Ratu Antagonis

"Ini, apakah ini cukup?"

Xera memberikan sebuah gulungan harta miliknya, disana terdapat catatan yang berisi kekayaan Xera yang disimpan di pusat penyimpanan, nilainya sangat banyak.

"Ini sudah lebih dari cukup, aku akan mengembalikannya nanti setelah masalah ini selesai." Jelas Cheppy, dia memegang gulungan kertas tersebut dengan bahagia.

"Tidak usah di kembalikan, anggap saja ini bayaran untuk kerjasama kita kedepannya." Senyum Xera, Cheppy terdiam sebelum akhirnya mengangguk.

"Kabari aku jika kau sudah selesai membuat tempatnya."

"Baik."

Mereka terus berbincang sampai malam, hingga dini hari Cheppy kembali kedalam kamar yang sudah disediakan oleh para pelayan, Xera juga tidur.

•••

"Ethel, apa mereka sudah selesai?"

"Sudah yang mulia."

"Lama sekali, apa saja yang mereka bicarakan?" Heran kaisar, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang begitu luas, nuansa kamarnya berwarna hitam dan merah.

"Mereka membahas bisnis dan juga kerjasama yang akan mereka jalin, nampaknya nyonya akan membuka restoran baru." Jelas Ethel, dia benar-benar kagum pada Xera yang memiliki ide bisnis luar biasa, ditambah dengan nilai jualnya yang sangat laris dan langsung populer.

"Istriku memang cerdas." Bangga kaisar, Ethel sontak menatapnya dengan tatapan yang penuh kemuakkan.

"Ah iya, bagaimana dengan tindakan Xera terhadap para pelayan ku di gunung belakang? apakah sudah ada pergerakan?" Tanya kaisar, dia terlihat sibuk dan serius sekarang.

"Belum yang mulia, nyonya ingin diajak kesana lusa setelah paman dan bibinya kembali pulang. Lalu, nyonya juga sudah menyiapkan strategi yang matang untuk hal ini, para pelayan anda akan mengacau di kota. Hingga mengakibatkan banyak kerugian disana, namun untuk mall dan juga toko milik nyonya, semuanya aman karena ada energi sihir dari saya." Jelas Ethel.

"Baguslah kalau begitu, aku ingin melihat istriku bermain-main dengan mereka. Lalu, katakan pada para pelayan untuk menghormati nyonya mereka, jika tidak... Mereka akan tahu sendiri akibatnya seperti apa." Tegas kaisar, Ethel mengangguk paham.

"Baik yang mulia."

"Aku akan melihat istriku yang sedang tidur."

Ethel hendak mencegahnya namun kaisar langsung menghilang seperti asap, Ethel hanya bisa pasrah melihat tuannya yang sudah berubah menjadi aneh seperti ini.

Kini, didalam kamar Xera. Kaisar melihat Xera yang sedang tertidur pulas diatas ranjangnya, Xera nampak cantik dan memukau. Dengan perlahan-lahan tanpa mengganggu kelelapan Xera dalam tidurnya, kaisar ikut masuk kedalam selimut yang Xera pakai.

Kaisar memiringkan tubuhnya untuk menatap wajah cantik Xera, dia tersenyum. Tangannya terulur untuk merapihkan helaian rambut Xera yang mengenai wajahnya, Xera sedikit terusik namun dia tetap tertidur.

•••

Matahari pagi mulai muncul, bahkan waktu hampir siang. Namun wanita cantik ini masih terlelap dalam tidurnya, dia merasakan kenyamanan dalam pelukan hangat yang dia rasakan.

Hingga akhirnya dia mendengar suara bising diluar kamarnya, Xera mulai membuka matanya.

Hal pertama kali yang dia lihat adalah dada bidang laki-laki yang begitu harum, tanpa melihat wajahnya pun Xera sudah tahu siapa dia. Xera mulai bangun dari tidurnya, dia memicingkan matanya saat mendengar suara Syua dan Amy diluar pintu.

"Nona sedang tidur, harap nona Momo menunggu diruang makan saja."

"Aku sudah menunggu kak Xera sejak pagi! kenapa aku tidak boleh masuk kedalam kamarnya?"

"Nona mohon mengerti, nona Xera tidak suka jika tidurnya diganggu."

"Tapi aku ingin bertemu dengannya...."

"Nona Xera sudah bekerja seharian, dia juga sibuk membahas pekerjaan dengan tuan Cheppy sampai dini hari. Beliau membutuhkan istirahat yang cukup."

