Siti tak bisa mencegah sahabatnya berbuat tak senonoh bersama kekasihnya di sebuah pemandian air panas Gunung Keramat.
Kejadian memalukan itu mengundang kemurkaan para penunggu gunung. Masyarakat setempat sejak dulu percaya ada sejenis siluman ular pertapa di tempat itu, yang mana jika menggeliat bangun longsor tercipta, jika membuka mulutnya maka mata air deras membuat banjir bandang melanda desa-desa di bawahnya.
Malam itu Siti yang nekad menyusul temannya ke pemandian air panas mengalami kerasukan. Rohnya ditukar oleh Siluman ular pertapa itu, Roh Siti ada di alam jin, dan tubuh Siti dalam kendali Saraswati Sang Siluman berkelana di alam manusia, berpura-pura menjadi mahasiswi pada umumnya.
Di alam manusia, Saras dikejar-kejar oleh Mekel dan Jordan, wakil presiden BEM dan Presiden BEM itu sendiri. Sedangkan di alam jin, Siti malah membuat seorang Pangeran harimau bernama Bhre Rakha jatuh hati.
Bhre Rakha mau membantu Siti mendapatkan kembali tubuhnya, asal mau menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lions, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Pertarungan Sengit Saras VS Wira
"Aaaahhh !! Tidak mungkin, duh Siti ini selalu aja nantang. Gimana kalau terjadi apa-apa ? Trus aku harus gimana ? Mana belum luluran sama cukur bulu ketek buat persiapan kencan ntar malam," batin Yuli mumet sendiri di tengah jalan.
Mau nyusul tapi jauh, Yuli juga capek seharian kuliah. Pada akhirnya gadis ini pulang ke kost saja, nanti bisa pinjam motor teman kost yang lain sebentar untuk menengok keadaan Siti di danau kampus.
Begitu Siti tiba di danau depan masjid, sosok cantik, tinggi dan sempurna itu berdiri memandang dengan tatapan geram. "Nyonya sempura, ada urusan apa kau mengundangku kemari ?" tanya Saraswati berhadapan langsung.
Fara yang didampingi pengikut setianya, Hilal pun mulai memberondong dengan pertanyaan, "gue mau tanya ada hubungan apa lu sama Jordan ?"
"Kami berpacaran, tapi rencananya nanti malam udah nggak lagi," jawabnya.
"Maksud loe ? Loe mau putus sama Jordan ?" tanya Fara lagi.
"Kemungkinan sih iya, emang kenapa ? Kamu iri ya ?" tanya balik Saras dengan seringai.
"Siapa juga yang ngiri sama cewek freak pick me kayak elu, gue tuh lebih segala-galanya daripada elu," jawab Fara sembari melipat tangan di depan dadanya.
"Yakin ? Gak salah ? Kamu cuman menang cantik, tapi jalang murahan gak perawan, cewek pelacur mana ada harganya dibandingin wanita baik-baik seperti aku," kata Saras pedaas sekali omongannya.
"Anjiing !" umpat Fara geram, ia ulurkan kedua cakarnya ke depan hendak menjambak tatanan rambut indah Saras.
Saras mundur anggunly, menjaga tatanan rambutnya yang susah payah ia jaga agar tetap rapi dari pagi. "Eeeeh ! Mau main kasar ? Kau tak tau ya kalau aku ini pendekar ?"
"Hil, Ar, pegangin dia ! Ni anak kudu dikasih pelajaran," suruh Fara pada dua pengikutnya.
Ardi langsung memegangi kedua lengan Saras, sedangkan Hilal memegangi badannya. Saras memberontak, "lepas ! Keroyokan, kalau berani 1 lawan 1."
"Gak ada aturan macam itu di kampus ini, gue kasih lu 1 peringatan ya, jangan pernah deketin Jordan selamanya, dia tuh milik gue !!" ujar Fara sambil mendekat pelan-pelan.
Tetapi Saras lebih jago daripada itu, ia menendak, 'duaaak !' tepat di perut Faradila. Model dan selebgram cantik itu pun mental kesakitan.
"Fara !!" pekik Hilal melepaskan Saras dan menolong junjungannya itu.
