NovelToon NovelToon
Golden Hands Arm

Golden Hands Arm

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sarunai

Pemuda 18 tahun yang hidup sebatang kara kedua orangtuanya dan adeknya meninggal dunia akibat kecelakaan, hanya dia yang berhasil selamat tapi pemuda itu harus merelakan lengan kanannya yang telah tiada
Di suatu kejadian tiba-tiba dia mempunyai tangan ajaib dari langit, para dewa menyebutnya golden Hands arm sehingga dia mempunyai dua tangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Han yang mendengar penjelasan itu hanya mengangguk pelan.

“Ya.. sudah, saya mau beli yang ini saja,” kata Han, sudah tak sabar untuk tes drive.

“Kalau begitu, Tuan, mari kita urus pembayarannya dulu,” ujar SPG itu dengan senyum ramah.

Saat Han berjalan melewati deretan mobil mewah, matanya tertarik. Ia berpikir, memiliki mobil juga harus untuk mengisi garasi di vila barunya, agar tidak terlihat kosong.

“Nona, boleh saya lihat mobilnya? Saya juga ingin membeli satu,” kata Han santai.

“Hah? Tuan… ingin membeli mobil? Terus… motornya?” tanya SPG itu, matanya melebar.

“Ya, saya beli juga. Motor satu, mobil satu. Boleh kan?” Han menjawab enteng.

“I-iya boleh… tapi Tuan, mobil di sini lebih mahal…” SPG itu mulai ragu, pikirannya bercampur bingung. Harga motor Ninja H2 yang Han mau saja sekitar 860 juta, jika anak muda ini dari keluarga kaya dia masih yakin jika hanya membeli sebuah motor. Tapi mobil? yang harganya Puluhan miliar. Anak SMA, datang sendirian tanpa ditemani orang tua, dia menjadi ragu apakah anak muda di depannya ini benar-benar serius atau hanya ingin bermain-main.

Melihat wajah ragu SPG itu, Han hanya tersenyum. Ia mengeluarkan kartu perbankan dari dompetnya.

“Ini, kamu boleh cek. Kalau saldonya tidak cukup, Nona boleh langsung usir saya,” kata Han dengan nada santai.

SPG itu ragu-ragu menerima kartunya. Namun, rasa penasaran membuatnya memberanikan diri untuk mengecek saldo. Ketika layar mesin menampilkan jumlah saldo Han, SPG itu hampir tak bisa bernapas — nolnya ada dua belas! itu Lebih dari dua triliun rupiah! Tangannya langsung gemetaran.

“I-i-ini… Tuan… ma-maaf jika saya lancang tadi…” katanya dengan gugup sambil menunduk, cepat menyerahkan kembali kartu itu.

“Jadi… boleh saya beli mobilnya?” tanya Han sambil menyeringai kecil.

“Bb-boleh! Tuan, mari… silakan dipilih dulu,” ujar SPG itu dengan suara bergetar, matanya masih terpaku tak percaya.

Bingung memilih yang mana, akhirnya Han memutuskan untuk membeli Lamborghini Urus. Meskipun termasuk SUV, tapi tampilannya terlihat gagah. Dengan postur tubuh Han yang tinggi — sekitar 185 cm — dia berpikir akan ribet jika memilih mobil yang ukurannya kecil.

“Mobilnya tolong diantar ke vila saya saja. Sedangkan motornya, saya ingin langsung pakai,” kata Han sambil mencatatkan alamat villanya di secarik kertas, setelah proses transaksi selesai.

“Baik, Tuan Muda. Nanti kami akan mengirimnya ke vila Anda,” ujar SPG itu dengan hormat.

Han mengangguk singkat, kemudian keluar dari showroom sambil menuntun motor Ninja H2 barunya. Begitu naik, Han langsung memutar gas, suara mesinnya meraung. Ia melesat di jalan, ingin merasakan sendiri seberapa cepat motor yang selama ini yang hanya bisa ia lihat di aplikasi Tot-Tot, hingga membuatnya jatuh hati.

Di jalan yang cukup sepi, Han mulai merasa ada yang aneh — sepertinya ada seseorang yang mengikutinya? semenjak keluar dari showroom. Ia pun memutuskan berhenti di pinggir jalan dan membuka helm full face-nya. Tidak lama setelah itu, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya.

Dari dalam mobil itu, turunlah lima orang bertubuh kekar, berpakaian serba hitam. Han langsung mengenali salah satu dari mereka, saat mereka memalak warung makan dekat terminal dan Han kebetulan makan di situ. Tak lama kemudian, satu sosok lain muncul tiba-tiba tak jauh di depan Han. Pria itu berusia sekitar 41 tahun, badannya masih gagah, tapi di wajahnya ada bekas luka sayatan di dekat mata.