"Harap nona Momo mengerti."

"... Baiklah."

Xera sayup-sayup mendengar suara mereka yang sedang berbincang dengan wanita, Momo? itu berarti adik dari Cheppy yang berarti sepupu perempuannya.

Xera turun dari ranjangnya, dia menatap kaisar yang masih tidur dengan lelap. Xera berjalan menuju pintu, dia membukanya dan menatap Syua dan Amy.

"Momo?" Tanya Xera.

"Benar nona." Angguk mereka.

"Masuklah."

Amy dan Syua saling pandang, mereka sedikit enggan karena didalam ada kaisar tapi mereka juga harus melayani Xera. Hingga akhirnya, mau tidak mau mereka pun tetap ikut masuk dan membuntuti Xera dibelakang.

"Bantu aku bersiap." Ucap Xera.

"Baik nona."

Syua membantu Xera untuk mandi, sedangkan Amy dia menyiapkan segala kebutuhannya. Sesekali mereka juga melirik kearah kaisar yang masih tertidur, entah kenapa mereka seperti melihat pasangan suami istri disana. Dimana, sang suami masih tertidur pulas sedangkan istrinya harus bersiap.

"Nona, kapan nona akan menikah dengan kaisar?" Celetuk Amy, tangannya sibuk memijat rambut Xera karena saat ini Xera sedang keramas.

"Apa maksudmu?" Heran Xera, matanya masih terpejam karena menikmati pijatan di kepalanya.

"Nona dan yang mulia sangat serasi, sekarang pun anda terlihat seperti pasangan suami istri." Senyum Syua, Xera membuka matanya dan menatap mereka berdua.

"Benarkah? apakah kami terlihat seperti itu?" Tanya Xera penasaran.

Amy dan Syua mengangguk, Xera terdiam. Dia tidak mempermasalahkan adanya sosok kaisar didalam kamarnya karena dia tidak ingin kaisar menganggap nya sebagai wanita yang hanya membutuhkan pertolongannya saja, ditambah kaisar juga selalu ada untuknya.

Tapi, tak bisa Xera pungkiri bahwa sosoknya pun tidak membuat Xera risih ataupun tak nyaman, justru malah sebaliknya. Xera merasa aman dan nyaman saat berada didekatnya.

Xera keluar dari dalam kamar mandi dengan memakai kimono handuknya, rambutnya yang basah nampak seksi sekarang.

"Kau mau kemana?" Tanya kaisar, Xera menatapnya. Kaisar sudah duduk diatas ranjang dengan tampang bantalnya, sangat tampan. Apakah semua iblis memang tampan?

"Bertemu dengan sepupu perempuan ku, Amy siapkan hadiah untuk Momo." Ucap Xera yang berjalan kearah meja rias.

"Aku juga mau hadiah." Celetuk kaisar, Xera menatap kaisar melalui pantulan cermin. Sorot mata Xera nampak datar, dan kaisar langsung menunjukkan senyum tampan nya.

Xera menghela nafas berat, dia kembali sibuk dengan kegiatannya. Kaisar berjalan mendekat kearahnya, sontak Syua menghindar dan sedikit menjauh dari Xera.

"Aku ingin hadiah yang lain, aku tahu permintaan ku kemarin terlalu berlebihan untuk mu." Ucap kaisar, tangannya terulur untuk mengeringkan rambut Xera dengan sihirnya, Xera memejamkan matanya karena rasa dingin mengalir di kepalanya, dia benar-benar mengantuk.

"Xera." Panggil kaisar dengan sedikit berbisik, dia menundukkan tubuhnya agar bisa mencium aroma tubuh Xera dari dekat.

Mendengar suara kaisar disampingnya, Xera membuka matanya dan menengok kesamping, wajah mereka berdekatan bahkan hidung mereka pun bersentuhan. Mata Xera membulat, dia menatap mata kaisar yang terlihat kosong namun dalam.

Keduanya bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, Xera menelan ludahnya bulat-bulat. Hal itu membuat kaisar menyunggingkan senyum, kaisar kembali menjauh dan dia mulai merapihkan rambut Xera yang panjang dan lebat.

Xera malu setengah mati, kaisar pasti bisa mendengar saat dia menelan ludahnya. Syua yang berada tak jauh dari mereka hanya bisa menundukkan kepalanya, dia benar-benar tak sanggup melihat pemandangan romantis didepannya.