"Aku sudah bilang, aku akan memutuskan hubunganku dengan Jordan malam ini, punya kuping nggak sih ? Kalau kau mau ambil saja sana bekas pacarku ! Aku sudah tak butuh," ujar Saras memuntir lengan Ardi.
"Aaarggh !" Ardi kesakitan.
Tanpa rasa kasihan Saras menendang kepala Ardi ke arah danau, 'buugh !' mahasiswa bertubuh kurus pendek itu nubruk di pagar besi pembatas, gak sampai nyemplung.
Beberapa mahasiswa yang lewat pada melihat, yang lain pada pulang, suasana kampus agak gelap menjelang maghrib begini. Faradila bangkit, ia layangkan tamparan ke pipi kanan Saras, dengan mudahnya Saras tahan tangan itu, kemudian ia gigit dengan gigi taringnya, 'jreeb.'
"Aaaahhhh tangankuuu !" jerit sang selebgram.
Begitu darah mengalir lidah Saras berubah menjadi panjang dan lancip bercabang 2, menjilati tetesan darah manusia itu, merasakan kesegarannya, "hmmmm… ini rasa yang aku rindukan, memang sudah lama sekali tak kucicipi darah binatang jalang sepertimu," ucap Saras dengan suara lain.
Fara menarik kembali tangannya, melihat bekas 2 gigitan di sana, ia gemetar melihatnya, Hilal juga ketakutan. Suara Siti yang mereka kenal seperti suara wanita lain. "Aaaahhh !!! Siti, udah gilak lu," pekik Hilal.
Hilal mengambil sebuah batu di tepian danau ini, ia lempar ke arah Siti yang berjalan pelan mendekati Fara yang merintih menangis memegangi tangannya yang berdarah, 'whuut !' Begitu batu meluncur, dengan mudahnya Saras menangkap, 'hap,' semua orang kaget melihat kemampuan itu, bahkan Saras bisa menangkap tanpa melihat ke arah datangnya batu.
Saras kemudian melempar balik batu itu ke arah pengirimnya dengan cepat dan tepat, 'klotaaak !' batu mendarat di pelipis kanan Hilal, membuatnya berdarah-darah di sana.
"Huhu huhuhuwaaa toloong !" jerit Selebgram ini ketakutan.
Tak ada yang berani ikut campur dengan urusan pribadi mahasiswa lain di kampus ini, beberapa diantara anak-anak yang lagi nongki di tepi danau juga tahu bahwa Faradila lah yang merencanakan pembullyan, tapi malah dia yang kena batunya, jadi tak ada yang mau menolongnya.
Faradila bangkit hendak berlari kaboor, tapi Saras langsung menarik bajunya dari belakang, 'preek !' Baju itu langsung sobek, Saras sendiri tak menyangka setipis tisu baju itu.
"Aaahh !" jerit Fara menutupi dalamannya pink.
Beberapa mahasiswa mulai bergerak tak membiarkan, karena ini sudah masuk pelecehan meski Saras tak bermaksud begitu. Fara hanya ingin membully, tapi Saras bermaksud membunuh, siluman ini langsung angkat tubuh Fara bak mengangkat kucing gemuk dan melemparkannya ke kolam, 'byuur.'
Saras juga ikut nyebur ke dalam danau rada butek berisi banyak ikan itu. Fara jago renang, tapi tubuhnya ditarik Saras masuk ke dalam. "Aaaah bleb belb bleb beb."
Dalam kedalaman danau, ikan-ikan berenang menjauh, di saat itulah Fara melihat sosok asli Saraswati sang siluman ular, ia berwujud manusia tapi seram, matanya mata ular, bertaring dan berlidah cabang 2, memekai selendang putih dan bersisik putih di sekujur tubuhnya.
Saras mencengkram leher Fara, hendak menancapkan taringnya di sana. Tapi kemudian seorang laki-laki ikut nyebur ke dalam danau, 'byuurrr !' langsung menjambak rambut Saras dari belakang.
"Aaargghh ! Brengsek ! Jangan ikut campur !" ucap Saras melepaskan Fara dan membalik badannya untuk melihat siapa gerangan.
Dua mata berwarna kuning menyala, lelaki itu bukan manusia biasa, "kau ?!!" ucap Saras panik.
