18+ 🔥
"Pa, ini tidak seperti yang papa bayangkan, please percaya pada Ando pa."
"Nikahi gadis itu, atau papa tarik semua fasilitas yang papa berikan padamu selama ini."
.............
"Ma Pa, sungguh ini salah paham Nada dan Anak itu tidak melakukan apapun".
"Cukup, diam dan turuti perintah Papa, sebelum nama baik keluarga kita tercoreng."
Cerita ini mengisahkan seorang mahasiswi dan pelajar sma yang terjebak pernikahan karena sebuah kesalah pahaman yang tidak disengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Ando.
Pukul 22:45 keduanya Baru sampai dirumah kediaman orang tua Ando, Nada bergegas masuk terlebih dahulu, sedangkan Ando memasukan motornya kedalam garasi.
"Eh si Non, Baru pulang?" sapa bi Mimin saat hendak menaiki tangga.
"Iya nih bi baru pulang, bibi kok belum tidur?"
"Tadi bibi haus Non, air persediaan dikamar habis, jadi mau nggak mau bibi ngambil dulu kedapur, Oh iya si Aden nya kemana Non?" Tanyanya, lehernya bergerak menengok kebelakang Nada.
"Oh gitu ya bi, Ando ada. biasa lah Naro motor!"
"Yaudah atuh Non bibi ke kamar dulu, Non juga istirahat ya, cape udah malam."
"Iya bi." ucapnya seraya tersenyum.
........
Nada menaiki satu persatu Anak tangga, memasuki kamarnya, mengambil handuk dan piyama miliknya, lalu bergegas memasuki kamar mandi.
Setelah 15 menit ia pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih fresh.
"malam-malam begini mandi?" tanya Ando.
"Abis nya nggak enak, lengket banget." ia berjalan melewati Ando menuju meja rias. memoles tipis wajahnya dengan skincare malam.
Ando melangkah perlahan menghampiri Nada kearah meja rias, ia berdiri tepat di belakang Nada yang sedang duduk menghadap Cermin besar dimeja rias tersebut.
"Nad," ucapnya hampir tak terdengar.
"Hmmm." gumamnya. dengan tangan yang masih sibuk menyisir rambutnya yang sedikit kusut, akibat terpaan Angin dan gesekan helm saat naik motor tadi.
"Menurut kamu aku gimana, ganteng nggak?" ujarnya sembari tersenyum.
Deg!
Pertanyaan macam Apa itu, Batin Nada. ia menghentikan aktifitasnya, menyimpan sisirnya kedalam kotak kosmetik.
sebuah pertanyaan yang sejatinya sepele, tapi mampu mendebarkan hatinya tak karuan, tanpa ia bertanyapun seluruh dunia tahu Dia adalah laki-laki muda dengan ketampanan diatas rata-rata.
"Ganteng nggak Nad,?" desaknya.
"Biasanya orang lain bilang gimana?" tanya Nada kemudian.
"Ganteng." jawabnya, meski sedikit kebingungan dengan arti dari yang dimaksudkan Nada.
"Yaudah, itu tahu jawabannya!"
"Apa?" Tanyanya lagi, dengan senyum di kulum.
Ck!
"Ish, kamu ganteng!" ucapnya dengan wajah memanas menahan malu, Akhirnya ia harus mengalah meruntuhkan rasa gengsinya dan mengakui bahwa suaminya memang sangat tampan.
"Serius Nih?" senyumnya kian melebar, memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan putih bersih.
Nada mendongak, menatap lurus kearah cermin, lalu tanpa sengaja matanya bertemu dengan Mata Ando yang juga tengah menatapnya lekat.
Nada memalingkan wajahnya kearah lain, sungguh saat ini ia ingin menjerit dan menangis, menahan gejolak hatinya yang kini kian bergemuruh.
Antara malu dan gugup bercampur menjadi satu.
Laki-laki remaja dihadapannya, yang genap 19 tahun beberapa minggu lagi sungguh membuatnya tak berdaya.
Meski mulutnya berulang kali menolak tidak mengakui, namun berbanding balik dengan hatinya yang berulang kali mengatakan bahwa dirinya telah jatuh cinta, sejatuh-jatuhnya pada Ando.
Hatinya berulang kali mengingatkan, bahwa jatuh cinta tidak menunggu berapa lama kita bersama dengan orang tersebut, atau berapa banyak usia yang dia milikki.
Perlahan Ando membalikan tubuh Nada, agar menghadap tepat kearahnya.
Tangannya terulur mengangkat dagu Nada, "Lihat aku nad." ucapnya dengan suara parau.
"Aku sayang sama kamu." Ucapnya dengan mata tajam, seolah dapat menembus mata teduh milik Nada. "Bahkan lebih dari itu Nad, Aku cinta kamu." lanjutnya berapi-api.
Nada terdiam, dengan mulut menganga. kedua lututnya terasa lemas, bahkan telapak tangannya telah basah berkeringat dan juga bergetar.
"A-akuu." suaranya terasa berat dan tercekat.
"Nggak usah dijawab sekarang, santai aja jangan terburu-buru, aku bakal nunggu kamu terus kok!" ucapnya sembari terkekeh, menyambar handuk dan bergegas kekamar mandi.
Sedangkan Nada, mengelus Dada dan menghembuskan nafas panjang, merasa lega terlepas dari beban berat yang menghimpitnya tanpa ampun.