3 bulan begitu cepat berlalu!
Alam manusia berada dalam masalah besar. Dewa-dewa itu turun ke alam manusia, melakukan pembunuhan besar, penghancuran yang sangat mengerikan.
Lin Bing telah terbunuh, pangeran naga Xiao Xuan bersumpah untuk membalaskan dendamnya.
Sang pangeran naga Xuan bersama para ahli bela diri dari alam manusia, bekerja sama untuk menyelamatkan alam manusia dari kekacauan besar ini.
Melawan para dewa-dewa kuat yang menyebabkan kekacauan di alam manusia.
Akankah sang pangeran naga berhasil? ataukah ia akan gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 24
Dibalik hamparan Kabut yang sangat pekat, dua sosok pria berhadapan dengan pedang yang saling berbenturan.
Dinding air yang menjulang tinggi ke langit, bagaikan sebuah gelombang air pasang yang sangat tinggi, dengan satu sosok naga emas yang mengeluarkan cahaya api keemasan yang sangat berkilau dan berkilau.
Xiao Xuan maupun Yan Xiao, mereka mengambil langkah mundur beberapa langkah kebelakang. Mengambil langkah mundur, untuk langkah pertarungan yang selanjutnya!
Di sisi lain, Yao Gang mengalami kesulitannya sendiri. Tombak dewa air Yan Luo itu menancap tepat di bahu Yao Gang, membuatnya mengalami luka yang sangat serius.
Dewa air Yan Luo bukanlah seorang praktisi martial God tahap menengah, ia menyembunyikan kultivasinya dengan sangat baik.
Yan Luo ternyata telah mencapai tingkatan ranah martial God tahap puncak, bahkan telah mencapai titik teratas untuk melangkah menjadi seorang praktisi true God.
Kesenjangan tingkatan ranah itu sangatlah besar. Membuat Yao Gang pun sangat begitu dibuat tidak berdaya oleh dewa air Yan Luo.
Namun, kegigihan Yao Gang, dan juga sikapnya yang selalu benci akan kekalahan. Sosok pria paruh baya itu mengabaikan setiap luka yang di derita nya. Aura api yang terpatri dan menyelubungi tubuhnya dengan sangat kuat. Namun dihadapan dewa air Yan Luo, itu hanyalah percikan api kecil yang sangat mudah untuk dipadamkan nya.
Namun itu tidak membuat semangat Yao yang runtuh, ia kembali mengangkat tombaknya ke langit kemudian ia berkata bahwa ia tidak akan membiarkan dewa air Yan Luo menang dengan mudah.
Disisi lain, Yao Gang telah menyadarinya, bahwa ia tidak akan mampu untuk mengalahkan dewa air Yan Luo. Namun semangat juangnya sebagai manusia yang dijuluki sebagai petarung terhebat, dihadapkan dengan kekuatan mutlak dewa air Yan Luo, itu tidak membuat Yao Gang gentar sedikitpun.
.
.
.
Lin Zhi, Xuan Yuki, Yao Yao, dan juga Xian Ni Qiu. Mereka semua bekerja sama, memimpin seluruh pasukan alam manusia sehingga keluar dari tekanan yang diberikan oleh banyaknya jumlah pasukan alam dewa yang tidak terhitung jumlahnya.
Tubuh-tubuh yang telah terpisah belah berserakan di permukaan tanah, itu tidak di anggap sebagai tubuh, bagaikan sebuah pijakan kenyal yang bahkan tidak dipedulikan oleh setiap kubu.
Suasana yang di guyur air hujan, membuat Medan pertempuran di banjiri oleh lautan lumpur yang bercampur dengan merah darah segar.
Medan tempur itu telah benar-benar menjadi lautan darah yang segar. Namun Alam manusia berhasil sedikit menghilangkan tekanan dari praktisi alam dewa berkat pengorbanan saudara-saudari yang telah gugur.
Namun, pasukan alam dewa yang tidak terhitung jumlahnya itu terus berdatangan, bagaikan tidak akan pernah habis.
Xuan Yuki berteriak dengan sangat kencang, memberikan komando peperangan, menyemangati semua pasukan alam manusia.
Mereka pun kembali bergerak maju, tanpa rasa takut sedikitpun, mereka telah bersumpah, bahwa hidup dan mati mereka di tentukan dalam peperangan hari ini.
Di sisi lain, Luo Zheng terbunuh! Luo Zheng yang berhadapan dengan Lan Wu Yue, praktisi kuat yang pernah mengalahkan Xian Ni Qiu, pada saat Lan Wu Yue pertama kali datang di kota Yan istana pangeran naga. Luo Zheng gugur dibawah pedang air Lan Wu Yue. Dimana Pedang itu menancap tepat di tubuhnya.
Sosok tuan muda Luo Zheng itu pun mulai runtuh, kesadarannya mulai kabur, tubuhnya tidak dapat lagi ia kendalikan, bahkan seluruh tubuhnya itu terasa begitu kebas.
Luo Zheng pun terjatuh dari ketinggian langit menuju permukaan tanah berlumpur, bersatu dengan ribuan mayat mayat kedua pasukan yang telah gugur.
Kekalahan Luo Zheng, menyebabkan duka pilu yang begitu mendalam bagi pasukan alam manusia. Luo Feng yang melihat anaknya terbunuh, ia pun sangat marah, bahkan ia sangat murka.
Luo Feng bersumpah akan membalaskan dendam anaknya terhadap Lan Wu Yue.
Lonjakan elemen angin ekstrim itu sangat mengerikan. hempasan udara memporak-porandakan seluruh wilayah disekitarnya. Praktisi-praktisi master world dari kedua belah pihak itu beterbangan, tak kuat menahan dampak angin ekstrim yang sangat mengerikan.
Rambutnya yang hitam itu berdiri, angin kencang membuat rambutnya tertiup dengan kencang. Tatapannya begitu tajam dan mengerikan.
Lalu, Luo Feng melesat secepat angin dan sangat sunyi, memegang pedang di tangannya, ia mulai menyerang Lan Wu Yue dengan sangat ganas.
