Lunara Airi, gadis keturunan Jepang yang dikenal sebagai Queen dari klan mafia Black Wolf, tewas dalam kecelakaan brutal akibat pengkhianatan musuh lamanya. Namun alih-alih mati, ia terbangun di tubuh seorang gadis keturunan Jepang bernama Aeryn Vynne Hikari — korban koma akibat pembullyan.
Di dunia baru yang tampak tenang namun penuh rahasia gelap, Lunara kini didampingi oleh sebuah sistem yang muncul dalam pikirannya.
Dengan sistem itu, ia menapaki kembali jalan menuju kekuasaan, balas dendam, dan pengendalian dunia modern yang hanya terlihat damai di permukaan.
Lunara bukan lagi hanya Queen dari dunia bawah…
Kini, dia adalah Aeryn Vynne Hikari — pemilik sistem yang bisa menundukkan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elle Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MANUVER CEPAT DAN KABAR BURUK DI TOKYO
Udara pagi di kantor ARASHINE ENTERTAINMENT di Shibuya terasa dingin dan tajam seperti ruangan rapat yang tidak pernah mengenal kompromi. Aeryn dan Vale duduk berhadapan, hanya dipisahkan kontrak tebal dari Daddy Danu yang penuh klausul mematikan.
Target keuntungan 50% dalam enam bulan. Kewajiban mempertahankan nilai akademik sempurna di SMA GARUDA. Sanksi personal jika ia gagal.
Aeryn menarik napas, senyum tipis tapi sinis terukir di wajahnya. "Daddy memang terobsesi. Dia pikir tekanan adalah satu-satunya bahasa yang ku mengerti." Tanpa ragu, dia membubuhkan tanda tangan dengan pena emasnya. Vale sampai mengecek dua kali tanda tangan Aeryn di klausul risiko. Ekspresinya menunjukkan ia tak percaya Nona Mudanya menerima bom waktu itu secepat ini.
"Kontrak sudah sah," ucap Aeryn, menutup penanya. Suasana kantor pagi itu mencerminkan keunggulan Shibuya yang dingin,elit, sunyi, mahal.
Vale baru hendak menyimpan dokumen itu ketika alarm darurat sontak berbunyi keras dari layar dinding.
Saham. Pasar. Grafik merah. Data real-time runtuh, diikuti video amatir buram dari warganet.
“KEBAKARAN DAN LEDAKAN BESAR DI LOKASI PROYEK KONTRAKTOR HAKARI GROUP DI MINATO-KU. KORBAN DILAPORKAN.”
Saham Hakari jatuh bebas di layar. Tokyo gempar. Asap hitam tebal terlihat membubung tinggi di atas blok bangunan padat di Minato, menciptakan visual bencana yang tak terbantahkan.
"Tim keamanan melaporkan Revan dan timnya sudah menunggangi situasi," lanjut Vale. "Mereka nyebarin narasi kalau ini kesalahan teknis Hakari Group."
Di sisi pandangan Aeryn, hologram Sistem Hakari muncul. Hanya dia yang bisa melihat.
DING!!!
[MISI BARU TERSEDIA: “AMANKAN DAN PULIHKAN TOKYO”
Deskripsi: Musibah mengancam reputasi Hakari Group dan stabilitas kota.
Hadiah: Skill Mata Elang & 500 Energi Keberuntungan.]
Aeryn merasakan ketegangan menjalar di bahunya. Bukan hari yang tepat, gumamnya dalam hati. Kalau kota runtuh, bisnis ikut runtuh. Tapi dia segera mengendalikan diri, jangan sampai ada yang tahu dia terpengaruh.
Aeryn justru bangkit, dingin dan fokus.
"Vale. Turunkan Emergency Aid Team. Kita harus jadi pihak pertama yang muncul di lokasi."
"Baik."
"Dan… sebar umpan palsu soal data lama Hakari. Pastikan Revan dapat ‘hadiah’ itu."
Vale tersenyum tipis. "Dengan senang hati."
Aeryn memandang kontrak Daddy Danu yabg di genggam Vale. "Dan kita tetap jalankan semuanya. Tidak ada yang ditunda."
---
Di Food court mewah distrik Aoyama, Revan sudah seperti orang menang undian. Meja marmer yang dikelilingi remaja sultan itu menjadi saksi kebahagiaannya yang keji.
“Sempurna! Hari keberuntungan gue!” seru Revan sambil memandang layar ponselnya.
Lina menyodorkan screenshot. "Ini data indikasi kesalahan teknis proyek lama Hakari. Semua cocok banget sama musibah hari ini. Jelas kalau mereka pakai bahan murahan!"
“Media udah panas,” tambah Mira. “Begitu kita blow-up, reputasi Hakari tamat.”
Revan tertawa puas. "Aeryn pasti panik sekarang. Kasihan."
Lalu dia beralih ke Kia. Kia, matanya menyala-nyala karena dendam, hampir tidak bisa menahan kegembiraannya. “Kia, tugas lu jelas. Sebarin rumor di SMA GARUDA. Buat semua orang percaya ini salah Hakari.”
