kisah horor mendebarkan yang penuh dengan pemicu Adrenalin. Kisah ini menceritakan balas dendam seorang arwah gentayangan bernama Hapsari lewat tubuh Dira manusia yang baru dikenalnya tapi memiliki kemampuan melihat arwah.
Perjanjian antara Dira dan Hapsari mendekatkan Dira pada Dika mantan Hapsari selagi masih hidup.
Rasa cinta yang dimiliki Hapsari ternyata masih tidak bisa merelakan Dika ada di samping wanita lain.
Keinginan Hapsari adalah membalas dendam atas kematian nya dan mencari tahu siapa pembunuhnya dan itu semua harus Dira temukan.
Bagaimana petualangan Dira dalam mencari pembunuh Hapsari dan mengapa saa kot bersentuhan dengan Dika semua arwah tidak bisa Dira lihat ada apa dengan Dika.
JANGAN MEMBACA SENDIRIAN Di SAAT MALAM!!
UP JUM'AT INSYA ALLAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketemunya Barang Bukti
Sudah lebih dari 5 menit Dika menyelam tidak ada tanda kehidupan walaupun cuma gelembung udara atau percikkan air dari tempat dimana Dika menceburkan diri.
Dira mulai terlihat khawatir wajahnya tampak tegang.
"Sari lu liat cowok lu, dah lima menit belum nongol juga. Takutnya kenapa-napa di bawah," ucap Dira menyuruh Hapsari untuk ke dasar Sungai melihat keadaan Dika.
"Gue enggak bisa berenang, gue takut tenggelam." tolak Hapsari.
" What! Eh lo kan arwah lo kalo tengelam kagak ngapa-ngapa kan udah Dead. Nah kalau gua tenggelam nasib gue bisa kayak lu!" bantah Dira menatap tajam ke arah Hapsari.
"Udah deh, kita nggak usah berdebat. Sekarang ini udah lebih dari 5 menit dan tuh si jutek belum keluar juga, ntar terjadi kenapa-napa ama si jutek yang rugi lu bukan gue," ucap Dira membuat Hapsari terlihat berpikir.
"Ih lu kok ngomongnya kayak gitu sih! Itu kan sama aja lu ngedoain Mars celaka." proses Hapsari dia tidak suka dengan apa yang Dira katakan
"Serah lu aja deh, apa yang gue omongin kan bener." saut Dira mengabaikan Hapsari dia kembali duduk di bawah pohon yang ada di tepi sungai.
"Beneran tuh berdua jodoh banget, sama-sama tukang ngeyel" dengus Dira kesal.
Dira berusaha santai dan tenang. Tapi tetap saja pikirannya cemas dan khawatir, apalagi ini hampir 10 menit Dika belum kelihatan keluar dari permukaan air sungai.
"Huuuhhh! sebel banget sih, kalau kayak ini lama-lama gue bisa bengek cuma mikirin si jutek." dengus Dira kembali kesal.
Dira melepaskan tas selempang dan juga sepatunya, tidak ada cara lain dia harus menyelam ke dasar sungai untuk melihat keadaan Dika. Walaupun sebetulnya dia bukanlah ahli dalam soal menyelam tapi paling tidak Dira masih bisa berenang.
"Wait! katanya lo gak bisa berenang?" tanya Hapsari menatap Dira heran.
"Gue bukannya enggak bisa berenang, tapi gue nggak bisa nyelem. Tapi kalau gue nggak coba masuk ke air, bisa-bisa tuh nyawa si jutek jadi taruhannya." geram Dira menatap ke arah Hapsari.
Dira lalu berjalan dan menceburkan diri ke dalam Sungai tempat di mana Dika menceburkan diri, sungai yang tak berarus ini ternyata cukup dalam juga. Dira mencoba menyelam di dalam air, matanya berkeliling walaupun pandangannya agak sedikit pudar karena air sungai yang keruh.
"Ya Allah di mana dia?" batin Dira dalam hati.
Dira menyelam lebih dalam lagi ke dasar sungai samar-samar pandangannya menangkap sosok Dika, Dira lalu berenang mendekati Dika yang sedang susah payah berusaha melepaskan diri dari belitan gagang air di samping sebuah tong.
Dira pun menyelam lebih dekat lalu mencoba membantu Dika melepaskan Diri dari ganggang air, mereka berdua bersusah-payah untuk menarik sekuat tenaga kaki Dika lepas dari belitan.
Air sudah masuk ke mulut Dira, 3 menit Dira menyelam tanpa alat bantu dan ini sangat berbahaya bisa berakibat fatal. Dira dan Dika terus berusaha menarik kaki Dika agar lepas.
Dira terlihat tak mampu menahan napas dan Akhirnya dia kehabisan napas, mulut nya terbuka saat itu lah Dira tak mampu bertahan di air. Tangan Dira terlepas dari genggaman Ganggang air matanya perlahan terpejam dan tubuhnya mengambang dalam air.
Dika panik melihat Dira diam dan melayang di air mulai terbawa arus, Dika menghentakkan kakinya sekuat tenaga dan menarik kuat, dua kali hentakan kaki Dika terlepas dari belitan ganggang air.
Dika berenang mengejar Dira, begitu tangan Dika bisa menggapai tangan Dira, Dika lalu memeluk tubuh Dira dan membawanya berenang ke atas permukaan sungai.