“Apa kau yakin dia orangnya, Pon?” tanya pria itu melirik kebelakang sambil menunjuk Han.

“Benar, Ketua Long! Dia sudah membunuh Zozo dan memukuli kami,” jawab pria yang disebut Pon.

saat Han memperhatikan orang-orang di depannya tiba-tiba suara Halus yang sudah lama tak terdengar ada di benaknya. "Tuan, Sebaiknya Anda membunuh mereka semua. Kalau tidak, mereka bisa menjadi bencana untuk anda di masa depan. Atau... jadikan saja mereka Sekutu, agar bisa menambah kekuatan Anda."

"Apa maksudmu, Bulan?" tanya Han pelan, hanya dalam pikirannya.

"Serang markas Tengkorak Hitam, kalahkan ketua dan bos besar mereka, lalu jadilah bos baru dari kelompok itu," kata Bulan memberi usulan tiba-tiba.

Han menyeringai tipis.

"sepertinya menarik... baiklah. Nanti aku akan menyerang markas mereka," jawab Han dalam Hati.

Ketua Long menatap Han dengan alis terangkat. Ia tidak bisa membaca tingkat kultivasi anak muda di depannya ini. Bahkan, ia hanya merasakan Han seperti manusia biasa, sama sekali tak ada aura kultivator yang memancar dari tubuhnya. Dalam pikirannya, Han hanyalah anak muda yang mungkin memiliki sedikit ilmu bela diri.

Bagaimanapun juga, orang-orang yang sebelumnya dikalahkan oleh Han hanyalah bawahan rendahannya yang hanya menindas para pedagang yang kebanyakan manusia biasa. Namun karena ada yang tidak takut dengan nama Besar Tengkorak Hitam, Ketua Long terpaksa turun tangan sendiri.

“Anak muda, kau sudah salah mencari masalah dengan Tengkorak Hitam. Untuk menebus salahmu… kau harus mati,” katanya dengan suara dingin.

“Hahaha! Ketua Long, mati terlalu mudah untuk bocah ini. Kita harus siksa dia terlebih dahulu… karena telah berani melawan anggota Tengkorak Hitam agar dia lebih berhati-hati lagi dalam kehidupan selanjutnya!” seru salah satu orang di belakang Ketua Long, tertawa sinis.

“Tentu saja! Kita akan kuliti dia hidup-hidup!” sambung Ketua Long sambil menjilat bilah belati yang ia genggam.

Han yang mendengar semua ancaman itu hanya menggeleng pelan.

“Hanya tingkat heroic pembangunan…” gumamnya, namun masih bisa di dengar oleh mereka semua.

Ketua Long langsung terkejut. Dari mana anak muda ini tahu tingkat kultivasinya?

“Ti-tidak mungkin… berada di tingkat apa sebenarnya kau?” tanpa sadar, Ketua Long mundur selangkah, wajahnya berubah pucat.

Han menyeringai tipis.

“Kenapa? Terkejut?” ucapnya datar. “Tapi kalian… sudah terlambat.”

Sutt!!

Dalam sekejap mata, Han menghilang dari tempatnya. Tiba-tiba dia sudah berdiri tepat di depan Ketua Long dan — BAK! — satu pukulan telak mendarat di dada pria itu. Tubuh Ketua Long terlempar sejauh sepuluh meter, menghantam tanah, dan langsung memuntahkan darah. Padahal Han hanya mengeluarkan 5 persen dari kekuatannya, apalagi dengan lengan Golden Hands Arm yang meningkatkan daya serang pukulannya.

“KE-TUAAA!!” teriak anak buahnya, kini wajah mereka dipenuhi kejutan.

Dengan susah payah, Ketua Long bangkit, tubuhnya gemetar.

“Kalian… bantu aku… kalahkan bocah itu!!” serunya keras.

“Ba-baik, Ketua!!” sahut mereka tergagap, berusaha mematuhi perintah meski wajah mereka sudah tak lagi menunjukkan angkuh atau sombong. Kini hanya wajah-wajah pucat yang dipaksakan untuk tetap tegar meski hati mereka sudah ciut.

1
Iwan Brando
kenapa sdh selesai outhor ceitanya
Sarunai: lanjutannya nanti malam ya☺
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
thor tawaran terakhir kan 2T kok turun jadi 1T sih lupa ya thor apa dah ngantuk ya, kopi mana kopi
Sarunai: wah.. baru sadar😅
total 1 replies
Kama
Nggak cuma ceritanya saja yang menghibur, karakternya juga sangat asik. Aku jadi terbawa-bawa suasana. Ciyeee haha
Gato MianMian
Kayaknya harus kasih bintang lima deh buat cerita ini!
Sarunai: terimakasih ☺
tunggu kelanjutannya 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!