S2
Ketika dua hati menyatuh, gelombang cinta mengalir menyirami dan menghiasi hati.
Ini adalah kisah Raymond dan Nathania yang menemukan cinta sesungguhnya, setelah dikhianati. Mereka berjuang dan menjaga yang dimiliki dari orang-orang yang hendak memisahkan..
Ikuti kisahnya di Novel ini: "SANG PENJAGA "
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. 🙏🏻❤️ U 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. SP
...~•Happy Reading•~...
Raymond mengakui yang dikatakan Jacob tentang Nathania. Itu pun yang dirasakan Raymond, sehingga dia memutuskan tanpa ragu untuk melamar Nathania setelah keluar dari rumah sakit.
"Ah, Thania tidak tergoda hartamu, tapi tampangmu. kau melamar dia dengan cepat, karena dia tidak tahu siapa dirimu sebenarnya." Jacob coba bercanda untuk mencairkan suasana. Samuel tersenyum melihat Raymond mengangkat kepalan tangan ke arah Jacob.
"Ok. Aku terima kepalanmu." Ucap Jacob sambil membuat gerakan menangkap. "Kasus ini, makin menyangkut banyak hal dan mengusik rasa ingin tahuku, ujungnya akan di mana." Ucap Jacob setelah mereka saling ngeledek satu sama lain.
"Iya. Walau aku belum bertemu dengan pelaku, tapi dari ceritamu, aku sangat curiga. Dia bisa senekat itu menusuk Ray dan mau menusukmu, pasti dia sudah terdesak dan kalap mata." Samuel mengutarakan yang ada dipikirannya.
"Iya. Makanya aku tertarik untuk menyelidiki dia, apa lagi setelah dengar permintaan Ray tentang kematian istrinya." Jacob kembali serius sebagai penyidik.
"Ya. Kadang uang bisa membuat seseorang jadi beruang. Menerkam siapa saja yang bisa diterkam." Ucap Raymond lalu menyandarkan punggung setelah menghembuskan nafas kuat.
"Akar segala kejahatan adalah cinta uang. Orang akan melakukan berbagai cara kotor untuk bisa memperoleh cuan." Samuel menggerakan ujung jari. Kemudian dia juga menyandarkan punggung dan merenungi yang dikatakan sendiri.
"Ya, bersyukur kita saling mengingatkan, agar tetap pada rel yang benar. Di bidang kerja mana pun, cuan sangat menggoda. Mari kita kembali ke laptop." Ucap Jacob.
"Ray, izin. Aku mau minta keterangan Thania. Aku jadi penasaran dan mulai temukan titik terang. Mengapa Frans tidak terima kau melamar Thania dan soal wasiat Nike."
"Silahkan. Begitu lebih baik, supaya kau bisa dengar sendiri dari Thania." Ucapan Raymond direspon positif. Jacob kembali meminta Heri memanggil Nathania.
"Mendadak teras ini berubah jadi ruang investigasi." Ucap Jacob sambil berdiri dan melihat rumah dan halaman yang luas. Dia berpikir ke berbagai arah setelah melihat kondisi rumah Nathania.
Tidak lama kemudian, Heri keluar bersama Nathania. "Silahkan duduk, Mbak." Heri mempersilahkan Nathania duduk di kursi yang pernah diduduki Didit. "Terima kasih, Pak." Nathania mengalihkan mata kepada Raymond untuk minta dukungan.
"Tenang, saja. Nanti jawab Pak Jacob sesuai yang kau tahu." Bisik Raymond kepada Nathania yang melihat dia dengan pandangan bertanya-tanya.
Setelah melihat Heri dan Samuel sudah siap, Jacob kembali duduk dan serius melihat Nathania. Dia senang melihat Nathania tidak berubah setelah dilamar Raymond. Tetap sopan, ramah menghadapi semua orang, termasuk Heri, anggotanya.
Jacob : "Thania, Pak Ray minta kami selidiki kematian kakakmu. Jadi kami harap kerja samanya untuk membantu kami dengan memberi keterangan yang benar."
Thania : "Iya, Pak." Jawab Nathania sambil berusaha konsentrasi dan tidak melihat Raymond.
Jacob : "Kapan Thania tahu Nike mau menikah?"
Thania : "Tiga bulan sebelum menikah, Pak."
Jacob : "Anda sangat ingat waktunya?" Jacob heran, karena jawaban Nathania tanpa berpikir dan sama dengan Didit.
Thania : "Iya, Pak. Saya sangat ingat, karena kakak ke Jakarta temui saya untuk memperkenalkan calon suami dan bilang akan menikah tiga bulan lagi. Kakak minta saya pulang sebelum waktunya."
Jacob : "Apakah itu pertama kalinya anda bertemu dan kenal Frans?"