BYURRR
"Hah.. hah... hah... " Dika menghirup udara sebuah setelah berada di permukaan air, dia lalu berenang ke tepi sambil memeluk tubuh Dira yang sudah tak bergerak.
Dengan sisa tenaga Dika memapah tubuh Dira yang dalam keadaan tak bergerak. Tubuh Dira terlihat lemas, Dira juga tidak bernapas tubuhnya seperti orang yang sudah mati. Dika merebahkan tubuh Dira di atas rerumputan sementara arwah Hapsari terlihat panik.
"Dira!"pekik Hapsari tapi percuma suaranya tak terdengar Dika.
" Dira! Bangun!" Panggil Dika sambil menepuk kedua pipi dia.
"Gawat! dia terlalu banyak minum air sungai, air memenuhi paru-parunya, dia tidak bernapas sama sekali." gumam Dika terlihat panik saat melihat tubuh Dira yang sudah mulai kaku dan tidak bernafas lagi
Dika memeriksa kembali kondisi Dira, Dika mendekatkan telinga ke sebelah mulut atau hidung Dira. untuk merasakan udara di pipi Dika agat melihat apakah dada Dira itu bergerak? Dika tidak bernapas, Dika lalu memeriksa denyut nadi Dira. selama 10 detik.
"Dia sama sekali tidak bernapas, nadinya tak teraba aku harus cepat melakukan CPR," gumam Dika wajahnya terlihat khawatir dan panik melihat Dira yang tidak bergerak.
"Dira bangunnn!!" teriak Hapsari berkali-kali dengan wajah panik.
Dika mulai melakukan tindakan kompresi dada. Dika meletakkan satu telapak tangannya di bagian tengah dada Dira, tepatnya di antara payudara. Dika menekan dada Dira setidaknya 100–120 kali per menit, Saat menekan, Dika gunakan kekuatan tubuh bagian atas.tapi usaha ini tidak membuahkan hasil.
Dika mulai melakukan napas buatan, ini cara terakhir yang bisa Dika lakukan untuk menyelamatkan nyawa Dira. Dika menjepit hidung Dika, lalu menempatkan mulutnya ke mulut Dira
Dika memberikan napas atau udara dari mulutnya sebanyak 2 kali sambil melihat apakah bagian dada Dira terangkat seperti orang bernapas atau belum.
"Mars!" teriak Hapsari yang tidak suka melihat tindakan yang dilakukan oleh Dika,
Hapsari memalingkan wajah nya saat melihat bibir Dika menyentuh bibir Dira untuk memberikan napas buatan.
"Uhuk uhuk uhuk," Dira terbatuk dan mengeluarkan banyak air dari mulut nya.
"Syukur lah lu sudah sadar." ucap Dika sambil ngos ngosan.
"Diraa! syukur lah akhirnya lu sadar juga." ucap Hapsari.
"Tong lo di bawah," kata Dira dengan suara berbisik dan nafas tersengal.
"Gue harus cepat hubungi Om Putra." gumam Dika, matanya melihat ke kanan dan ke kiri Mencari tas untuk mengambil hp.
Begitu tas Dika ketemu tas Dika merogoh ke dalam dan mengambil hp lalu dia menghubungi nomor Putra.
"Om! Tong nya sudah ketemu. Om cepat datang ke sini sebelum tong itu berpindah lagi, Dika akan Sharlok lokasinya Om." lapor Dika kepada Putra.
"Makasih udah nyelametin aku," ucap Dira berterima kasih.
"Lain kali kalau nggak pandai menyelam lu jangan nekat kayak tadi," pesan Dika dengan wajah cueknya menatap ke arah sungai.
Setelah mereka berdua menunggu 1 jam Putra datang dengan mobil derek dan beberapa orang bawahannya yang berpakaian bebas dan 2 orang berseragam.
"Di mana tong itu Dika?" tanya Putra begitu dia tiba di lokasi.
"Tepat berada di bawah batang pohon itu om." tunjuk Dika membawa Putra ke tempat dimana tong itu tenggelam .
Putra menepuk bahu kiri Dika lalu memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk segera menemukan tong itu. Dua orang menyelam ke bawah dasar Sungai untuk memasang rantai mobil Derek yang akan mengangkat dan menarik tong keluar dari dasar sungai.
Beberapa penduduk mulai mendatangi tempat kejadian, tapi polisi langsung memasang garis polisi agar masyarakat tidak mendekati kearah tempat kejadian perkara.Tak Butuh waktu lama Tong bisa terangkat ke permukaan air dan langsung diangkut oleh mobil derek untuk dibawa ke kantor polisi.
"Jasad lu udah ketemu," ucap Dira kepada arwah Hapsari berdiri tepat di sampingnya dengan tatapan sedih.
"Lu harus bantu gue untuk mencari siapa pembunuh gue Ra," ucap Hapsari.
...😔😔😔😔😔😔😔😔😔...
...Bagaimana Dika dan Dira akan memulai penyelidikan untuk menemukan pembunuhan Hapsari....
...Yuk ikuti terus Titipan Mata Arwah episode selanjutnya Terima kasih untuk like vote gift dan juga komentarnya...
thanks buat reader setia 🙏🥰