Terjerat Hasrat Ceo Cantik

Erland menghela nafas dengan berat, dia menatap Eliana dengan tatapan serius "Aku memang belum memiliki uang sebanyak itu, tapi aku tidak ingin menikah dengan kamu, apa kamu akan terus memaksaku?"

Eliana menganggukkan kepala, "Hm... oke aku tidak akan memaksa kamu. Asalkan hari ini aku ingin ikut dengan kamu kemanapun kamu pergi, aku merasa jenuh dengan dunia aku." Mungkin siapa tau Erland bisa berubah pikiran nanti.

"Kita baru saling mengenal, kamu tidak takut aku akan berbuat jahat sama kamu?"

Eliana menatap Erland sampai kedua mata mereka bertemu, "Karena aku tau kamu pria yang baik."

Erland terdiam, padahal dia merasa dia bukanlah seorang pria yang baik makanya Chelsea memutuskannya tanpa alasan.

"Aku rasa kamu salah menilai aku."

Eliana tidak menanggapi ucapan Erland, bagi Eliana Erland adalah pahlawannya, dia sangat tau Erland pria yang baik karena Erland rela berkorban untuknya padahal saat itu mereka tidak saling mengenal.

Eliana sengaja tidak ingin Erland tau bahwa Eliana adalah orang yang Erland tolong karena dia tidak menjadi terlihat lemah di depan siapapun apalagi kalau Erland mendadak menjadi kasihan padanya.

...****************...

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di kota A lagi. Erland harus pulang karena hari ini dia tidak memiliki job, dia masa bodoh saja pada Eliana yang terus mengikutinya.

Erland memakirkan mobilnya di depan rumah, kebetulan disana ada sebuah rumah makan sederhana milik Bu Darmi.

"Aku mau istirahat, lebih baik kamu pulang."

Bu Darmi memperhatikan Erland yang pulang bersama seorang wanita cantik. Dia segera menghampiri anak angkatnya itu, "Siapa dia Er? Pacar kamu?"

Eliana mengerutkan keningnya, sepertinya wajah Bu Darmi sangat tidak asing baginya, dia mencoba untuk mengingatnya. Dia terperangah saat mengingat bahwa Bu Darmi adalah orang yang menolongnya saat peristiwa penculikan itu.

Tapi mengapa dia bisa bersama Erland? Apa mereka menjadi orang tua angkat Erland setelah Riko dipenjara? Itulah yang ada di pikiran Eliana.

"Bukan, dia itu..."

Eliana menyalami Bu Darmi dengan penuh begitu lemah lembut, "Perkenalkan saya Eliana, tante."

Erland memandangi Eliana, rupanya gadis itu tau juga cara bersopan santun pada orang tua.

"Wah nama yang cantik secantik orangnya. Apa kamu sudah makan? Ayo coba masakan tante!"

Eliana ingin menolaknya tapi tidak enak bagaimana cara menolak dengan halus, "Oh aku..."

Erland memotong perkataan Eliana "Kebetulan Eliana hobby makan, kasih dia makanan yang banyak Bu."

Eliana mendeliki Erland, sepertinya Erland sengaja mengatakan itu karena dia tau Eliana memiliki selera makan yang buruk. Padahal Erland memang tidak ingin melihat Bu Darmi kecewa.

Akhirnya Eliana terpaksa makan sore bersama keluarga Erland.

Diana, adik angkatnya Erland yang masih duduk di bangku SMA itu, dia terperangah memperhatikan wajah Eliana yang sangat cantik "Wah kakak cantik sekali, tapi ada hubungan apa kakak sama kak Erland? Gak mungkin rasanya wanita seperti kakak bisa naksir kakak saya!"

"Memangnya aku seperti apa?" Erland menanggapi perkataan Diana.

"Bercermin aja kak!" jawab Diana sambil terkekeh.

Eliana hanya tersenyum memperhatikan intrakasi Erland dan adik angkatnya itu, dia juga memandangi Bu Darmi dan suaminya yang makan dengan lahap, sesekali Bu Darmi mengajaknya ngobrol. Dia merasakan kehangatan di keluarga ini.

