Beverly gadis yatim piatu yang karena kepintarannya mendapat beasiswa di salah satu sekolah ternama khusus anak orang kaya.
Beverly memiliki dua orang sahabat Catherine dan Dimas.
Suatu hari sekolah mereka kedatangan murid baru yang bernama Keenan, anak pemilik sekolah.
Seiring berjalan waktu Keenan dan Beverly menjadi sepasang kekasih. Tanpa Beverly sadari Catherine sahabatnya juga mencintai Keenan.
Beverly yang mengetahui Catherine juga mencintai Keenan akhirnya mundur dan meminta Keenan menerima cinta Catherine.
Hingga malam perpisahan sekolah tiba, Keenan yang diberi obat perangsang oleh musuhnya, melakukan hubungan yang tak seharusnya dilakukan. Keenan merampas kesucian Beverly.
Sebulan setelah kejadian itu Beverly dinyatakan hamil. Saat ia akan mengatakan kebenaran pada Keenan, ia mendengar jika Catherine dan Keenan akan bertunangan karena perjodohan kedua orang tua mereka yang ternyata rekan bisnis.
Beverly akhirnya membatalkan niatnya untuk mengatakan kehamilannya pada Keenan.
Apakah yang terjadi selanjutnya?
Jangan lupa tekan favorit sebelum memulai membacanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Sahabat Terbaik
Bie memegang tangan Dimas dan menggenggamnya.
"Dim, terima kasih karena selama ini telah menjadi sahabat terbaik gue. Gue nggak bisa memberikan apa-apa sebagai sahabat. Lo aja yang selama ini memberi. Tapi suatu saat nanti jika gue sukses, tak akan pernah gue lupakan Lo. Orang pertama yang akan gue cari saat gue sukses itu adalah Lo." Bie berkata sambil tersenyum.
"Emang Lo mau kemana?"
"Tak ada kemana-mana."
"Kenapa Lo ngomong, saat Lo udah sukses orang pertama yang Lo cari gue. Itu sepertinya Lo mau pergi jauh."
"Bukannya Lo yang akan pergi jauh. Lo kuliah ke luar kota, kan?"
"Tapi gue setiap hari akan hubungi Lo. Atau Lo ikut kuliah di tempat gue."
"Gue ikut Lo? Nggak salah omongan Lo, Dim."
"Apanya yang salah."
"Gue bukan kekasih Lo, bukan tunangan apa lagi istri Lo," ucap Bie tertawa.
"Lo mau jadi kekasih gue."
"Lo nembak gue ...."
"Mati dong kalau gue tembak."
"Jangan bercanda ah. Ngomong-ngomong selama ini Lo selalu pergi sama gue, tak pernah pacaran. Nanti saat Lo kuliah, carilah gadis yang baik buat jadi kekasih. Biar ada yang temani saat malam minggu. Masa gue terus yang temani."
Gue senang Lo yang temani gue, Bie. Jika perlu selamanya Lo yang menemani hari-hari gue.
"Gue senang jalan bareng Lo," ujar Dimas.
"Kalau Lo jalan bareng gue terus, kapan punya pacarnya." Bie menggeser duduknya lebih dekat ke Dimas.
"Dim, jika suatu saat nanti kita tidak bisa saling memberi kabar lagi, gue ingin Lo tau jika gue tak akan pernah lupakan Lo. Hanya waktu dan jarak yang mungkin memisahkan kita tapi tidak hati ini. Lo akan selalu ada di hati ini."
"Bie ...." ucap Dimas lirih.
"Hhhmmm ...."
"Lo bicara jujur aja. Lo akan pergi? Kemana?" ucap Dimas pelan.
"Gue tak akan pergi. Gue tetap di sini."
"Jangan kemana-mana Bie. Gue akan pulang setiap liburan kuliah. Jika Lo tak ada, siapa yang temani gue jalan?"
"Pacar Lo yang akan temani. Kita tak mungkin selamanya berdua. Lo dan gue pasti akan memiliki pasangan hidup. Semoga Lo mendapatkan seorang gadis yang baik seperti Lo yang baik banget. Maafkan gue jika belum bisa menjadi sahabat baik."
"Bie, Lo membuat gue parno."
"Lo datang ke pesta pertunangan Keen dan Cath." Bie sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Bie. Lo mau pergi karena Keen dan Cath?"
"Gue nggak akan pergi, Dim."
"Gue tak akan pernah memaafkan Keen dan Cath jika Lo pergi jauh," ucap Dimas dengan sedikit emosi.
