Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Xio Zhan.
Bagian 23.
Meskipun itu jumlah tidak banyak bagi sebagian siswa yang orang tuanya kaya raya, Namun tetap saja menumbuhkan antusias dan keinginan untung menang.
Tetapi Wang Lee sendiri yang mendengarkan bagian ini dengan sangat serius, ia butuh uang untuk saat ini.
Wang Lee menatap Mei Ci dan berkata.
"Kami rekrut kelompok"
Mei Cin mengangguk dan mengamati kesekitarnya sekiranya ada seseorang yang mau bergabung dengan mereka.
Namun beberapa mata yang bentrok dengannya segera mengalihkan muka mereka.
Mereka tidak keberatan bergabung dengan Mei Cin, tapi adanya Wang Lee di kelompok mereka menjadi enggan.
Mereka tidak ingin berurusan dengan Lan Lan dan kelompok gengnya, jika masuk kelompok Mei Cin dan Wang Lee.
Wajah Mei Cin berubah jelek ketika merasa tidak ada seorang pun yang melirik kearahnya, lalu dari arah belakang terdengar langkah mendekat.
Sebuah tangan halus menyentuh pundak Mei Cin, Mei Cin melihat wajah polos gadis berkaca mata, tubuhnya mungil, rambutnya di kepang dua.
Mei Cin terlebih dahulu menawarkan.
"Xio Zhan, kamu mau ikut bergabung dengan kelompok kami?" Mei Cin berharap.
Xio Zhan mengangguk, ia menyadari tidak punya pilihan selain masuk ke kelompok Mei Cin.
Sama seperti Wang Lee, Xio Zhan agak terkucilkan, kepribadiannya sangat pemalu dan introvet. Membuatnya lebih suka sendirian.
Jika iya tidak masuk kelompok Mei Cin, kemungkinan tidak ada satu kelompok pun yang mau merekrutnya dan ia memiliki keyakinan ke Mei Cin dan Wang Lee tidak akan menolaknya.
Mei Cin tersenyum lalu mengambil secarik kertas dan menulis nama nama kelompoknya.
Ia mengamati kesekitarnya jika masih ada yang ingin bergabung ke kelompoknya.
"Sudah, kita bertiga saja sudah cukup!" Kata Wang Lee di sampingnya.
Mei Cin menoleh tertawa dan menghela nafas.
"Huuff...Sepertinya memang hanya kita bertiga saja!" Ucapnya menyerah.
Ia kemudian membawa kertas itu kedepan kelas dan menyerahkan kepada guru pemandu.
Para siswa keluar dari kelas ketika guru guru pemandu selesai memberikan pengarahan.
Di halaman sekolah tiga bis besar telah terparkir, para siswa berbondong bondong menuju bis dan berebut naik untuk mengambil tempat duduk yang paling nyaman.
Mei Cin masuk kedalam bis di ikuti oleh Wang Lee dan Xio Zhan.
Suasana saling dorong membuat beberapa keributan, ada yang berteriak, menjerit, menangis karena kakinya keinjak injak.
Mereka bertiga berjalan diantara lorong dalam bis, melewati Moon Li dan kelompoknya yang telah masuk kedalam bis terlebih dahulu.
Lan Lan menyilang kan kakinya ketika ia melihat Xio Zhan melewatinya, hingga membuat gadis berkacamata itu tersandung.
Aduhhh...Jeritnya dengan suara mungilnya, ia terdorong kedepan dan reflek memegang tubuh Wang Lee.
Wajahnya menyamping tersandar di punggung Wang Lee.
Anak anak lain yang melihatnya tertawa terpingkal pingkal....Hahaha...
Wang Lee yang kaget cepat membalikkan tubuhnya dan membantu Xio Zhan berdiri.
"Kenapa?" Tanya Wang Lee.
Wajah Xio Zhan memerah bagai kepiting rebus, tanpa menjawab pertanyaan Wang Lee ia berlari kedepan dan duduk di sebuah bangku kosong menyembunyikan diri.
Wang Lee memandanginya tak mengerti, ketika ia melihat kearah Lan Lan dan teman temannya.
Mereka terlihat acuh dan seperti tidak tau apa apa. Wang Lee menghela nafas, lalu duduk di samping Mei Cin.
Moon Li memandangi sisi jalan yang seolah berlari di luar jendela. Lan Lan melihat dan menyadari sikap Moon Li hari ini terlihat cukup aneh.
