NovelToon NovelToon
Menantu Ibu

Menantu Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir
Popularitas:708.7k
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Datang Untuk Menetap

Dari jok belakang tempatnya duduk, Tya menatap pintu gerbang yang terbuka otomatis. Mobil Alphard yang ditumpanginya melaju secara perlahan memasuki pekarangan rumah dan berhenti di depan teras yang memiliki tangga dua titian. Untuk kedua kalinya menyambangi rumah Diaz. Tetapi kali ini bukan untuk bertamu melainkan untuk menetap. Karena statusnya sekarang sebagai istri Ardiaz Kavian.

"Ayo turun!" Diaz menepuk bahu Tya yang tampak bengong. Sikapnya lembut karena berada satu mobil dengan ayah dan ibunya.

Tya mengangguk. Mengangkat bokongnya dari jok empuk yang ada di belakang mengikuti Suri yang keluar dari pintu sebelah kiri. Sementara Hilman keluar dari sliding doors kanan. Selama di cafe belum ada pembicaraan privasi dengan ibu mertuanya itu karena ia sibuk dikenalkan ibunya Diaz kepada teman-temannya.

"Tya, kau pasti capek. Istirahat aja di kamar. Ibu juga mau istirahat dulu," ujar Suri yang menggandeng lengan Tya saat memasuki pintu utama. Ia kemudian menoleh pada Diaz yang mengekor di belakangnya.

Paham akan tatapan ibunya, Diaz segera merespon. "Iya. Kita istirahat di kamar."

Tya pasrah tangannya digenggam oleh Diaz. Karena ada Ayah Hilman yang baru duduk di sofa ruang keluarga. Koper kecil miliknya dibawa oleh seorang asisten rumah tangga—berjalan mendahului menaiki tangga. Entah ada berapa orang pekerja di rumah mewah ini mengingat waktu lalu bertamu berbeda wajah ART yang melayaninya.

"Diaz, mau ke mana?"

Diaz menghentikan langkah mendengar panggilan ayahnya. "Ke kamar, Yah. Pengen istirahat."

"Duduk dulu sebentar. Sama Tya juga."

Tya spontan memandang Ibu Suri. Yang ditatap tampak tenang, tersenyum tipis dan mengangguk lemah. Berhubung tangannya masih digenggam Diaz, otomatis kakinya mengikuti langkah pria yang sudah berganti pakaian kasual.

"Kalian ada rencana honeymoon kemana?"

Aduh pak mer....pertanyaan Anda bikin bulu kuduk aku merinding.

Tya nyaris meringis. Untung segera menunduk dan melipat bibir. Biar terkesan anak perawan malu-malu meong.

"Tidak sekarang-sekarang, Yah. Lagi banyak kerjaan di kantor yang nggak bisa diwakilkan. Nanti aja Desember sekalian ngerayain ultah Tya."

Tya mendongak dan menoleh ke samping kirinya. Tampak Diaz menatapnya dengan seulas senyum manis di bibir yang merah alami.

Bisa menang piala Citra ini sih. Jefri Nichol mah lewat.

"Kalau gitu, kau bisa ya temani Ayah Sabtu besok ke Kalimantan? Kita harus sidak tambang emas. Turun langsung ke lapangan. Ayah merasa ada yang janggal dari laporan tiga bulan terakhir. Ayah ada kecurigaan kalau hasil tambang yang menurun karena ada penyelewengan di pengolahan."

"Maksudnya berangkat hari Sabtu, Yah?"

"Penerbangan malam minggu. Ayah ingin sidak pas hari libur. Selasa juga kita udah balik lagi."

"Kenapa nggak ngajak Boby aja, Yah?" Pancing Suri yang memang sudah mendengar keluhan suaminya itu beberapa hari yang lalu dan sidak ke lapangan juga itu sarannya.

Andai suaminya bisa introspeksi diri, siapa selama ini yang cocok menjadi teman sharing urusan bisnis. Istri kedua bisanya hedon termasuk kedua anaknya. Tak mau ambil pusing dengan urusan bisnis Hilman yang perusahannya bergerak di berbagai sektor. Maka sebagai istri pertama, Suri juga bertindak cerdik. Pelan tapi pasti bergerak mengamankan aset.

"Boby belum bisa diandalkan. Dia belum bisa adaptif diberbagai kondisi. Integritasnya masih kurang. Masih butuh dibina dia. Kalau Diaz udah nggak perlu diragukan."

"Tadinya kasihan pengantin baru harus jauhan dulu. Aku sih keputusannya gimana Diaz aja." Suri beralih menatap Diaz dengan sorot mata yang teduh.

Giliran Diaz yang beralih menatap Tya yang tengah menunduk sambil memainkan ujung blouse. Tangannya merengkuh bahu istrinya itu. "Yang, nggak apa-apa ditinggal keluar kota dulu nemenin Ayah?"

Seketika punggung Tya menegang karena kaget. Tetapi colekan telunjuk Diaz di bahu membuat tubuhnya berusaha rileks, bibirnya mengulas senyum manis. "Aku nggak keberatan karena ini kan urgent. Aku di sini akan selalu mendoakan Mas Diaz dan Ayah. Semoga urusannya lancar, pergi dan pulang dengan selamat."

"Aamiin. Makasih, sayang. Makin cinta deh." Diaz mengecup pipi Tya.

"Ish, nggak lihat sikon. Malu ada Ayah sama Ibu." Tya mendelik lalu mencubit pinggang Diaz sambil dipelintir dengan penuh tenaga. Bukan cubitan manja tetapi cubitan penuh dendam kesumat.

"Awww! Sakit, yang." Diaz mengaduh sungguh-sungguh dengan memasang wajah teraniaya.

