kisah seorang gadis yatim piatu yang memperjuangkan panti dari orang yang ingin mengambil tempat tinggal anak - anak panti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIGH SCHOOL
"Iya" jawab Erlangga.
"Ha" Erlangga menengok kebelakang karena adiknya bukanya cepat melakukan apa yang dia minta, malah diam.
"Tapi..."
"Cepat" suruh Erlangga, dengan terpaksa Airin menuruti sang kakak, Airin merangkul pundak Erlangga. Sebenarnya dia tidak enak, dia digendong dibelakang sambil memegang boneka.
"Sebenarnya ini yang ingin kulakukan, menggedong seorang adik" kata Erlangga sambil berjalan menuruni tangga "Tapi karena berhubung mereka cowok semua, aku jadi malas" lanjutnya, Airin mendengarkan sambil tersenyum kecil.
"Apa kamu pernah digendong?" tanya Erlangga.
"Pernahlah, digendong bunda, waktu masih kecil" kata Airin. Mereka masih mengobrol.
Agata geleng - geleng melihat Airin digendong Erlangga, apa lagi melihat ikatan rambutnya yang tidak beraturan. Setelah sampai disofa Airin diturunin.
"Ah... Kecil - kecil berat juga ya" Erlangga pura - pura mengeluh sambil duduk disebelah Airin.
"Hee siapa suruh yang minta digendong" kata Airin, Erlangga tersenyum.
"Rambut kamu kenapa sayang?" tanya mama Agata.
"Dikerjain kak Arga ma" jawab Airin pura - pura sedih.
"Tu anak ya suka suka sekali deh gangguin adeknya" omel mama Agata sambil merapikan rambut Airin.
"Kak, kita juga mau digendong dong" minta Dirga sambil menaik - naikan alisnya. Tiba - tiba Dirga sama Arga sudah didepanya.
"Iya kita juga mau kali" Arga senyum licik. Erlangga melihat kedua adik laki - lakinya.
"Ogah" tolak Erlangga sambil lari kabur.
"Kejar..." teriak Arga sambil lari mengejar Erlngga Dirga juga mengejar, mereka malah kejar - kejaran.
"Tuu, kumat deh sifat kekanak - kanakanya" kata Agata, Airin tersenyum. Semenjak hadirnya Airin, hilang sudah sifat dingin dan kaku Erlangga.
"Kamu nggak ingin minta dibelikan boneka barby sayang?" tanya papa Mahendra.
"Ini papa lagi, putri kita sudah besar, masa boneka barby" kata Agata.
"Ya siapa tau aja ma, Airin pengen main boneka" kata Mahendra.
"Ah papa ini" Agata menepuk pelan lengan suaminya.
"Hehe nggak pa" jawab Airin. Ya Airin harus memaklumi kedua orang tuanya belum pernah merasakan putrinya merengek meminta sesuatu apa yang diinginanya dan mereka juga tidak merasakan tumbuh kembang Airin dari bayi hingga besar.
***
Setelah tiga hari sang kakak - kakak melewatkan bermain dirumah dengan adik perempuanya. Dan sekarang Mereka kembali melakukan aktifitas mereka seperti biasa bekerja.
Dengan gagah dan tegap Erlangga berjalan menuruni tangga dengan setelan jas hitamnya. Setelah sampai dimeja makan Erlangga mencium pipi mamanya.
Lalu dibelakang ada Arga berjalan sambil mengendong tasnya tapi digendong hanya dibahu sebelahnya saja, kancing kemeja yang tidak dikaitakan semua tapi masih ada kaos didalamnya. Dirga berjalan dibelakang hanya memakai baju biasa karena dia berangkat nanti siang.
"Pagii..." sapa Arga.
"Pagi juga" jawab Dirga yang tiba - tiba ada disampingnya.
"Ck. Kakak ngagetin aja kirain hantu" asal Arga.
"Hantu tampan kan?" pede Dirga.
"Cih pede amat" ejek Arga.
Tap.
Tap.
Tap.
Langkah sepatu kaki Airin, berjalan menuruni tangga, rambut yang dibiarkan lurus memanjang dan ada jepitan rambut bunga dikepalanya, memakai seragam SMA berjas biru tua, rok mini motif kotak - kotak merah bergaris hitam kayak seragam sekolah dikorea gitu, menggendong tas rensel dipunggungnya, Airin tersenyum melihat keluarga barunya.
"Pagi sayang" sapa Agata tersenyum mencium pipi putrinya.
"Pagi juga ma" balas Airin. Lalu mencium pipi papanya.
"Kakakmu yang tampan ini nggak kamu cium juga?" tanya Arga menyodorkan pipinya agar dicium Airin.
"Nggak" jawab Airin lalu menjatuhkan bokongnya dikursi disebelah Diraga, semua terbahak.
Hari ini Airin kembali bersekolah, tapi tidak disekolah yang lama melainkan sekolah disekolahan internasional HIGH SCHOOL, tempat sekolahan elit. Tadinya Airin menolak, dia masih ingin bersekolah di sekolah yang lama. Agata merayu agar putrinya mau pindah dan akhirnya Airin mau pindah, HIGH SCHOOL adalah sekolahan milik kedua orang tuanya.
Setelah selesai sarapan Airin berangkat diantar sama abang - abangnya dan papanya. Shaka membukakan pintu mobil untuk Airin.
"Silahkan nona" Shaka mempersilahkan Airin masuk kedalam mobil.
"Ah iya, terimakasih" ucap Airin sambil menundukan kepalanya.
Duk.
"Aw"
Jidat Airin kejedot pintu mobil dia kembali salting dihadapan Shaka. Dia malu sekali.
"Kamu tidak apa - apa sayang?" tanya papanya.
"Tidak, tidak apa - apa pa" jawab Airin lalu dia masuk kedalam mobil. Tangan sambil mengusab - usab jidatnya, bisa - bisa dia kejedot.
sehari agar shaka mau menggendongnya