Ia terlihat murung, tidak antusias dalam percakapan, bahkan tidak memperhatikan ketika Xio Zhan jatuh.
"Ada apa denganmu tanya!" Tanya Lan Lan.
Moon Li yang terus asik dalam lamunannya tidak menyadari kalau Lan Lan bicara kepadanya.
"Moon Li!" Teriak Lan Lan dan menyenggol tubuh Moon Li.
Moon Li yang kaget menoleh ke Lan Lan.
"Kamu kenapa? Sepertinya lagi badmood?" Lan Lan mengulang pertanyaannya sambil sedikit berseloroh.
Moon Li memperbaiki sedikit rambutnya yang tidak beraturan dan berkata.
"Tidak ada apa apa, hanya saja kurang tidur semalam, akibat tidak bisa memejamkan mata!" Jawabnya acuh.
"Apa yang terjadi? Tidak sepertimu yang suka tidur larut malam?" Tanya Lan Lan lagi.
Moon Li agak merasa ragu menceritakan, sebenarnya Ayahnya mengatakan untuk merahasiakan kejadian itu.
Setidaknya menghindari berita bahwa keluarnya mengalami perampokan.
Kecil kemungkinan kalau perampok yang kabur itu akan mendengar berita kalau targetnya adalah siswa Shi Shi Hygh School.
Tapi Lan Lan adalah sahabat dekatnya seharusnya tidak apa apa kalau Lan Lan dan kelompoknya yang tau.
"Aku semalam akan di rampok" Bidiknya pelan pada Lan Lan.
"Apa....!?" Lan Lan terkejut.
Kemudian Moon Li menceritakan kejadiannya, tentang mereka di todong senjata api dan di suruh berhenti. Para perampok itu akan mengambil mobil mereka.
Namun ada Ninja yang turun entah dari mana melumpuhkan para perampok itu.
Lan Lan memberikan tatapan tak percaya.
"Seseorang Ninja turun dari langit!?" Ia menatap lekat lekat wajah Moon Li.
Moon Li yang mengerti arti tatapan Lan Lan kemudian memperlihatkan Video yang sempat di tekannya tadi malam.
Seorang Lelaki perawakan besar memakai jaket hitam dan celana jeans hitam terikat di trotoar dan banyak warga di sekitarnya.
"Lalu mana Ninja itu?" Tanya Lan Lan.
"Entahlah, ia pergi sesudah menolong kami. Ayahku mencari carinya, tapi dia tidak lagi kembali" Jawab Moon Li sambil melemparkan pandangannya keluar jendela bis.
Ia teringat perawakan dan mata penolong itu yang begitu akrab, terasa tidak asing.
"Kelihatannya penolong itu masih muda, sedikit mungkin beda tipis di usia kita" Tambah Moon Li.
"Bagaimana kamu tahu? Wajahnya kan tertutup?" Lan Lan penasaran.
"Terlihat dari tubuhnya, kalau bapak bapak kan jelas postur tubuhnya berbeda dan anehnya aku merasa kenal dengan penolong itu" Moon Li memberi alasan.
"Mungkin itu Veel Leon?" Lan Lan menggoda, ia tau Moon Li tertarik pada Veel Leon.
Siswa tampan dari kelas dua, Namun Veel Leon selalu saja cuek dan dingin pada Moon Li.
Wajah Moon Li memerah dan berkata.
"Bisa jadi dia!" Moon Li membayangkan jika itu Veel Leon.
Senyumnya jadi berkembang, meski ia meragukan, Namun Moon Li berharap jadi kenyataan.
Sejenak ia terhanyut dalam khayalan sendiri.
Pepehonan hijau dan asri bergoyang tertiup angin, hembusan udara sejuk dan kesegarannya membuat tubuh terasa rileks seolah tampa beban.
Setelah menempuh perjalanan tiga jam berada di dalam mobil, akhirnya mereka sampai di lokasi perkemahan.
Pepehonan yang tinggi, batang batangnya yang lurus menjulang, pemandangan yang eksotis dengan lembah dan gunung yang menjulang tinggi begitu tegak menantang, juga ada sungai mengalir air jernih di pinggir kiri kanannya ada semak belukar.
Telah banyak kemah kemah yang telah di dirikan sebelum mereka datang, di beberapa tempat asap mengepul dari api unggun. Terlihat banyak kesibukan di sekitarnya.
Bagian 24. Bersambung.
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya