Update Every day
Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.
mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.
dan ya...
cari sendiri kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Saat kepergian Qing Lou dan semua orang menyerangnya, angin itu berterbangan seakan berputar dengan liarnya. Menciptakan pusaran debu yang menampar wajah Lian Zhen. Tubuh Qing Lou di bawa dengan lembut oleh Hei Shun berpendar samar oleh kekuatan asing—kekuatan yang tidak pernah ia lihat sepanjang hidupnya.
Dan dalam sekejap...Mereka menghilang.
Bukan lari. Bukan naik kuda.
Tapi menghilang seperti disapu angin.
Keheningan yang tertinggal menusuk dada Lian Zhen lebih tajam dari pedang.
Ia mencoba mengejar, tubuhnya memaksa untuk berjalan. Namun baru selangkah,
BLEGH!
Darah memuncrat dari mulutnya, panas, pahit, dan mengalir tanpa kendali. Sampai melihat arah langit dengan wajah sendu.
"Jangan takut ada aku!"
itu terakhir ia ucapkan dan membuat wanita tersenyum padanya. Namun sekarang, menyelamatkan saja tak mampu.
"Qing Lou maafkan aku..." gumamnya dengan darah berjatuhan.
Lututnya goyah, pandangannya kabur, napasnya tersengal yang hendak terjatuh dan tak sanggup berdiri lagi.
Obat perangsang yang masih tersisa dalam tubuhnya sebelumnya, ditambah benturan dahsyat dari serangan Hei Shun, meluluhlantakkan organ dalamnya.
Ia hampir terjerembab ke tanah ketika suara berat dan dingin terdengar. "YANG MULIA KAISAR!"
Langsung menangkap yang junjungannya yang hendak terjatuh ketanah dengan darah yang keluar dari mulutnya.
Sosok pria berlutut di sampingnya. Rambutnya abu gelap, wajahnya seperti ukiran baja, dingin, tegas, dan tak pernah menunjukkan emosi.
Dialah Jiang Yu, tangan kanan Lian Zhen sekaligus Komandan Pengawal Bayangan.
Di belakangnya, puluhan pengawal berpakaian hitam muncul dari antara pepohonan—begitu hening dan terlatih sampai seolah mereka bagian dari malam itu sendiri.
Baru saja menyelesaikan area konflik di peperangan, kalau bukan karena firasatnya. mungkin tidak akan ada yang tahu, sang penguasa bisa hancur seperti ini.
"Bawa Yang Mulia kembali ke istana sekarang!" suara Jiang Yue menggema dengan cepat dan tak peduli dengan yang lainnya.
Salah satu pengawal lain bertanya dengan panik, "Bagaimana dengan Selir Agung? Beliau tidak bersama Yang Mulia?"
Namun Jiang Yue hanya menatap dingin, memang benar tapi sekarang...bukan saatnya. Di matanya, ada rasa murka yang mendidih, tapi ia menahannya rapat-rapat.
"Keselamatan Kaisar lebih penting. Selir Agung… akan kita cari setelah beliau stabil." Nada suaranya tegas, tak memberi ruang bantahan.
Pengawal lain ingin memprotes, tapi Jiang Yu hanya memberi satu lirikan tajam, akhirnya mereka membawa Kaisar pergi.
Lian Zhen, yang nyaris kehilangan kesadaran, hanya mampu menggeretakkan gigi.
"Qing… Lou…" napasnya terputus-putus.
Jiang Yu menatap wajah pucat Kaisarnya.
Ada sesuatu seperti rasa bersalah—tapi ia menahannya dalam-dalam. "Yang Mulia… bertahanlah. Kami akan menemukannya."
Jiang Yu tak langsung kembali, melainkan melihat area Kaisar yang hampir terbunuh. Melihat pohon itu dan seakan ada pertarungan sengit, bahkan Sekelas Kaisar bahkan tak bisa mengatasinya.
