NovelToon NovelToon
Belinda

Belinda

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 5
Nama Author: DIANAZ

Verga Marchetti menyetujui pilihan ayahnya untuk menikahi putri salah satu relasi mereka. Belinda Antolini yang cantik, pendiam dan penurut. Namun di malam pernikahan, Verga menyadari istri barunya tidaklah sediam yang ia kira. Gadis itu penuh rasa ingin tahu, punya gairah yang besar, juga menikmati aktifitas pengantin baru sepenuh hati.

Kegembiraan dan kebahagiaan Verga tidak bertahan lama, karena keesokan hari ketika ia membuka mata, istrinya sudah pergi. Meninggalkan dirinya, juga pernikahan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DIANAZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24.Where's my sister

Benjamin tiba di depan sebuah hotel mewah di kawasan jalan utama Kota BYork. Keningnya mengernyit memandang seputaran hotel tersebut.

Kenapa mereka malah menginap di sini? Ada apa sebenarnya? Kenapa mereka pulang lebih cepat?

Beberapa pertanyaan yang tidak ia temukan jawabannya sejak ia menerima telepon Verga yang mengatakan minta bertemu secara pribadi.

Benjamin saat itu memang akan pergi ke kota BYork untuk menghindar dari ayahnya dengan alasan punya sesuatu yang harus ia kerjakan di kota tersebut, ia tidak mau terbang pulang bersama ayahnya dan Maurice.

Keesokan harinya setelah pesta perayaan pernikahan Verga dan Bel yang diselenggarakan Tuan Verone untuk relasi dan perusahaannya, Benjamin bertolak ke kota BYork, sedangkan Belardo dan istrinya Maurice kembali pulang ke Mansion Antolini.

Malam hari ketika istirahat di kamar hotelnya, Ben menerima telepon dari Verga. Panggilan singkat menyerupai perintah, bahwa Verga akan menunggunya di sebuah hotel di kota BYork. Ia menyebutkan nomor sebuah kamar, yang membuat Benjamin makin kebingungan.

Langkah kaki Benjamin semakin cepat, ia menaiki lift dan menunggu benda tersebut mengantarkannya ke lantai atas. Tepat ke sebuah lorong yang merupakan lorong kamar tempat Verga meminta bertemu.

Apa yang pria itu lakukan di sini, pikir Benjamin dengan langkah makin cepat, mengingat nomor kamar yang di sebutkan oleh Verga.

"Anda sudah tiba, Tuan?" sebuah suara membuat Benjamin berbalik. Juan Xavier, asisten Verga Marchetti sudah berdiri di ujung lorong.

"Ikut saya, Tuan Ben. Tuan Verga sudah menunggu," ucap Juan dengan nada formal.

Benjamin menjaga wajahnya tetap datar, namun kilau matanya tidak luput menangkap sinar menilai yang terlihat di mata Juan. Asisten Verga Marchetti tersebut melirik sekilas sosok tubuhnya dari atas hingga bawah, sedikit lama di bagian lengan atas.

Benjamin sudah terlatih menilai situasi. Ia tahu telah terjadi sesuatu. Setahu dirinya, Juan Xavier tidak ikut dalam acara bulan madu adiknya. Tetapi pria itu sekarang ada di sini, bersama Verga yang mengundangnya ke sini.

Ben melangkahkan kaki dengan tenang, mengikuti Juan yang mulai melangkah dengan pelan setelah melihat Ben mulai mengikutinya.

"Di sini, Tuan. Ini kamar Tuan Verga. Beliau sudah menunggu Anda di dalam."

Juan mengetuk dua kali, lalu pintu terbuka.

"Saya pamit, Tuan," ucap Juan. Ia langsung pergi meninggalkan Benjamin.

Benjamin menatap ke arah pintu yang terbuka. Verga Marchetti sudah menyambutnya. Berdiri di dekat pintu yang terbuka dengan ekspresi wajah yang tampak dingin.

Benjamin menyipit, namun tidak berkomentar. Sejak mengenal Verga, ia belum pernah disuguhi ekspresi seperti itu.

"Masuklah," ucap Verga.

Benjamin mengangguk. Melangkah masuk dan langsung menuju tengah ruangan dimana sebuah sofa terletak.

"Silakan duduk." Verga yang baru saja selesai menutup pintu berjalan melewati Benjamin. Ia melangkah ke arah sebuah meja dan mengambil dua buah gelas yang sudah disiapkan di sana.

Benjamin merasakan situasi yang agak kaku dan juga tidak bersahabat. Kondisi yang tidak pernah terjadi dalam setiap pertemuan-pertemuan mereka sebelum ini.

