Zahra gadis malang yang terpaksa menikah dengan kepala sekolahnya yang kejam karena perintah orang yang sangat di hormati.
Semua angan-angan Zahra untuk menikah dengan pria pujaannya pun Sirna.
Bagaimanakah perjalanan cinta Zahra, akankah dia bisa mencintai pria dingin dan kejam yang bernama Faiz????
yuukkk baca novelku ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
"Jangan sentuh aku..." isakan Zahra semakin memilukan.
"jangan sakiti aku..." lirih Zahra.
Faiz semakin bingung harus bagaimana, terlihat Zahra sangat syok dengan perbuatan Faiz.
Setiap Faiz ingin mendekatinya, dia histeris dengan tangisan yang memilukan. Akhirnya Faiz membiarkan Zahra di kamar sendirian.
Faiz keluar dari kamar itu dan duduk di shofa ruang tamu dengan keadaan frustasi.
"Aaarrrggghhh....bodoh...breng***.... mengapa aku terus saja melukai dirinya???"
"Aku benar-benar pria bodoh..." Faiz terus memaki dirinya yang telah melakukan hal yang tak pantas di lakukan seirang suami.
"Harusnya aku menyayanginya dan melindunginya namun apa yang telah aku lakukan??"
"Aku telah menghancurkannya..."
Tok...tok...tok...
Ridho mengetuk Pintu apartemen.
Faiz segera membukakan pintu, dan menyuruh Ridho untuk masuk. Ridho heran melihat wajah sahabatnya yang sangat frustasi.
"Ada apa bro...???" tanya Ridho saat dia telah duduk di shofa ruang tamu.
"aku...aku pria brengs**" maki Ridho pada dirinya sendiri.
"Bisa kau ceritakan padaku...!!!" ucap Ridho intens.
Sebulan ini Faiz sangat frustasi karena mereka yang saling bungkam, melihat hal itu Ridho menyarankan Faiz untuk membawa Zahra jalan-jalan agar mereka ada waktu untuk berkomunikasi.
Namun entah apa yang terjadi Faiz tampak semakin stress.
Faiz masih saja terdiam.
"Aku bodoh dho....bodoh..." Faiz terus memaki dirinya sambil memukuk-mukul kepalanya.
Melihat hal itu Ridho langsung mendekati sahabatnya.
"tenang bro...satu hal yang gak bisa kau koyrol emosimu..." Teriak Ridho membuat Faiz mrnghrntikan hal konyol yang dilakukannya.
Faiz memeluk sahabatnya. Dia pun mulai rapuh.
"Akubtelah menghancurkannya...aku menyakitinya dho..."
"Aku tak bisa memberikan yang terbaik buat dia..."
Faiz mengeluarkan sesak di dadanya.
Sedangkan Ridho berusaha menjadi pendengar yang baik. Bertahun-tahun Ridho menjadi sahabat Faiz baru kali ini Ridho menangis dan merasa sangat hancur.
Keangkuhannya dan kesombongannya, runtuh hanya karena seorang wanita.
Setelah Faiz tampak tenang, Ridho meminta penjelasan tentang semua yangbtelah terjadi.
Akhirnya Faiz menceritakan kesalahannya pada sahabatnya. Ridho tak menyangka sahabatnya itu bisa melakukan hal kasar seperti itu pada seorang wanita dan wanita itu adalah istrinya.
"Tenanglah...ini semua gara-gara emosimu yang selalu saja tak bisa kau kontrol, saat biarkan Zahra menenangkan dirinya.
"Berikan ini pada istrimu..." Ridho memberikan paper bag yang berisikan pakaian yang di minta Faiz tadi.
Faiz pun masuk ke dalam kamar, disana Zahra masih dengan wajah pucatnya karena takut.
"Ra...maafkan aku..." lirih Faiz.
Namun Zahra masih saja tak bergeming.
"Ra...disini ada pakaian ganti untukmu... sekali lagi maafkan aku..." hcap Faiz lalu meninggalkan Zahra di dalam kamar.
"Dho...aku takut terjadi apa-apa pada Zahra...ini semua salahku Dho..." ucap Faiz getir.
"Semoga saja Zahra baik-baik saja..." ucap Ridho berusaha menenangkan sahabatnya.
Perbuatan yang di lakukan Faiz memang sangat fatal pada diri Zahra, terlebih dengan usia Zahra yang tergolong masih muda. Mental dan psikologi Zahra dapat rusak jika dia tak sanggup menanggung berat rasa sakit yang di alaminya.
"Saranku, kau menginaplah disini terlebih dahulu...mana tahu Zahra mulai membaik... turunkanlah rasa Egoismu...ingat dia istrimu Bro..." Ridho menasehati Faiz.
"Ya udah...aku balik duku ya..." Ridho izin pamit karena dia tahu, Faiz saat ini butuh sendiri untuk menenang hati dan pikirannya.
