Ava Seraphina Frederick (20) memiliki segalanya kekayaan, kekuasaan, dan nama besar keluarga mafia. Namun bagi Ava, semua itu hanyalah jeruji emas yang membuatnya hampa.
Hidupnya runtuh ketika dokter memvonis usianya tinggal dua tahun. Dalam putus asa, Ava membuat keputusan nekat, ia harus punya anak sebelum mati.
Satu malam di bawah pengaruh alkohol mengubah segalanya. Ava tidur dengan Edgar, yang tanpa Ava tahu adalah suami sepupunya sendiri.
Saat mengetahui ia hamil kembar, Ava memilih pergi. Ia meninggalkan keluarganya, kehidupannya dan juga ayah dari bayinya.
Tujuh tahun berlalu, Ava hidup tenang bersama dengan kedua anaknya. Dan vonis dokter ternyata salah.
“Mama, di mana Papa?” tanya Lily.
“Papa sudah meninggal!” sahut Luca.
Ketika takdir membawanya bertemu kembali dengan Edgar dan menuntut kembali benihnya, apakah Ava akan jujur atau memilih kabur lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Mobil limosin hitam Edgar melaju perlahan menuju kontrakan sederhana Ava. Di kursi belakang, Lily adalah yang paling bahagia.
Gadis kecil itu terus berada di gendongan Edgar, menceritakan semua petualangan dan rencana masa depannya.
“Papa, besok kita harus membuat istana yang tinggi sekali! Lebih tinggi dari gedung Papa! Lily mau istana warna pink!” celoteh Lily, memeluk leher Edgar erat-erat.
Edgar tersenyum tipis, merasakan kehangatan yang asing namun menyenangkan dari tubuh mungil itu.
Sementara itu, Luca duduk di sebelah Ava. Ia tampak acuh tak acuh, wajahnya yang pucat kini ditekuk dengan ekspresi sinis, sangat kontras dengan keceriaan Lily.
Luca masih kesal karena ia tak sengaja mendengar perdebatan tegang antara Edgar dan Ava tadi, terutama saat Edgar meragukan dirinya dan Lily
Mobil berhenti tepat di depan kontrakan. Lily merengek tak mau turun.
Luca, tanpa menunggu, membuka pintu mobil. Ia menoleh ke belakang, menatap Edgar dengan tatapan dingin dan cerdas yang tajam untuk anak seusianya.
“Paman Edgar, jika nanti kami terbukti anak Paman, jangan pernah mencari kami,” ucap Luca dengan suara pelan tapi menusuk.
Pernyataan lugas dari Luca, yang mengabaikan semua emosi dan langsung ke inti masalah, membuat Edgar tercekat.
“Luca!” tegur Ava, kaget dengan keberanian putranya.
Luca mengabaikan ibunya. Ia hanya menatap Edgar sebentar, lalu dengan cepat melompat turun dan masuk ke dalam rumah. Disusul oleh Ava yang hanya memberikan senyum tipis tanpa merespons Edgar sama sekali.
Lily masih enggan berpisah. “Papa, Papa janji besok datang lagi, ya? Lily mau Papa membacakan cerita tidur!”
“Tentu, Sayang. Paman janji,” jawab Edgar, mencium dahi Lily sebelum menurunkannya.
Lily berlari masuk ke dalam, melambaikan tangan dengan riang.
Edgar segera masuk mobil. Ia memijat pelipisnya, pusing dengan semua kenyataan yang tiba-tiba ini. Ava kembali, ia punya anak kembar, dan ada keraguan besar tentang kemandulannya.
“Kita ke rumah sakit,” perintah Edgar dingin kepada Jeremy.
Jeremy tersentak. “Tuan? Ke rumah sakit? Untuk apa?”
“Tentu saja tes ulang! Aku harus memastikan!”
“Memastikan?”
“Aku sebenarnya benar-benar mandul atau tidak! Aku akan menemui paman Diego saja. Aku lebih percaya pada hasil laboratoriumnya. Cepat!” perintah Edgar.
Jeremy ketar-ketir. Ia tahu jika Edgar sampai ke lab Diego, ia akan mendapatkan hasil yang benar. Dan Jeremy akan dipecat atau dihabisi oleh Edgar
Saat mobil tiba di kompleks lab Diego, Edgar segera keluar. Jeremy dengan cepat keluar dan menghadang jalan tuannya.
“Tuan, saya ingin bicara pada anda,” ujar Jeremy dengan suara tercekat.
Edgar menatapnya tajam. “Mengenai apa, Jeremy? Aku harus segera menemui Paman Diego!”
Jeremy menarik napas, ini adalah saatnya.
“Sebenarnya, Anda tidak mandul, Tuan.”
Edgar tertegun. Ia berdiri membeku, seluruh tubuhnya menegang. Ekspresinya menunjukkan perpaduan antara keterkejutan yang luar biasa dan amarah yang siap meledak.
“Apa katamu?” desis Edgar.
“Tujuh tahun lalu, saat anda mendapat diagnosis itu saya tidak percaya. Saya mengirim sampel anda ke lab lain. Anda memiliki masalah, ya, tetapi bukan kemandulan total. Anda masih bisa punya anak dengan sedikit intervensi. Saya menyembunyikan laporannya,” Jeremy menundukkan kepalanya, mengakui dosanya.
“Kau… kau berani menyembunyikan kebenaran ini dariku selama tujuh tahun?!” Edgar meraih kerah kemeja Jeremy. Matanya menyala, amarah murni memancar darinya. “Kau tahu apa artinya ini? Selama tujuh tahun aku hidup dengan kebohongan, menikahi Ivy, percaya bahwa aku tidak bisa memiliki anak! Kau tahu apa akibatnya pada hidupku, Jeremy?!”
“Maafkan saya, Tuan! Saya pikir itu adalah yang terbaik untuk melindungi anda dan perusahaan dari skandal saat Nyonya Ivy hamil!” Jeremy memohon, wajahnya pucat pasi.
Edgar melepaskan cengkeramannya. Ia mundur selangkah, menatap langit.
Seluruh dunianya terasa berputar. Ia tidak mandul. Dia memiliki dua anak yang cerdas dan menggemaskan, Luca dan Lily.
Anak-anak dari rahim Ava. Wanita yang Edgar inginkan.
“Jeremy, jika kau berbohong padaku lagi, aku akan menghabisimu,” ucap Edgar, suaranya rendah dan penuh ancaman.
“Saya bersumpah, Tuan. Anda tidak mandul. Setelah bertemu kedua bocah itu saya yakin Lily dan Luca adalah darah daging Anda.”
Edgar menghela napas. Kebenaran yang selama ini ia hindari kini terbuka paksa. Ia tidak perlu tes lagi. Rasa sakit di dada Luca saat anak itu meragukannya, dan mata Ava yang menuduhnya di dalam mobil tadi sudah cukup menjadi bukti.
“Batalkan janji dengan Paman Diego,” perintah Edgar. “Dan siapkan segalanya. Aku harus mencari cara untuk membawa Ava dan anak-anakku kembali.”
Sekarang, Edgar tahu kebenarannya. Dia akan mulai menyusun rencana untuk mendapatkan kembali Ava dan si kembar.
“Syukurlah aku tidak jadi kehilangan kepala,” batin Jeremy sembari memegang lehernya.
“Siapa bilang kau tidak jadi kehilangan kepala, hah! Aku akan tetap menghuku mu asisten sialan!” maki Edgar seolah tahu apa yang ada di benak Jeremy.
udh gk ada maaf lagi dri edgar😌
klo km msh berhianat jg udh end hidupmu
lanjut kak sem gat terus💪💪💪
apa² jgn² kamu menyukai ivy...
kl iya tamat lah riwayat mu jeremy
untung edgar cocok y coba kl ava ataupun edgar tidak cocok... pastinya mereka disuruh memilik anak lagi🤔