"Kenapa kau ada di sini? Dimana Belinda?" tanya Ben. Ia masih berdiri di dekat sofa.

Verga membawa gelas ke arah sofa, memposisikan dirinya duduk, lalu menuang sebotol anggur yang ada di atas meja di hadapannya ke dalam dua gelas tersebut.

"Silakan duduk. Kau mau minum?" ucapnya sambil menyodorkan salah satu gelas ke arah Ben.

Benjamin duduk, memilih sofa yang berhadapan dengan Verga. Ia meraih gelas, namun tidak berniat untuk minum, hanya mengamati Verga yang mulai menyesap minumannya.

"Dimana Belinda?" tanya Benjamin sekali lagi.

Senyum kecil menyeruak di bibir Verga. Ia bersandar di sofa, menatap Benjamin dengan sorot mata yang amat dingin.

"Kau tahu, Ben ... alasan kenapa aku lama sekali baru menikah? ...."

Verga dan Benjamin saling menatap, sorot dingin dari mata Verga dibalas Benjamin dengan sorot waspada. Ben tidak menjawab. Ia tahu, tanpa bersuara pun Verga akan kembali bicara.

"Aku orang yang pemilih. Para wanita, gadis-gadis yang mendekatiku bukan membuat aku merasa senang. Malah sebaliknya ... aku tidak tertarik, membuatku muak."

Verga berhenti sejenak, meletakkan gelas ke atas meja dan kembali bersandar ke posisinya semula.

"Kau bertanya dimana adikmu ... apa pendapatmu bila kukatakan ... setelah mencoba bagaimana rasa adikmu, mencicipinya ...." Verga berhenti, ia mendapatkan reaksi sesuai dugaan. Tangan Benjamin mencengkeram gelas dengan kuat, Verga berharap gelas itu tidak pecah di tangan pria itu. Rahang Benjamin mulai mengeras, namun pria itu masih menutup rapat bibirnya.

"Bagaimana kalau kukatakan kalau hasilnya tidak memuaskan? Aku tidak suka ... baru beberapa hari ... dan aku ... sudah muak. Be-"

Verga terpaksa berhenti karena Benjamin sudah melempar isi gelasnya ke wajah Verga.

"Jangan menyebut nama adikku dengan mulutmu yang kotor Verga Marchetti! Kau kemanakan adikku! Aku akan membunuhmu jika kau menyakitinya!"

Teriakan Benjamin berbarengan dengan tubuhnya yang bergerak cepat. Pria itu melompati meja, satu tangan meraup baju bagian depan Verga dan satu lagi sudah terkepal, siap melayangkan tinjunya ke wajah adik ipar barunya tersebut.

NEXT >>>>>

**********

From Author,

Mohon dukungannya dengan klik like, vote hadiah, bintang lima, love dan juga jejak komentar ya para pembaca. Atas bantuannya author mengucapkan terima kasih banyak.

Salam. DIANAZ.

1
Siulin Randa
hebat
Nofriyanti Vivi
haduhhh lgi mnikmati bln madunya..ehhh trnyta seprti mlmbng tingginya dan jtuh kedasr bwh..ohhhh
Anny
Kecewa
Anny
Buruk
🌛Dee🌜
kangen karyamu kak🥹🙏💜
Retno Dwi
stetlah sekian purnama nengok Nt. ternyata kak dianax blm ada novel baru
Ran Aulia
😥😥😥😥
Ran Aulia
Luar biasa buagus kak 👍👍👍👍😍😍😍😍

suka sekali gaya tulisan kak Di, enak dibaca, detail seolah kita melihat bukan membayangkan ❤️❤️❤️❤️❤️

terima kasih ya kak , ditunggu karya2 selanjutnya 😍😍😍😍
Suhantiani
bikin satu novel tentang Alana thor
Kios Flio
bagus bagus bagussssssssss
Kios Flio
kenapa kok gk dibawa ke gudang seh...
Kios Flio
peka banget km mas suami...meleleh kan jadinyaa..
Kios Flio
recomendasi..alur cerita keren beda dg lainnya, bahasa apik, bintang 5 susah
Kios Flio
astagahh so sweet banget
JandaQueen
ah, abang mh tidak peka.. 😆
JandaQueen
mathew kaah?
JandaQueen
haishhhyyyy.... 🤣🤣
JandaQueen
tampaknya belinda sdg berdrama, berkompromi dg situasi. moga ke depan kau bisa berlaku sesuai keinginan hatimu...
JandaQueen
start reading
Misdina Ningsie Panggabean
gadis yang malang 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!