NovelToon NovelToon
Hamil Setelah Diceraikan

Hamil Setelah Diceraikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Ayah Darurat
Popularitas:237.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: ntaamelia

Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.

Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.


"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.

"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.

Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?

Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia

salam anu 👑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Ngidam

Semenjak hamil Hana merasa tubuhnya mudah lelah, dia juga sering bangun tengah malam atau bahkan kesulitan untuk sekedar memejamkan mata. Namun, semuanya Hana lewati dengan sabar dan berusaha menikmatinya. Sebab inilah yang dia nantikan selama ini, bisa hamil dan menjadi ibu seperti wanita pada umumnya.

Seperti malam ini, sedari tadi Hana hanya membolak-balik badan karena tak kunjung mengantuk. Banyak sekali yang menumpuk di pikirannya, sampai akhirnya dia kembali terduduk di atas ranjang.

Di kontrakan tersebut ada dua kamar, jadi Hana dan Rindy tidur secara terpisah.

"Kamu mau apa, Nak? Kenapa nggak mau tidur?" tanya Hana pada calon anaknya sambil mengusap-usap perut. Sepertinya wanita itu akan mulai mengalami ngidam, tapi semoga saja tidak aneh-aneh.

Hana memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari udara. Saat pergi ke dapur dan melihat seisi kulkas, tak ada yang menarik untuk dimakan, hingga dia pun hanya menenggak segelas air dingin.

Hana menghela nafas panjang.

"Besok Mamah kerja, istirahat lagi yuk," ajak Hana. Meski tak ada tanggapan, dia terus saja bicara seperti orang yang sedang mengobrol.

"Sudah jam setengah dua, kita balik ke kamar ya, Nak," pungkasnya seraya beranjak dari kursi. Saat melewati kamar Rindy dia melihat ada sesuatu yang baru di rak sepatu, Hana memperhatikannya seksama, sebuah sandal karet berwarna pink.

Tanpa diduga Hana mengendus-endus aroma yang khas dan dapat diterima di indera penciumannya. Seperti orang yang menemukan sumber kehidupan, Hana menghirupnya lebih dalam.

"Ya ampun baunya enak sekali," gumamnya kegirangan sambil membuang nafas. Orang normal pasti akan menganggap bahwa Hana itu aneh, tapi ini semua nyata, Hana menyukai aroma sendal baru milik Rindy.

"Kok bisa seenak ini." Hana juga merasakan perbedaan yang ada pada dirinya, tapi dia tidak peduli. Dia ingin mengetuk kamar Rindy untuk meminta izin, tapi sepertinya Rindy sudah pulas, jadi dia membawa sendal baru tersebut ke dalam kamar.

"Besok aku harus bangun lebih awal, dan mengembalikan sendal Rindy ke tempatnya," kata Hana cekikikan sambil menutup pintu. Malam itu dia benar-benar tidur dengan sendal Rindy yang ada di sampingnya. Bahkan dia tak mendengar bunyi alarm, saat pagi sudah menyapa.

Di sisi lain Rindy kebingungan karena sendal yang ia taruh di rak depan kamar mendadak hilang. Dia mengecek seluruh jendela juga pintu, takut ada maling masuk.

"Tapi masa iya cuma ngambil sendal, kan nggak masuk akal," gumam Rindy sambil garuk-garuk kepala. Dia melirik ke arah kamar Hana, sampai detik ini wanita itu belum juga keluar, padahal biasanya Hana sudah berkutat di dapur.

Rindy pun memutuskan untuk mengetuknya dan membangunkan Hana.

"Han, sudah siang, kamu nggak kerja?" teriaknya cukup keras sambil mendekatkan telinga ke daun pintu.

"Hana."

Entah sudah panggilan ke berapa, akhirnya Hana mulai mengerjap dan mendapati kamar yang sudah mulai terang karena cahaya matahari yang masuk di celah-celah jendela.

"Astaga, aku terlambat," kata Hana segera beranjak. Dia keluar sambil membawa handuk, karena kamar mandi mereka berbarengan.

"Rin, ini sudah jam berapa?" tanya Hana dengan tampang panik.

"Baru setengah tujuh sih, tapi kayaknya kamu nggak bakal sempet buat masak sarapan," jawab Rindy dengan santai sambil melongok ke dalam kamar Hana, dia mengernyit saat melihat sendal barunya berada di atas kasur.