Kia mengangguk penuh semangat, "Biar dia tahu rasanya dijatuhin."
Tidak ada yang sadar data itu cuma umpan manis, hasil rekayasa Aeryn sendiri.
---
Di ruang meeting ARASHINE, Aeryn berdiri di depan tim besar yang panik.
“Kita tidak menunda audisi,” katanya, tegas dan dingin.
Seorang staf produksi tua nyaris protes. "Nona, tapi saat ini Tokyo..." Staf itu langsung mengatupkan mulutnya saat bertemu tatapan Aeryn yang seolah menembus jiwa. Shut up.
“Tokyo lagi chaos,” lanjut Aeryn. “Justru itu alasan kita harus menunjukkan integritas.”
"Audisi ini adalah simbol bahwa kita berbeda. Kita akan melawan kekacauan dengan kebenaran."
“Live-stream penuh?” tanya kepala produksi.
“Ya. Tanpa edit. Transparansi total. Kalian harus siapkan kamera terbaik, studio, dan antisipasi risiko bocor. Ini taruhan reputasi kita," tegas Aeryn.
Dan tidak ada seorang pun berani membantahnya.
---
Sore menjelang petang, Aeryn dan Vale memasuki Crisis Room Hakari Group di dekat Minato-ku. Ruangan itu jauh dari kesan elit Shibuya; penuh panel berisi data real-time, peta panas yang menunjukkan pergerakan api dan asap, dan suara operator yang berkomunikasi dengan tim lapangan.
Aeryn duduk, mengambil alih komando. Dia tidak bertanya 'apa yang terjadi', tapi 'di mana kelemahannya'.
"Tampilkan data tekanan pipa. Bandingkan dengan pola ledakan yang terekam," perintah Aeryn cepat kepada teknisi.
Vale berdiri di belakangnya, merasakan hawa dingin yang memancar dari Nona Mudanya. Aeryn mulai menganalisis data, jari-jarinya menunjuk cepat ke heatmap dan grafik.
Aeryn menghentikan rekaman CCTV. "Stop," katanya.
teknisi menghentikan rekaman.
Aeryn menunjuk satu titik. "Perbesar."
Siluet asing muncul di area terbatas yang seharusnya steril.
"Data tekanan internal tidak mendukung ledakan sebesar ini," ucap Aeryn, suaranya tajam. "Bukan kelalaian teknis, Vale. Ini sabotase. Seseorang sengaja memasang pemicu dari luar, yang dirancang agar terlihat seperti kegagalan internal."
Vale tertegun, raut wajahnya shock melihat detail bukti di layar. "Kalau benar sabotase… Revan salah besar."
"Itu yang kita mau." Aeryn berdiri. "Hubungi Bu Hanna. Minta tim humas Arashine turun tangan. Mereka lebih cepat dan lebih bersih daripada tim Hakari."
Strategi media?”
“Kita balas sebelum fajar.”
Vale mengangguk. "Dimengerti."
---
Malam hari, di suite pribadi Aeryn di Mansion Hakari, cahaya hologram memantulkan data-data media yang bergerak cepat. Meskipun Aeryn terlihat lelah, matanya masih memancarkan ketajaman yang tak terbantahkan.
“Serangan rumor Revan makin liar,” laporan Vale. “Tapi tim Arashine sudah mulai menahan gelombang.”
Aeryn menatap jendela. Lampu kota berkelip, dan sirene yang sayup-sayup terdengar dari kejauhan di Minato-ku mengingatkannya pada ancaman yang belum berakhir.
“Vale… kita lagi menghadapi dua badai sekaligus,” katanya pelan. “Yang satu di media. Satunya lagi di kontrak Daddy.”
Aeryn melangkah ke tengah ruangan. "Aku tidak akan membiarkan Daddy Danu meremehkanku. Kegagalan bukanlah opsi."
“Vale, ada dua instruksi rahasia.”
Vale langsung fokus. “Saya dengarkan.”
“Pertama Amankan semua bukti sabotase sebelum Revan menyentuhnya. Kita pakai itu untuk pukulan balik media. Tugas mendesak."
“Baik.”
“Kedua Cari tutor akademis terbaik di Tokyo. Yang bisa ngajar semua mata pelajaran berat SMA GARUDA. Tapi rahasiakan total. Daddy harus lihat aku sempurna."
Vale mengangguk. “Akan saya pastikan.”
Aeryn melangkah ke balkon, memandang kegelapan Tokyo. Wajahnya diwarnai bayangan merah dari lampu darurat di kejauhan.
"Aku akan memenangkan dua medan perang ini, Vale," katanya pelan namun keras, nadanya adalah janji dan ancaman.
"Bisnis dan sekolah. Dua-duanya harus bertekuk lutut di hadapanku."
Bersambung…
mngkn dia bkln sdar,atw mngkin mkin gila....
aku udh mmpir....mskpn nysek d awl,tp mkin ksni mkin seru...smp ngebut bgt bcanya biar bsa komen....😁😁😁....
D tnggu up'ny y kk....smngttt....😘😘😘