"Hahaha, ketemu juga kau Saraswati, sudah seminggu lebih aku mencarimu, kembalilah ke alam jin !!" ucap Patih Wira di dalam air.
Saras langsung berenang cepat ke tepian, bahkan sebelum Fara sampai ke tepi ia duluan sampai, langsung mentas dari air dan melarikan diri secepat yang ia bisa. Wira ikut mentas dari dalam air dan mengejar.
Saras berusaha keluar dari gerbang belakang kampus, tapi rupanya gerbang sudah ditutup, "tidak !"
"Hiaaak !" Wira mengeluarkan jurusnya, menendang punggung Saras dari belakang.
Saras mental, nyungsep di taman Fakultas IPA, "ADUUH !!"
"Jangan kabur ! Kembalilah ke alammu ! Umat manusia dalam bahaya besar jika kau ada di sini, kau hampir memangsa seorang anak gadis," ucap Wira pasang kuda-kuda.
"Tidak, aku tidak akan pernah kembali, aku nyaman di sini, aku kini memiliki keluarga yang baik, teman yang perhatian dan lelaki yang aku cintai," jawab Saras bangkit dengan beberapa ranting semak-semak menancap di kepalanya.
"Tubuh itu bukan tubuhmu, pemiliknya merindukan keluarganya dan kehidupannya, kau dzolim telah merampas tubuh dan kehidupannya, kasihan dia," ucap Wira sembari mengeluarkan kuku-kuku macan dari jarinya, ia juga jadi punya kuping macan dan ekor panjang.
"Aku tidak peduli," jawab Saras langsung terbang menghadapi.
Wira pun terbang, bertarung sambil melayang di udara sana, 'hiak ciat ciat ciaaaat,' keduanya saling cakar, saling gigit, tendang, dan pukul, hingga akhirnya keduanya sama-sama mengeluarkan tenaga dalam yang begitu dahsyat.
'Ciuuuu duooorrr !!!!!'
Para mahasiswa yang hendak sholat maghrib di masjid pun kaget mendengarnya, bahkan imam pun di samping mimbar sana bertanya-tanya pake mic, "siapa hari gini nyalain petasan ? Belom juga Ramadhan," ujar mereka.
"Aaaakkhh !!" kedua jin ini memekik dan langsung jatuh ke atas rumput taman, 'gedebuk.'
"Aduuuh maaak aduuuh," keluh Patih Wira langsung gosong, rambutnya awut-awut mukanya cemong-cemong.
Begitu pula dengan Saraswati, jariknya compang-camping dan rambutnya terbakar sangit. "Kau keterlaluan, Patih. Kau belum tahu saja jika aku sudah berubah menjadi ular raksasa," pekiknya tidak terima.
"Silahkan saja kalau mau jadi raksasa, tubuhmu nanti bukan hanya merugikanmu sendiri, kau akan langsung dibantai pasukan militer umat manusia, tulangmu diawetkan dan dipajang di museum, semua yang kau kagumi ini akan musnah, bahkan pacarmu itu akan benci padamu," ucap Wira sembari mengusapi jidatnya yang keringetan.
Saras mengeluarkan jurus ularnya, bersiap melawan lagi, Patih Wira juga bersiap dengan cakar harimaunya. Keduanya saling serang lagi, Saras bisa melawan Wira, hanya saja ia tak mau mengungkap jati dirinya yang merupakan siluman ular raksasa, ia hanya ingin kabur sekarang.
Di tengah-tengah pertempuran Wira berhasil menancapkan kuku-kukunya di punggung Saras, 'jreebb !'
"Aaaahhh !! Sialan kucing gudik !" umpat Saras.
Saras mengulurkan selendangnya ke batang pohon terdekat dan menariknya kuat, 'krieeeet… bruuugghh,' pohon pun tumbang.
Wira meloncat menghindari agar tidak tertimbun, sementara itu Saras langsung kabur dengan mengubah wujudnya menjadi ular ukuran kecil sekali, 'cling,' ia merayap dengan punggung berdarah pergi ke sela-sela sampah dedaunan.
"Hmmm dia kabur lagi, huft… sebaiknya kulaporkan semua ini kepada Bhre Rakha," gumam Wira bergegas meninggalkan lokasi sebelum ada yang datang memeriksa pohon tumbang itu.