Thania : "Iya, Pak." Jacob tidak bertanya lagi, karena sesuai dengan keterangan Raymond. Nathania tidak kenal mantan kakak iparnya.
Jacob : "Sekarang tolong jawab kami. Apakah rumah ini warisan orang tua buat kalian berdua?"
Thania : "Iya, Pak. Tapi setelah kakak menikah semuanya jadi milik saya." Nathania berkata serius dan tegas.
Jacob : "Maksud anda, setelah kakak anda meninggal, semuanya jadi milik anda?" Jacob coba mengoreksi jawaban Nathania, karena menurutnya Nathania memberi keterangan yang keliru.
Thania : "Tidak, Pak. Setelah kakak menikah, semua jadi milik saya." Nathania mengulang yang dikatakan, hingga Raymond, Samuel dan Jacob serius menatapnya.
Jacob : "Apakah itu wasiat orang tua anda?" Jacob memastikan.
Thania : "Tidak, Pak. Itu permintaan Kak Nike."
Jacob : "Kalau begitu, tolong jelaskan kepada kami, supaya tidak salah persepsi."
Thania : "Baik, Pak. Jadi sebelum kakak menikah, surat-surat rumah, warung dan lainnya. Semua warisan orang tua kami sudah dibalik nama atas nama saya.
Jawaban Nathania membuat Raymond, Samuel dan Jacob terhenyak. Sesuatu yang baru pernah mereka tahu dan dengar.
Jacob : "Kapan proses itu terjadi?"
Thania : "Dua hari sebelum kakak menikah, Pak." Jawaban Nathania membuat ketiga pria di depannya tercengang. Jacob berusaha untuk konsentrasi dan fokus untuk menggali lebih banyak keterangan dari Nathania.
Jacob : "Apa yang menyebabkan kakak anda lakukan itu?"
Thania : "Saya tidak tahu, Pak. Cuma kakak bilang, supaya warisan orang tua kami tetap terjaga. Nanti kalau saya mau menikah, akan kami bicarakan lagi."
Thania : "Saya waktu itu, agak protes di depan kantor notaris dan minta pengurusan surat-surat itu ditunda, karena kakak harus fokus pada acara pernikahannya."
Thania : "Tapi kakak bilang, sekarang saja mumpung belum menikah. Supaya tidak ribet dan harus berdiskusi dengan suami." Nathania ingat yang dikatakan kakaknya.
Jacob : "Jadi semuanya langsung dilakukan hari itu juga?" Tanya Jacob serius.
Thania : "Begini, Pak." Sontak Nathania melihat Raymond. Jacob dan Samuel juga ikut melihat Raymond, karena tatapan Nathania yang tiba-tiba ke arah Raymond. Jacob dan Samuel tercengang melihat Raymond hampir tertawa.
"Sorry. Aku tidak bisa fokus, kalau Thania sudah bilang, begini Pak. Pasti ada yang colek hatinya." Ucap Raymond sambil menahan tawa. Nathania jadi tersenyum dan menggelengkan kepala, ingat Raymond pernah tertawa saat dia bilang begini Pak untuk menolak uang sewa paviliun.
"Teruskan, Thania. Tapi tolong kurangi begini Pak." Raymond merasa ketika Nathania mengatakan dua kata itu, ada aura berbeda dalam dirinya, disertai kebaikan dan kejujuran hatinya.
Jacob : "Teruskan Thania. Memoriku hampir hang lihat interaksi kalian." Raymond jadi tertawa mendengar ucapan Jacob. Kemudian menggerakan tangan ke arah Nathania untuk fokus.
Thania : "Sebenarnya, waktu saya masih bekerja di Jakarta, kakak minta saya pulang cepat untuk membahas rencananya mengenai rumah ini."
Thania : "Tapi setelah kakak tahu, saya akan tinggal di Bandung dan tidak bekerja di Jakarta lagi, kakak putuskan untuk balik nama rumah dan warung juga."
Thania : "Kakak memaksa saya terima saat itu, karena tidak mau saya diganggu oleh keluaga calon suaminya. Makanya kakak tidak tinggal di rumah ini setelah menikah. Supaya iparnya tidak datang dan minta menginap atau lainnya."
Thania : "Kak Nike khawatir, saya terganggu dengan kehadiran keluarga suaminya. Sehingga saya mungkin kembali ke Jakarta. Padahal...." Nathania tidak meneruskan tentang putus cintanya.
Jacob : "Apakah suaminya tahu tentang perubahan status kepemilikan rumah dan warung ini?"
Thania : "Kurang tahu, Pak. Mungkin tahu saat mereka di Bali."
Jacob : "Mengapa anda berpikir begitu?"
Tiba-tiba Nathania melihat Jacob dengan mata terbelalak, juga kepada Raymond dan Samuel.
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
kayakna frans tahu pas di bali terus dia marah sampai dorong nike