Yang yang palamu peang. Rasain.

Ingin sekali kekesalan yang tak bisa terucap itu disertai dengan memukulkan bantal sofa ke bibir Diaz yang sudah total lima kali menodai kesucian tangan, kening, dan pipi.

Tapi tingkah pengantin baru itu seolah aksi komedi karena Hilman justru tertawa lepas. "Kalian udah sana lanjutin di kamar. Ayah sama Ibu juga mau istirahat."

Lain halnya dengan Suri yang mesem-mesem. Riak matanya tenang dan dalam. Segera bangun dari duduknya begitu Hilman menepuk bahunya mengajak beranjak lebih dulu.

***

Tya mematung diambang pintu kamar yang dibukakan oleh Diaz. Ragu untuk masuk karena harus sekamar dengan laki-laki asing. Dikatakan asing karena memang sebelumnya tidak saling kenal namun terpaksa harus menikah demi sebuah misi saling menguntungkan.

"Masuklah! Aku nggak akan menyentuhmu. Kalau lagi berdua kita merdeka." Diaz mengerti kekhawatiran yang timbul di wajah Tya.

Barulah Tya melangkahkan kaki. Terkejut saat pintu kamar ditutup dan terdengar suara kunci yang diputar oleh Diaz. Terkurung berdua di dalam kamar yang luasnya seukuran satu rumah tipe 36.

"Mas Diaz, aku mau bicara."

"Hm." Diaz melipat kedua tangan di dada.

"Tolong jangan over acting dong. Nggak harus pakai cium-cium segala. Pegang tangan sama peluk bahu atau pinggang masih oke lah."

"Justru biar lebih meyakinkan. Sudah kubilang kita harus terlihat sebagai pasangan bucin. Aku cium kau nggak dosa. Halal."

"Halal sih halal. Tapi kan kita lagi kawin-kawinan."

"Udah jangan protes mulu. Aku tahu batasan. Mulai sekarang kau harus berusaha bisa ngambil hati Ayah. Pikirkan gimana caranya bisa jadi menantu kesayangan. Ini lebih mudah jalanku dapat warisan dengan segera."

Tya menatap punggung Diaz yang berlalu menuju ke arah pintu warna coklat tua yang belum tahu tembusnya ke mana. Kamar mandi kah atau bukan. Perlahan langkahnya menuju sofa letter L warna abu tua. Duduk di ujung kanan. Setengah hari ini tenaganya terkuras. Ingin sekali rebah.

Aku nggak mau tidur di kasur sama Mas Diaz. Sekarang aman, tapi lama-lama aku bisa diterkam. Kan setan ada di mana-mana.

"Tya!"

Tya mendongak. Ia jelas mendengar suara Diaz memanggilnya tapi orangnya tidak terlihat. Hanya pintu yang dilalui Diaz tadi terbuka lebar.

"Tya, sini!"

"Iya bentar." Tya melangkahkan kaki menuju pintu yang terbuka lebar dengan jantung berdebar kencang.

A'udzubillahi minas syaithonir rojim.

1
Afrina Wati
bagussss
Entin Wartini
lanjuuuuutlah gpp pokoknya ditunggu hadirnya nggak tiap jari juga
"ariani's eomoni"
siap
Anin Zaida
aaahhh cm 2jt tya..... 20jt jg maz kudiz okok aja kek nya
Anin Zaida
gimana...gimana maz kudizzzz GIUNG bgt kan ke hati , ky mkn desert kemanisan rasssaanyaa gimannna gitu di gigi🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ummah Intan
siapa takut mas diaz siap bayar denda
bundanya Fa
tya malah ngingetin tuh dias harus tium tium istri. kan bucin. buatbdias denda segitu ibarat butiran debu buat dias. yg penting busa menang banyak ke tya. 🤣
bundanya Fa
wah selain buat ngusir mantan juga kesempatan si kudis buat mepet2 sama tya. kan udah kangen beneran akibat cemburu yg salah alamat dan juga karena tontonan dr cctv yg bikin halu. 🤣
bundanya Fa
wah masih ngejar juga nih cinta.
bundanya Fa
sampai di sini dias tegas banget dalam memberi batasan. yg begini ini bikin istri tambah cinta.
Neng Ima Adhikari
2 jiwa sedang bertarung dengan egonya masing-masing, yang satu gengsinya terlalu tinggi, yang satu begitu mengharapkan sesuatu yang masih belum pasti. padahal dipojok hati keduanya sudah memiliki rasa yang sama-sama tidak disadari... (sotoy banget kan akoh)

Nah kan, alesannya si Cinta, ceunah... Padahal emang pengen aja dijemput sama istri yang katanya bukan tipenya..
awas lho ya Mas kudis, kata-katamu syudah dicatat banyak pasang mata...
kalau sampe nanti bucin, pasti banyak juga yang nyorakin woooooooooo.....

Teh Nia, maaciiw udah up... cemungudh untuk urusan dunia nyatanya 💪
Neng Ima Adhikari
aku catat nih ya omongannya... awas aja kalau sampe kecintaan banget sama Cantya Lova... resiko tanggung sendiri... penonton cuma bisa menyaksikan dengan tenang...
Mujib
harus jemput suamimu Tya
Mujib
👍👍👍👍👍👍👍
Mujib
sehat selalu teh Nia, semoga dipermudahkan segala urusan
Mujib
Tiumin aja Diaz, biar Tya terkenang selalu selamanya 🤣🤣🤣🤣
Mujib
naaah kan betul karena ada mantan
Mujib
kayaknya karena mantan satu pesawat nih
Mujib
panu muncul duluan
Mujib
nenek sebenarnya pengen cucu2 dari kamu Tya /Slight/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!