***
Rakha berkuda dengan kecepatan sedang menuju ke ibukota kerajaan yang ada di Jawa Tengah. Sedangkan Siti naik kereta kuda sendirian, masih cemberut akan pertengkarannya semalam.
'Cling,' kaca bulat tanpa pinggiran mendadak muncul di depan wajah Rakha.
"Bhre, maafkan aku mengganggu waktumu sebentar, aku melaporkan perkembangan pencarian, kau tidak sibuk kan, Bhre ?" kata Wira nampak sambil tersenyum.
"Wiiir, haha, kenapa wajahmu seperti tunawisma begitu ?" ujar Rakha menertawakan.
"Saya jadi seperti badut begini karena beradu tenaga dalam dengan ular itu," jawab Wira melaporkan.
"Apa ?! Kau sudah menemukannya ?" tanya Rakha panik, sesekali ia menoleh ke kereta kuda di belakangnya yang dinaiki Siti.
"Iya, Bhre, dia ada di area semacam… perguruan, yah, ini namanya perguruan tinggi, banyak anak muda di sini seusia Bhre dan Siti, tapi tenang saja, beberapa kuku saya menancap dan masuk ke dalam daging ular itu, saya bisa melacaknya dengan kuku saya itu," kata Wira sembari memandangi kuku-kukunya yang copot 2.
"Baiklah-baiklah, hubungi aku nanti malam saja ya, aku sedang perjalanan ke istana negara, cao bella," ujar Rakha langsung menutup telepati sepihak.
"Bhre ? Bhre ? Haduuh ! Belom selesai ngomongnya," keluh Wira kesal.
Siti melongok dari jendela kereta kencana, ia memang sempat mendengar pembicaraan tadi. Hatinya berasa lega dikit mendengar kabar bahagia itu, tapi tantangannya selanjutnya adalah menikah dengan Rakha.
***
Saras sampai di kosan, ia melayang naik tangga ke kamarnya dalam kondisi sangat berantakan. Yuli memekik nyaring, "YA ALLAH, SITIIIII ! Kamu masih hidup, Sit, babak belur gini, tapi masih idup, kasian banget."
"Uhuk uhuk, aku mau langsung tidur, Yul, badanku sakit semua, aduuh, punggungku sakit," keluh Saras mirip nenek-nenek baru pulang nyari kayu. Mana jalannya membungkuk gitu.
"Oke, kamu bobok aja di bawah sini, biar aku yang bobok di ranjang atas ni malem ya," jawab Yuli menukar bantal dan selimut serta merapikan beberapa benda yang tergeletak di atas ranjang.
Saras meringkuk di sana, tengkurap mengerubuti dirinya dengan selimut bulunya. Yuli sudah tampil cantik dan wangi cologne murah, ia mendekati sahabatnya itu dan bertanya, "kamu diapain aja sama Faradila ? Aku kan udah bilang jangan mau ketemu."
"Gak papa, tolong, Tul, tinggalkan daku sendiri, aku butuh istirahat," jawab Saras memejamkan matanya.
"Yaudah, kalau butuh apa-apa telpon aku aja ya, aku pergi dulu, udah ditunggu Vano di depan gang," jawab Yuli.
"He'em," jawab Saras.
Yuli pun pergi. Selang 1 jam kemudian ibu kost memekik dari bawah, "Mbak Siti !! Dicariin pacarnya itu, Mas Jordan, Mbak Siti !!"
Tetangga kamar Saras dan Yuli pun membuka kamar Siti, "Mbak, dipanggil, ada Mas Jordan itu."
"Aku sedang sakit, Dek, tolong kasih tau Jordan, aku sakit gak bisa bangun," jawab Saras memelas.
Adek kosan pun mengecek wajah Siti yang cemong-cemong, ada bekas luka cakaran di sana dan lengan, "Ya Allah, Mbak, ternyata bener gosip temen sekelasku di grup tadi, Mbak berantem sama Mbak Faradila ngerebutin Mas Jordan, aku turun sekarang kasih tau pacar Mbak ya, tenang aja Mbak," katanya.
