Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
harapan sang mertua.
"papa... " panggil mama sonya pada pria yang baru saja memasuki restaurant.
pak davian yang mendengar suara istrinya sontak menoleh, "lho.. mama, " davian berjalan menghampiri meja sang istri dengan wajah cerah.
letta berdiri. mengulurkan tangan,"papa.. " sapa letta yang me-nyalim tangan pak davian.
setelah me-nyalim, letta kembali duduk. kemudian davian menatap sang istri.
"lagi ngapain, pa? " tanya sang istri.
davian yang berdiri disisi sang istri tersenyum, " papa ada meeting dengan klien dari Jepang. sekitar lima menit lagi katanya sampai. "
"oh..., " sonya manggut-manggut.
"kalau begitu, papa tinggal ya. papa mau ke ruangan yang disana, " tunjuknya pada ruangan VIP di restaurant itu.
"semoga sukses ya pa, " ujar sang istri seraya tersenyum lebar.
davian merunduk kebawah, "hum..."
cup,
ia mengecup dahi istrinya singkat kemudian pamit pada sang istri dan menantunya. ia berlalu dari sana.
letta yang melihat pemandangan romantis itu tersipu malu. 'mama sama papa udah tua masih romantis saja. semoga nanti aku dan suamiku bisa seperti itu' batin letta menggumam.
"eh.. letta maaf ya. papa suka begitu memang. gak tau tempat, " ujarnya sambil tertawa kecil.
"gak papa ma. letta malah terharu melihat mama sama papa yang saling menyayangi sampai berusia senja. "
"mama berdoa semoga kamu juga begitu nak dengan suamimu. yuk ah pulang... kita sudah selesai. mama juga sudah lelah, " tutur mama sonya perlahan bangkit, menggeser kursinya ke belakang dan di aamiin kan oleh letta dalam hati.
diikuti oleh letta yang juga sudah berdiri. kemudian meraih paperbag dari sang mertua yang Ia bawa di kedua tangannya. membuntuti mertuanya dari belakang.
mereka berjalan beriringan menuju pintu utama. mama sonya menatap letta dengan rasa sayang. "letta.. habis ini langsung ke apartemen atau kemana? "
letta melangkah ringan dan menoleh,"pulang aja deh ma. letta mau tepar. capek..ngantuk..jadi satu ma, " ucapnya sambil tertawa.
"ya sudah... maaf ya mama buat kamu capek hari ini. " ia mengelus pundak sang menantu.
"it's oke ma. letta senang kok. "
kedua orang itu sudah keluar dari restaurant dan berjalan memasuki mobil.
**********
Lucien saat sudah memasuki kokpit. mesin pesawat juga sudah bergetar halus.
"pagi, kapten Bryan, " sapa Alaric yang sudah menduduki tempatnya. menatap layar di depannya dengan tombol-tombol panel.
begitu juga dengan raven dan ezra yang sudah stand by di tempatnya masing-masing.
"he'um, pagi.." Bryan mengangguk.
bila ditempat kerja mereka akan memanggil teman-teman mereka dengan bahasa formal.
Lucien duduk di kursinya, "kapten Alaric.. kita sudah dapat clearance dari menara? " tanya Lucien.
"sudah kapten Bryan. cuaca hari ini sedikit berawan dan aman untuk kita take-off, " jawab Alaric dengan pasti.
ditempat kerja, Lucien sering dipanggil dengan Bryan oleh teman-temannya.
jari-jari Bryan bergerak lincah menyentuh tombol-tombol panel auto-pilot dan memeriksa kecepatan dan ketinggian.
"semua sistem sudah hijau, " gumam Bryan pada rekan se-timnya. "ayo, kita terbangkan burung raksasa ini, " titahnya pada rekannya.
"baik, " jawab mereka kompak.
dan akhirnya, pesawat itu akhirnya melaju di landasan. Bryan merasakan adrenalin nya meningkat setiap kali ia memulai menyetir pesawat.
Bryan menarik lembut yoke, pesawat pun terangkat dan perlahan menembus awan.
"aku paling suka di fase ini, " gumam Bryan.
"karena kita berada diatas langit yang tampak lebih indah daripada di bawah sana, bukan? " jawab Alaric.
"hm... kau tahu saja kapten Alaric" Bryan tersenyum samar.
"bukankah begitu co-pilot raven dan ezra, " sahut Alaric.
raven dan ezra yang mendengar hanya tersenyum tipis. dan mereka ber-empat sedang berada diatas cakrawala yang luas membentang dengan semburat biru yang tenang.
********
Aletta baru saja sampai kedalam apart. ia membawa paperbag itu kedalam kamar. meletakkan diatas kasur.
ia berjalan ke samping nakas, meletakkan sling bag nya di atas meja.
kemudian merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu.
"ahh... nyaman nya. " ia menghirup udara seraya menutup mata.
"hati tenang, perut kenyang, shopping lancar dibeliin mertua. ahh... indah sekali hariku saat ini. " gumam letta meraih guling disamping dan memeluknya.
"nikmat mana lagi yang kau dustakan letta, " gumamnya pada dirinya sendiri.
letta menghembuskan napas pelan,"sekarang tinggal mencari cara untuk mencuri hati suamimu, " letta tersenyum misterius seraya memikirkan sesuatu di kepala nya.
letta mengepalkan tangan ke udara,"semangat letta!" ia memberi semangat pada dirinya.
karena terlalu lelah dan mengantuk, memikirkan cara apa saja yang akan ia lakukan nanti pada sang suami, letta tak lama pun menutup matanya beralih ke alam mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...