Eliana bersyukur karena Erland bisa hidup dengan baik berkat Bu Darmi dan keluarganya.

Eliana mulai mencicipi masakan Bu Darmi, rasanya sangat enak, membuat Eliana tidak sadar makan begitu banyak.

"Katanya suka makan sedikit!" sindir Erland dengan pelan.

"Memang iya." jawab Eliana sambil makan.

"Itu kamu sudah habis satu piring lho."

Eliana terbelalak begitu menyadari dia telah makan banyak.

Bu Darmi tersenyum memperhatikan Erland yang tengah berbisik-bisik dengan Eliana. Setelah putus dengan Chelsea, Erland terlihat sangat murung, tapi sore ini Bu Darmi melihat Erland yang bisa bersikap ceria berkat kehadiran Eliana.

...****************...

Eliana menemani Erland untuk berbelanja ke pasar terdekat, Erland memang sering membantu Bu Darmi untuk berbelanja ke pasar untuk keperluan rumah makannya.

Karena jarak pasarnya dekat sekali, Erland memilih berjalan kaki kesana.

"Ini pasar lho, kamu yakin akan mengikuti ku?" tanya Erland pada Eliana yang tidak berhenti mengikutinya.

"Tentu saja. Siapa tau kamu berubah pikiran untuk menikah dengan aku."

Mungkin karena pertama kalinya Eliana menginjakan kaki ke pasar membuat Eliana menahan mual dengan aroma di pasar sana. Kalau bukan saja karena persyaratan pernikahan itu Eliana tidak akan melakukan hal sejauh ini, apalagi dia telah berjanji akan manjadikan Erland suaminya, terlebih lagi saat dia tidak bermimpi buruk ketika tidur bersama Erland. Dia sangat membutuhkan pria itu.

Erland menghela nafas, rupanya Eliana masih tidak menyerah untuk menjadikannya suami bayaran "Aku janji aku akan membayar uang 20 miliyar itu walaupun aku bisa nya nyicil entah berapa tahun."

Setelah selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk pulang.

"Apa aku tidak menarik?" tanya Eliana, Dia tidak mengerti mengapa Erland tidak tertarik padanya.

Saat itu mereka sedang berjalan dengan santai menuju rumah.

"Kamu cantik dan sempurna, tapi sayangnya tidak membuat aku tertarik."

"Tenang saja, aku tidak memerlukan hatimu. Aku hanya butuh status saja."

Erland tiba-tiba menghentikan langkahnya begitu melihat Chelsea yang keluar dari mobil mewah, rupanya dia baru pulang berkencan dengan Ruben. Bahkan Ruben dengan manisnya membukakan pintu untuk Chelsea bahkan mencium pipi Chelsea dan menggenggam tangannya.

Membuat Erland muak melihatnya. Apa Chelsea memutuskannya Karena pria itu? Padahal dia telah bekerja keras demi Chelsea.

Chelsea tercengang saat melihat Erland sampai dia reflek melepaskan tangan Ruben yang menggenggam tangannya. Dia lebih tercengang saat melihat Nona Direktur sedang bersama Erland, bagaimana bisa Direktur Utama Alaska Corp bisa jalan bersama Erland?

Mau tidak mau Chelsea harus bersikap ramah pada Eliana, Chelsea sedikit membungkukkan kepala pertanda hormat, "Nona Direktur!" Chelsea terpaksa menyapa Eliana.

Erland terkejut mendengarnya, rupanya Chelsea bekerja di perusahaan Eliana, dia menatap tajam pada Ruben yang tersenyum sinis padanya seakan meledeknya.

"Oh Chef Chelsea," Eliana membalas sapaan Chelsea.

"Mengapa Nona Direktur ada disini? Apa kalian saling mengenal?"

"Saya..."

Tapi malah Erland yang membalas pertanyaan Chelsea, "Aku calon suaminya."

Chelsea terbelalak mendengarnya, bagaimana bisa Erland, pria yang dia campakan kini menjadi calon suami dari pimpinan perusahaan tempat dia bekerja? Dan bagaimana mungkin secepat itu Erland move on darinya?

Begitu juga Eliana, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Apa iya akhirnya Erland akan bersedia menjadi suami kontraknya?

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....