Saras membuka matanya, "haduuh gimana jelasinnya sih ? Bukan Faradila yang bikin aku babak belur begini."
Begitu adek kost memberitahu ke Jordan yang berpenampilan rapi dan wangi bahwa Siti sedang babak belur penuh luka cakaran dan gosong seperti kena mercon Idul Fitri di kamar gara-gara berantem dengan Faradila. Jordan langsung nyelonong masuk gak pake permisi.
"Eh Mas ! Mas !! Tamu gak boleh masuk cukup depan pintu aja, yeee," pekik si adek kost mengejar.
Jordan tak peduli, ia mencari dimana kekasih tercintanya, ia bukai kamar-kamar anak perempuan ini satu per satu, 'blak blak blak.'
"Aaaaahhh aawahhhhhhh kyaaaaaa !!!!" para bidadari kampus pun jerit-jerit. Gak sopan banget emang si Jordan.
"Siti ! Sitiku ? Dimana Sitiku tercinta ? Sayaaang !!!" ujar Jordan panggil-panggil.
Begitu ketemu dimana kamar Siti, Jordan langsung masuk, berlutut tepi ranjang dan membuka selimut pacarnya itu, "Siti !! Ohh sayang, kurang ajar banget si Faradila itu sampai-sampai bikin kamu begini, hiks… aku tak akan membiarkan semua ini terjadi, aku akan membalas semuanya," katanya.
"Jor, gila kamu main masuk kosan perempuan, aduuh tolong Jor, bantu aku duduk, toloong !" ucap Saras susah payah.
Jordan menolong, kemudian ia melihat punggung Siti berdarah, "kita ke rumah sakit, Sayang, oh atau.. aku akan datangkan dokter pribadiku ke sini, gimana ?"
"Gak usah. Oh ya, mumpung kamu ada di sini, aku mau bilang sesuatu sama kamu, Jor," jawab Siti sambil menutupi dadanya dengan selimut. Selendangnya compang-camping hampir tak bisa digunakan lagi.
"Apakah itu, Cintaku ?" tanya Jordan menggenggam tangan Saras erat.
"Aku sebenernya udah ngirim pelet ke kamu seminggu yang lalu, cinta ini palsu, yang kamu rasakan ini semu, aku mau memutus hubungan kita sampai di sini, maafin aku," jawab Siti dengan nada dan wajah datar tanpa belas kasih.
"Apa ?!! Tidak ! Kamu kayak gini gara-gara takut sama Faradila kan ? Iya kan ? Tenang aja, aku bakal ngehancurin dia demi kamu, kamu gak perlu takut lagi," jawab Jordan.
Saras langsung mentoyor kepala sang Presiden BEM ini, Jordan sampai nggelimpang ke belakang. "Aaah begok ! Kamu tuh udah kupelet, makanya kamu jadi cinta sama aku, sadar ! Aku juga gak bener-bener cinta sama kamu," ucap Siti kesal.
"Tidak, Cintaku, aku sangat tulus padamu. Kau sakit, kau stress makanya bicara gak karuan, istirahatlah saja biar pikiranmu tidak keruh. Aku akan… menghubungi lawyerku agar menyingkirkan Faradila dari kampus oke ?" kata Jordan sembari berdiri dan keluar dari kamar.
"Eeehhh ! Jangan ! Bukan dia, aaaargghh !! Kenapa semua jadi kacau begini ? Kenapa pula aku selama ratusan tahun hanya mempelajari cara pelet orang tapi tak pernah belajar cara mencabut ilmu pelet dari tubuh seseorang ? Duuh bodoh ih," gumam Saras menepoki jidatnya sendiri kemudian kembali meringkuk.
wisss angel2 angel tenan
wahh kasihan siti klo amoe di bunuh yaaa
Siti juga bukannya cari solusi tapi malah mau nambah dosa... ya Tuhan... nggak mikirin nyak babe kayaknya...
cocoklah sama Jordan... sama-sama nggak jelas...
kasihan aja kang mas Mekel...😂😂😂
kek mana yaaaa
alah sittt kabur aja dlu napa ambil tuh emas dr raka hidup mnydrindlu jauh keluarga tau anak udh gede aja gtu dan kmu akan tau klo ank mu membatu mu meyangimu gtu nya sit