"Han!" panggil Rindy padahal Hana sudah mau menutup pintu kamar mandi.

"Ada apa, Rin?"

"Kamu ambil sendal punyaku?" tanya Rindy tanpa niat menuduh. Tepat pada saat itu Hana langsung tersenyum lebar hingga menunjukkan giginya.

"Semalem aku nggak bisa tidur, pas nyium bau sendal baru aku jadi ngantuk, makanya aku bawa ke dalem, kamu nyariin ya, Rin? Maaf ya," jelas Hana dengan bibir yang mengerucut. Sementara Rindy hanya geleng-geleng kepala.

"Masih dibutuhin nggak?" tanya Rindy, kalau iya dia yang akan mengalah dan membeli sendal baru lagi.

Hana menggeleng sambil tertawa kecil. "Enggak, hehe, nanti aku beli sendiri di warung."

***

Karena setiap pagi Hana selalu menghabiskan waktu di kamar mandi, bahkan di saat jam kerja, Vanya pun memiliki rencana untuk menjebak wanita itu. Dia merasa Hana memanfaatkannya, mentang-mentang Hana masih anak baru.

Kali ini dia pastikan Hana ditegur oleh Ibu Mia, atau kalau bisa Hana dipecat saja.

"Hana, aku ke toilet dulu ya," ujar Vanya sebelum Hana yang izin lebih dulu.

"Cuma sebentar kan, Van?" tanya Hana memastikan. Karena dia mulai merasa mual. Tidak mungkin kan setiap saat dia memegangi sendal baru sebagai penawarnya, sedangkan dia berhadapan langsung dengan tamu.

"Terserah aku lah, aku aja nggak pernah protes kamu tiap hari bolak-balik ke toilet!" celetuk Vanya dengan lirikan sinis, seraya melenggang pergi. Di balik tubuh gemulai yang sedang berlenggak-lenggok itu, Vanya menarik sudut bibirnya ke atas, kali ini dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Hana.

Sampai beberapa menit berlalu, Vanya benar-benar tak kunjung kembali. Hana sampai menunggu dengan cemas, karena rasa ingin muntah sudah ada di pangkal tenggorokan.

"Vanya kenapa lama banget ya," gumamnya dengan wajah yang mulai pucat dan keringat dingin yang mengucur sana sini.

"Permisi." Seorang tamu menghampiri meja resepsionis dan bicara dengan Hana. Wanita itu langsung mengangkat kepalanya dan mencoba tersenyum.

"Ada—"

Baru satu kata yang keluar dari mulut Hana, dia langsung berlari ke arah toilet karena sudah tak tahan ingin memuntahkan sesuatu yang sedari tadi bergolak. Hana tak menghiraukan siapapun, dia hanya fokus pada satu tujuan, hingga tepat saat dia sampai dia langsung muntah-muntah di wastafel.

"Hoek, hoek!"

Di saat itu meja resepsionis pun menjadi kosong, tak ada yang menyambut kedatangan tamu ataupun seseorang yang bisa ditanyai. Sementara Vanya masih belum muncul juga, sampai dia dihubungi oleh Ibu Mia.

Dan tepat pada saat itu Vanya langsung menampilkan batang hidungnya dengan mimik dan pergerakan yang tergesa.

"Maaf, Bu, saya izin ke belakang sebentar, sebelumnya ada Hana di sini," ujar Vanya melapor, di samping itu Hana juga turut kembali dengan wajah yang terlihat cukup lesu karena energinya terkuras.

"Hana," panggil Ibu Mia, membuat wanita itu merasa cemas menyadari keteledoran yang sudah dilakukannya.

"Maafkan saya, Bu," ucap Hana sambil menundukkan wajah. Sementara Vanya mulai merasa senang, karena akhirnya rencananya berjalan lancar.

"Ikut Ibu ke ruangan sebentar," kata Ibu Mia, membuat senyum Vanya semakin mengembang sempurna.

Hana makin was-was, sambil melangkah dia terus berdoa agar masalah ini tak menimbulkan efek yang serius, karena dia tidak mau dipecat, dia butuh pekerjaan ini.

