya sampai menepuk jidat.
Dan benar saja, Mayor Arsen sampai mengeluarkan keringat dingin, telapak tangannya basah.
'Kenapa suasananya jauh lebih menegangkan ketimbang saat berperang melawan para musuh!' keluhnya dalam hati.
Sambil mengucapkan kata Bismillah, akhirnya sang Mayor memulai mengucapkan ijab kabul meskipun hatinya saat ini dilanda gundah dan gelisah, namun akhirnya Mayor Arsenio bisa mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan suaranya yang lantang, sementara itu Ainun yang berada di dalam sebuah ruangan khusus, bisa mendengar suara ijab Kabul dari Mayor Arsen.
Kini air matanya jatuh tak tertahan, tangisnya pecah di hadapan Kayla, kemudian Kayla memeluknya.
"Selamat ya Ainun, sekarang kau sudah sah menjadi istri dari Mayor Arsenio, nah sekarang ayo kita temui Suamimu!" ajaknya sambil meraih tangannya.
Tiba-tiba Kayla merasakan telapak tangan Ainun yang basah oleh keringat.
"Nun, kamu sedari tadi gugup ya?" tanya Kayla sampai keheranan.
"i ya Kay, aku sangat gugup sekali?" jawabnya
Kayla tersenyum tipis ke arahnya."Sekarang jangan gugup lagi Nyonya Arsenio!" ujarnya sengaja menggoda.
Setelah prosesi ijab Kabul selesai, akhirnya Ainun dan Mayor Arsenio di pertemukan, kini keduanya saling berhadapan satu sama lain, Arsen sampai menatap takjub dan tak percaya melihat Ainun begitu cantik dengan balutan gaun pengantin yang menawan.
Begitupun dengan Ainun, ia menatap sekilas Suaminya, senyum merekah ia tunjukan padanya.
Arsen mendekat lalu mengecup pucuk kepala Ainun, sedangkan Ainun sendiri, ia mencium punggung tangan suaminya.
Suasana yang tadinya hening kini mendadak menjadi ramai, akibat ulah dua sejoli yang bersikap masih kaku.
Banyak yang mengucapkan selamat atas pernikahan Mayor Arsenio dengan Ainun.
Sedangkan untuk Kayla sendiri, ia bisa merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Ainun, meskipun ia tahu bahwa Ainun belum bisa melupakan mendiang suaminya, tapi Kayla yakin lambat laun Ainun akan membuka hatinya untuk Mayor Arsenio, mengingat sang Mayor begitu mencintainya, pasti berbagai upaya akan ia lakukan demi bisa membahagiakan dan mendapatkan hatinya Ainun.
Menjelang pesta pedang pora, para tamu undangan serta kedua mempelai pengantin cukup terkejut dengan kehadiran Jendral Angkasa beserta para ajudannya.
Tidak lupa Letkol Suprapto beserta jajaran yang lainnya ikut menghadiri acara pernikahan ini.
Sang Jendral menghampiri Mayor Arsenio dan juga istrinya di atas pelaminan.
"Selamat ya Mayor Arsen, akhirnya anda bertemu juga dengan jodohmu, semoga langgeng dan secepatnya diberikan momongan!"
Mendengar kata momongan, baik Mayor Arsenio dan juga Ainun, keduanya malah menelan ludah secara bersamaan.
'Bagaimana mau punya momongan, sebelum nikah saja sudah mendapatkan ultimatum untuk tidak meminta hal itu, ck...dasar nasib!' keluhnya dalam hati.
"Terimakasih Jendral, ok gas...ok gas?" jawabnya sampai menaikan kedua jempolnya.
Otomatis para tamu undangan lainnya mendadak menjadi tertawa terbahak-bahak atas jawaban lucu dari sang Mayor.
Sedangkan Ainun, ia malah menundukkan kepalanya karena malu atas sikap suaminya.
Kemudian Jendral Angkasa mengalihkan pandangannya ke arah Ainun.
' kenapa wanita ini mirip dengan mendiang istriku? Andai saja istriku masih ada, pasti dihari tuaku ini aku tak akan pernah merasa kesepian, Zahra dan Zakiyah, aku sangat merindukan kalian berdua!' tangisnya dalam hati.
Ainun menyadari bahwa Jendral Angkasa memperhatikan dirinya dengan cara yang berbeda, ia pun merasa familiar dengan wajahnya, serasa ia sudah dekat, padahal ini baru pertamakalinya Ainun melihatnya dan juga bertemu.
"Jadi ini yanga namanya Ainun? Wanita yang sangat beruntung karena telah berhasil menaklukkan Mayor terbaik yang kami miliki, kau wanita yang sangat luar biasa, jangan lupa cintai selalu suamimu dan berikan perhatian dan juga kasih sayang yang tulus!" perintahnya yang secara tidak sadar Ainun angguki.