"Kenapa Keen dan Cath yang Lo salahkan?"
"Karena mereka, gue harus kehilangan sahabat terbaik seperti Lo."
"Udah ah, jangan bicara itu terus. Lo datang ke pertunangan Keen dan Cath sendiri aja ya. Gue tak bisa."
"Katanya Lo udah ikhlas!"
"Dim, gue tak bisa."
"Ada gue. Lo harus perlihatkan pada semua kalau Lo sudah mengikhlaskan semuanya. Teman sekelas semua di undang. Pasti akan menjadi gosip saat Lo tak datang."
"Baiklah, tapi gue hanya datang sebentar."
"Gue jemput Lo besok. Sekarang kita beli baju. Gue beliin Lo sekalian."
"Dim, nggak usah. Baju gue masih banyak."
"Gue yang mau beliin, bukan Lo yang minta."
"Udah banyak banget baju gue yang Lo beliin."
"Nggak ada penolakan."
Dimas membawa Bie ke salah satu Butik setelah mereka makan. Ia membelikan Bie satu gaun.
.........
Hari ini di salah satu hotel, tempat dimana perpisahan sekolah diadakan dulu, tampak keramaian.
Pertunangan antara Keenan dan Catherine akan dilangsungkan sesaat lagi. Tamu undangan sudah mulai memenuhi ruangan.
Teman sekelas mereka sudah banyak yang hadir memberikan ucapan selamat.
Bie dan Dimas memasuki ruangan. Tangannya di pegang Dimas. Banyak mata yang memandangi kedatangan Bie.
Pembawa acara telah meminta Keenan dan Cath untuk maju. Pertunangan akan segera berlangsung.
Kedua orang tua Keenan dan Cath juga telah maju. Mami Keenan memasangkan cincin ke jari manis Cath. Begitu sebaliknya Mami Cath memasangkan cincin ke jari manis Keenan. Mereka resmi bertunangan.
Bie tanpa sadar memegang perut, dadanya terasa sesak menahan tangis. Mual mulai terasa, tapi Bie berusaha menahannya.
Sebelum tangisnya pecah, Bie meminta Dimas menemaninya mengucapkan selamat untuk Cath dan Keen.
Bie dan Dimas berjalan menuju Keen dan Cath berdiri.Sampai dihadapan mereka Bie mengulurkan tangan pada Keen.
"Selamat Keen, semoga kamu dan Cath bahagia. Dan dilancarkan hingga hari pernikahan." Bie berucap dengan menahan sesak di dada.
"Selamat Cath, semoga bahagia selalu. Dan dilancarkan semuanya. Semoga Lo makin sukses." Bie memeluk Cath.
"Terima kasih," ucap Cath. Tampak kecanggungan diantara mereka. Keen tak ada berkata apapun, tapi matanya tak pernah lepas memandangi Bie.
"Aku pamit. Semoga kuliah Lo lancar. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik gue selama ini. Sampai kapanpun bagi gue, Lo tetap sahabat gue. Maafkan jika gue tak bisa jadi sahabat terbaik. Maafkan gue jika ada salah." Akhirnya tangisan Bie pecah.
Dimas memegang tangan Bie dan setelah bersalaman Dimas mengajak Bie pergi. Dimas tak mau Bie dan Cath menjadi pusat perhatian.
Dimas mengajak Bie duduk di taman. Ia membiarkan Bie menangis menumpahkan semua kesedihannya.
Bersambung.
****************************
Terima kasih untuk semua pembaca setia novel ini. Nantikan terus kelanjutannya. 💜💜💜
sesuai dg temanya "teen", kisah ini bener2 cerita tentang cinta remaja yg beranjak dewasa..
jadi ingat masa2 SMA dulu, wkwkwk..
ternyata dugaanku bener kalo benernya Cath itu cinta ma Dimas..
tapi sejak kemunculan Bie, perhatian Dimas teralihkan..
Akhirnya Cath cemburu dan gelap mata..
saat tahu Keen san Bie saling suka, Cath jadi memanfaatkan keadaan..
tapi syukurlah, semua bisa berakhir bahagia..
semua tokoh finally happy ending..
makasih ya mam buat ceritanya yg keren, walopun bonchap pernikahan Cath dan Dimas tidak terwujud, it's okay..
semoga sehat selalu dan tetap semangat untuk berkarya..
semoga sukses selalu baik di dunia nyata maupun di dunia halu ya mam..
😘🥰😍🤩💪🏻🙏🏻💞
nyesek banget