Dan tujuan mereka membawa selir agung? memangnya identitas sebenarnya, saat dalam kebingungan meladanya. melihat sebuah liontin ditanah, lalu mengambilnya dan seperti ular yang memakan ekornya sendiri berwarna merah darah.
"ini bukan dari benua ini? siapa mereka?" gumamnya
...----------------...
Kabar buruk itu dengan cepat tersebar luas.
Begitu kereta darurat memasuki gerbang istana, para selir dan pelayan gempar.
Namun yang paling cepat menerima kabar adalah Sang Permaisuri.
Saat mendengar Kaisar kembali dengan luka berat tanpa membawa Selir Agung Qing Lou, wajahnya yang biasanya penuh kedamaian palsu berubah menjadi senyum kecil penuh kemenangan.
"Jadi akhirnya…aku yang tetap jadi pemengnya, wanita hina itu disingkirkan juga oleh takdir." gumamnya sambil menyesap tehnya.
Ia tidak tahu bahwa senyumnya akan segera terkoyak dalam waktu dekat.
Sementara itu, Jiang Yu mengawal Kaisar ke ruang pengobatan pribadinya.
Para tabib besar dipanggil, jimat perlindungan dipasang, dan semua akses istana bagian dalam ditutup rapat, bahkan menteri yang memaksa ingin melihat, dengan kekerasan Jiang Yu menyuruhnya pergi dari sana.
"Siapapun tak diperbolehkan masuk, tanpa terkecuali Permaisuri sekalipun!" titahnya menancapkan pedang di pintu ruangan sang Kaisar.
Tentu Jiang Yu bukan orang yang bodoh, mereka semua ini adalah penjilat dan bahkan beberapa orang juga liciknya sangat membenci Kaisar, bahkan Permaisuri juga perlu diwaspadai.
Dan tentu banyak orang tak terima, begitu juga anggota kerajaan. seperti selir dan Permaisuri mengajukan keberatan.
Tapi Jiang Yu tetap keras kepala dan berdiri disana. Dengan auranya tentu membuat orang-orang sungkan mendekat kearahnya.
sampai...
Pengobatan berlangsung lima jam penuh.
Jeritan perintah, suara tabib yang panik, dan bau obat-obatan mengisi udara.
Lima jam kemudian…
Pintu akhirnya terbuka.
Tabib tertua keluar dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan kelelahan yang terlihat jelas.
Jiang Yu berdiri tegak.
"Jelaskan!" Tabib menelan ludah.
"Saat kami periksa, organ dalam Yang Mulia… hampir hancur karena serangan yang hebat dan sisa-sisa racun perangs—"
Jiang Yu langsung memotongnya.
"Langsung pad intinya, detail yang tak perlu lupakan, lanjutkan." Tabib menunduk.
"Yang Mulia… koma. Kami tidak tahu kapan beliau akan bangun." Keheningan panjang menyelimuti lorong.
Sampai tabib menambahkan dengan suara sangat pelan. "Jika tidak ada keajaiban… kondisi ini bisa berlangsung berminggu-minggu. Atau… lebih buruk."
Pengawal yang mendengar itu terkejut.
Beberapa langsung jatuh berlutut.
Jiang Yu memejamkan mata sebentar, wajahnya tak menunjukkan emosi apa pun. Namun tangannya mengepal sangat kuat sampai ruas jarinya memutih.
"…Lindungi Kaisar. Tutup berita ini rapat-rapat. Jangan sampai Permaisuri atau siapa pun menjadikannya kesempatan, jangan ada yang tahu. Bahkan kalian para tabib tidak diperbolehkan meninggalkan istana."
"Baik, Komandan!"
Jiang Yu menghadap pintu kamar Kaisar Lian Zhen yang kini tak sadarkan diri. Selama Kaisar tak sadarkan diri, ia akan mengambil alih semuanya.
Dalam hati yang gelap.
"Selir Agung… dimanapun Anda berada, bertahanlah. Kaisar mempertaruhkan nyawanya untuk Anda. Jangan biarkan semuanya berjalan dengan sia - sia!"
..._BERSAMBUNG_...