Faiz hanya mengangguk, Ridho pun melangkah keluar dari apartemen milik sahabatnya.
Faiz membaringkan tubuhnya di shofa menatap pada langit-langit, dia berusaha berfikir bagaimana. menenangkan istrinya yang syok karena ulahnya.
Zahra di dalam kamar terus mengingat perlakuan kasar yang di lakukan suaminya. Air matanya terus mengalir walau tak ada lagi isakan tangis yang keluar dari bibirnya.
Zahra menatap paper bag yang di taruh Faiz di atas ranjang tadi. Dia berusaha berfikiran jernih.
Akhirnya Zahra beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Dia mengenakan pakaian yang di berikan oleh Faiz tadi. Setelah selesai mandi Zahra pun kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Bayang-bayang yang menyakitkan terus melintas di benaknya.
*Beginikah caramu untuk mengambil hakmu dariku...
Aku tahu kamu adalah suamiku, namun bisakah kau memperlakukanku lebih manusiawi dalam menuntut hak yang kau pinta...
Aku tahu kewajibanku sebagai istri, aku akan berikan semua yang kamu mau tapi....
Aku ingin kau menganggapku seorang wanita yang harus kau lindungi...bukan kau sakiti*....
Bathin Zahra.
Zahra pun mencoba memejamkan matanya untuk melupakan kejadian yang menyakitkan itu sementara waktu dan dia pun tertidur dengan pulas.
Sore hari...
Jam telah menunjukkan jam 5 sore, Faiz pun kembali melihat Zahra di dalam kamar. Disana dia mekihat Zahra tengah tertidur pulas. Faiz pun membaringkan tubuhnya di ranjang mendekati Zahra.
Faiz mencoba memeluk tubuh mungil istrinya, dia merangkul Zahra berharap Zahra merasa tenang.
"Maafkan aku..."
"Maafkan aku..."
"Maafkan aku..."
Faiz terus mengucapkan kata maaf divtelinga istrinya, membuat Zahravterusik dan bangun dari tidurnya.
Zahra kaget saat dia menyadari, dia tengah berada di dalam pelukan Faiz. Dia berusaha mekepaskan rangkulan itu, namun Faiz tak membiarkan Zahra lepas dari pelukannya.
"Maaf...maafkan aku..." lirih Faiz.
Zahra hanya bisa mendengarkan kata-kata maaf dari Faiz. Dia merasakan kehangatan di dalam pelukkan Faiz.
"Kau boleh membenciku...tapi aku mohon maafkanlah perbuatanku yang selalu menyakitimu.
Mendengar kata-kata itu membuat hati Zahra luluh, dia yakin Faiz tulus mengucapkan hal itu.
Zahra tahu, Faiz memang angkuh dan sombong namun di balik itu dia memiliki hati yang lembut. Zahra pun mengingat kejadian yang sempat membuat Zahra mengagumi Faiz.
Falsh back On....
Saat Zahra bermain sepeda dengan beberapa temannya di komplek perumahan, saat itu Zahra berumur 8 tahun.
Zahra terjatuh dari sepedanya dan teman-teman Zahra bukannya membantu, mereka malah menertawakan Zahra yang meringis kesakitan.
Saat itu Faiz melintas di depan Zahra, melihat Zahra yang terjatuh dan terluka, Faiz menghampiri Zahra.
"Kenapa Ra...???" tanya Faiz pada Zahra.
"Ara jatuh mas...aduh" jawab Zahra masih meringis kesakitan, saat itu kaki Zahra terluka bagian lutut dan mengeluarkan darah.
" Ya ampun Ra...pasti sakit ya...sini mas bantu..." Faiz menggendong Zahra dan mensorong sepeda Zahra sampai rumahnya, Saat tiba di rumah Faiz tidak menemukan Buk Siti dan Mang Uddin.
Akhirnya Faiz mendudukan Zahra di kursi rumahnya, Faiz mengambil kotak P3k yang terletak di lemari.
Faiz membersihkan luka kaki Zahra, lalu memberikan obat di luka itu.
"Lain kali kalau main sepeda hati-hati ya Ra..." ucap Faiz menasehati Zahra.
"Iya mas...terima kasih mas..." ucap Zahra dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya.
Selama ini Zahra berfikir, Faiz adalah pria yang angkuh dan sombong karena Zahra sering melihat Faiz yang membentak wanita yang terus saja mengikutinya.
Sejak itu Zahra sering bermain dengan Faiz, namun Saat Faiz melanjutkan kuliahnya, Faiz sangat sibuk sehingga tak ada waktu untuk bermain dengan Zahra.
Bersambung....
.
.
.
.
jangan lupa tinggalkan jejak ya readers yang baik hati...
# like...
# koment...
# Vote...
# dan hadiah...
terimakasih pembaca setiaku...