"B baik Pak Jendral, anda tidak perlu khawatir!" jawabnya sampai terbata.
Jendral Angkasa pun tersenyum bangga kepada Ainun.
Akhirnya acara tradisi pedang pora segera dilaksanakan
Dimana formasi pedang yang diangkat oleh rekan-rekan sesama perwira. Membentuk gapura atau lorong. Mayor Arsenio dan juga Ainun saling bergandengan tangan, keduanya melewati lorong tersebut, suasana di dalam gedung mendadak hening.
Ainun dan Arsen keduanya terlihat bahagia, dan pasti banyak yang mengira bahwa mereka adalah pasangan yang saling mencintai.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Selesai melaksanakan acara ijab Kabul sekaligus resepsi pernikahan, baik Ainun dan juga Mayor Arsenio keduanya tampak kelelahan, ditambah tamu undangan yang membludak.
Kini Ainun dan Mayor Arsenio sudah berada di kediaman orangtuanya Mayor Arsen.
Bu Farida rupanya sudah menyiapkan kamar pengantin untuk putra dan juga menantunya.
Kamar Arsen kali ini telah di sulap menjadi kamar yang indah bagi pasangan pengantin baru, tak lupa lampu di dalam kamar sengaja dibuat temaram.
"Kalian berdua segera beristirahat, pasti hari ini begitu melelahkan!" ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Iya Bunda, Arsen sangat lelah, yasudah lalau begitu Arsen dan Ainun masuk ke kamar dulu!" ucapnya sambil meraih tangan Ainun dan buru-buru membawa nya masuk kedalam kamar.
Ainun sempat tercekat atas aksi yang dilakukan oleh suaminya.
"Dasar pengantin baru, sudah tak sabar rupanya kalian ini, tapi tidak apa-apa, yang terpenting kalian berdua bisa secepatnya memberikan aku seorang cucu." Bu Farida sampai membayangkan dirinya menggendong seorang bayi mungil
Ketika keduanya sudah berada di dalam kamar, Baik Ainun dan Arsen menatap tak percaya dengan kamar tidur yang ada dihadapan mereka saat ini, begitu banyak taburan kelompok bunga mawar merah serta lilin aromaterapi di letakkan di setiap penjuru ruangan yang baunya bisa membuatnya relaks.
"Nun aku mandi dulu ya, badanku serasa lengket semua!" ujarnya
Kemudian Arsenio buru-buru pergi ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Ainun, ia melepaskan hijabnya yang dihiasi oleh bunga melati serta mahkota.
Rambutnya sengaja ia gerai agar tidak kusut, ia pun merasa sangat kelelahan, dan ingin secepatnya pergi tidur, namun saat ia melihat hanya ada satu tempat tidur di dalam kamar ini, tiba-tiba ia kembali menelan saliva nya.
'Ini serius aku tidur satu ranjang dengan Mayor arsen?' batinnya tak percaya.
Sedangkan Arsen yang sedang asik memakai sampo di atas kepalanya lalu sengaja memijatnya, tiba-tiba air dalam shower mendadak mati, sedangkan busa dari sampo sudah memenuhi area wajah dan menutupi kedua matanya, ia pun merasa cukup perih sampai akhirnya ia memanggil Ainun, untuk meminta pertolongannya.
"Ainun, bisa kau tolong aku sebentar? air di dalam kamar mandi ku tidak keluar."teriaknya cukup menggema
Ainun yang pada saat itu sedang menyisir rambutnya yang tergerai panjang sampai sepinggang, tanpa berpikir panjang, ia bergegas pergi ke arah kamar mandi, sedangkan Arsen saat ini berada di depan pintu kamar mandi dan pintu pun sengaja ia buka lebar-lebar.
Setibanya Ainun di depan pintu masuk kamar mandi.
"Aaarrrkkkhhhh!" Ainun berteriak sekencang mungkin karena melihat Mayor Arsen tak mengenakan apapun, hanya kepalanya serta sebagian tubuhnya masih dipenuhi oleh busa sabun.
Ainun buru-buru membalikan tubuhnya, ia merasa kedua matanya telah ternoda karena melihat tubuh suaminya tanpa sehelai benang pun.
'ya ampun, kenapa aku mesti melihat ia tak mengenakan apapun dan akupun terlanjur melihat semuanya, sungguh menyebalkan!' umpatnya dalam hati.
' Dasar Arsen bodoh kenapa gak kepikiran memakai handuk sih, kan jadi kelihatan semua, aduh...aku benar-benar malu, mau ditaruh dimana wajahku ini!' Batinnya tak percaya.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸
Oalah kamu sengaja ya Arsen! mentang-mentang nikah sama Janda, belum tahi saja kalau Ainun itu janda kembang 🤣🤣🤣
Semangat terus kak othor 💪💪❤️