Hingga sampai di ruangan Ibu Mia, wanita itu langsung menasehati Hana. "Hana, sebaiknya kamu jujur apapun kondisimu supaya kami bisa memaklumi dan bekerja sama dengan lebih baik. Kamu sedang hamil kan?" Tandasnya yang membuat Hana terkejut bukan main.

"Bu—"

"Kalau kamu memberitahu Ibu ataupun Vanya lebih awal, mungkin Vanya akan lebih berhati-hati," sambung Ibu Mia sebelum Hana menjelaskan. Karena sebelumnya dia diberitahu oleh Elgar, bahwa saat ini Hana sedang hamil muda, jadi mungkin pekerjaan Hana akan sedikit terkendala. Sebagai seorang bawahan, tentu Ibu Mia hanya bisa mengikuti apa kata tuannya. Meski di peraturan tertulis jelas, bahwa perusahaan melarang ibu hamil untuk bekerja, apalagi full time.

Hari itu Vanya pikir Hana bisa langsung mendapatkan surat peringatan, ternyata dia salah. Kini dia malah mendapat pencerahan dari Ibu Mia, bahwa Hana adalah orang titipan petinggi perusahaan.

"Cih, pantes aja dia langsung diterima kerja," gerutunya dengan wajah kesal. "Jangan-jangan dia simpenan bos."

1
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Muh Alvin Alfarizky
tuh dengerin pesan papa Danu el
🇧 🇺 🇱 🇦 🇳¹²
wah langsung setaun kemudian akhirnya elgar sama hana menikah juga 🤭
Naufal Affiq
semoga berbahagia ya hana
Ma Em
Selamat untuk Hana dan Elgar semoga samawa langgeng pernikahannya, semoga Hana bahagia bersama Elgar .
murni l.toruan
Terimakasih atas nasehatnya Mama, aku akan mencintai dan menyayangi sampai tua, wanita diciptakan dari tulang rusuk agar di sayang dan di jaga
Sunaryati
Keluarga yang harmomis dan sejalan. Terima konsekuensinya Elgard menikahi janda bonus satu putra. Dengar dan laksanakan pesan kedua orang tuamu. Tidak banyak orang tua mendukung putra yang masih lanang menikahi janda, apalagi sudah punya anak. Jadi kamu beruntung.
jumirah slavina
udah ngerangkak nih bayi
Rina
Akhirnya menuju halal juga 👍🏻👍🏻👍🏻
Santi
wah... udah mau nikah aja yaa...
penantian berbuah manis ya.. Elgar
yuning
banyak dari kita yang terjebak dalam pernikahan toxic
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
terharu dengan kata-kata mama mirna 🥺😍
Dien Elvina
tuh dengerin pesen papa mu El, jangan pernah sekali pun menyakiti hati wanita..Krn kebahagiaan mu dan kesuksesan mu ada pada nya
Niͷg_Nσͷg
Dengerin pesen papa kamu El? Rezeki dan kesuksesan seorang suami ada pada istrinya, jadi jika kamu sedikit saja menyakiti istrimu..kelarr dehh hidupmu. tapi jika kamu Royal dan selalu memuliakan hidup istrimu..maka kehidupanmu akan bertambah bahagia dan yang pasti aman sentausa.
Zatina: Hai Kak, mampir di novel terbaru aku yang berjudul Reveal The Facts yuk. Kisah ini menceritakan tentang perjuangan Elara untuk mencari keadilan untuk saudara kembarnya yang telah diperkosa. Ikutin kisah selengkapnya yuk.
juhaina R💫💫: astagahhh mulut lu remnya udh blong yah, disinikan bukan kita ajahhh 🤣 takut jandah yg lain kda ngiri🤭
total 4 replies
amilia amel
meskipun dari keluarga kaya, baik elgar maupun orang tuanya sangat bijaksana dan meneruhana dan delfin apa adanya
salut sama keluarga elgar
partini
keluarga 👍,dah mau 1tahun belum nikah juga thor
dyah EkaPratiwi
salut sama keluarga elgar
Uthie
Semoga cepet bersatu dehhh Hana dan Edgar 👍🤗🤗
Uthie
sukurin para orang jahat 😜
Uthie
Akhirnya.. setelah lama baru up lagiiii dengan membawa kabar kelahiran baby nya Hana 🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!