"Tahta tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.."
Kalimat itu sangat cocok menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh Zio Nabastala Winata, pria berusia 28 tahun itu harus merelakan sang kekasih menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 3 tahun lamanya itu.
Namun, bagaimana jadi nya disaat Zio baru saja putus, Kaivan selaku sang papa justru menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis nya.
Akankah Zio menerima perjodohan itu dan menikah dengan wanita pilihan sang papa? atau dia akan memilih untuk tetap mengejar cinta nya lagi ?
Simak Kelanjutan ceritanya..
Keluarga Winata S3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 23. Secercah Harapan Kecil
Brakk!!!
Kimmy menutup kamar nya dengan keras membuat Viva dan Elisa yang masih berdiri disana sampai berjingkat kaget.
"Anak jalang tak tau di untung!" teriakan makian Viva masih bisa Kimmy dengarkan.
"Cih!" Kimmy berdecih. "Dasar wanita gila".
Kimmy langsung berjalan menuju ranjang dan langsung membanting kasar tubuhnya diatas kasur yang empuk itu. Pandangan mata Kimmy menatap keatas, menatap lampu dan langit-langit kamar nya. Hari ini terasa begitu melelahkan sekali.
Huft...
Kimmy mendesahkan nafas nya panjang, lalu tangannya meraih tas yang ada disamping nya. Ia buka tas itu kemudian mengeluarkan ponselnya. Jari jemari lentiknya dengan lihai menggulir layar benda pipih itu mencari nomor telepon Mega. Setelah menemukannya, Kimmy pun segera mendialnya seraya bangkit dari posisi berbaringnya menjadi duduk.
Tak butuh waktu lama, hanya dengan sekali panggilan telepon pun langsung terhubung.
"Ya Bu?" Sapa Mega dari seberang telepon
"Kamu lagi ada dimana Ga?" tanya Kimmy
"Masih di butik Bu". Jawab Mega
"Enggak, gak papa. Ga ada yang ingin aku bahas sama kamu". Suara Kimmy kini terdengar serius dan Mega mulai menajamkan pendengarannya.
"Ada apa ya Bu?" Tanya Mega penasaran
Kimmy menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan sebelum ia menjawab ucapan Mega.
"Kamu tau Laura, influencer yang tengah naik daun itu ?" tanya Kimmy pada Mega
Mega mengangguk,"Ya Bu, Mega tau. Ada apa ya Bu ?"
"Dia menantang ku untuk membuat gaun yang elegan dan glamor. Laura menunjuk Sarah sebagai wakilnya". Kata Kimmy memberitahu
"Sarah? Sarah rival Bu Kimmy itu ?"
"Iya, Sarah Pradita itu Ga".
"Lho, bukannya itu bagus ya Bu. Ibu bisa buktikan kalo ibu lebih baik dari dia. Tapi, tanpa membuktikan pun ibu memang selalu yang terbaik". Puji Mega seraya terkekeh pelan
"Aku sedang serius ini Ga". Tegas Kimmy
Memang asistennya itu suka sekali bercanda seperti itu, kadang membuatnya tersenyum. Tapi, disaat tengah fokus dan serius seperti ini Kimmy sedang tidak ingin bercanda atau apapun itu.
"Oke.. Oke maaf Bu, lanjutkan.."
"Laura menantang ku untuk membuat gaun itu dan harus selesai dalam dua hari". Jelas Kimmy
"Apa?? Dua hari?" Mega memekik berteriak membuat Kimmy refleks menjauhkan ponselnya dari telinga nya.
"Jangan teriak Ga, aku masih bisa dengar. Telinga ku masih berfungsi dengan baik". Omel Kimmy
"Ah maaf Bu, aku hanya terkejut saja... Apa Laura sedang ngelindur saat mengatakan itu? Dua hari Bu? Gak mungkin selesai secepat itu, mustahil!" Kata Mega tak habis pikir dengan tantangan yang diajukan oleh Laura.
Ya, dia seorang influencer yang tau nya hanya bermain sosial media dan mempromosikan barang-barang yang bekerjasama dengan nya. Tapi, dia tidak akan paham bagaimana susah nya menjadi seorang desainer.
"Dan lagi Ga, jika diantara kami ada yang menang. Maka gaun dan toko butik akan dipromosikan Laura. Tapi, justru sebaliknya jika kalah maka salah satu diantara kami berdua harus merelakan mundur dari dunia desainer". Ucap Kimmy lirih seraya menghela nafas berat
"Dasar wanita gila. Mana bisa dia buat aturan seperti itu.."Maki Mega, "Ya sudah ibu tenang saja, mulai malam ini aku akan bantu ibu bikin gaunnya. Bu Kimmy coba gambar desain model gaunnya nanti aku dan yang lainnya akan cari bahan-bahannya. Nanti, aku akan hubungi kepala konveksi buat minta para penjahit untuk lembur". Imbuh nya
"Gak perlu semua penjahit ikut lembur Ga. Ambil 5-6 orang saja buat bantu bikin gaunnya". Kata Kimmy
"Baik Bu".
"Hmm.. Thanks Ga."
Setelah itu, sambungan telepon pun terputus. Kimmy meletakkan ponsel nya diatas nakas lalu ia beranjak dari ranjang, melangkahkan kakinya menuju meja kerja nya yang berada didekat balkon. Kimmy meraih iPad dan mulai membuat gambar desain model gaun yang sedari tadi sudah ia bayangkan dalam pikirannya. Entah, desain gaun yang ia buat ini sesuai dengan keinginan Laura atau tidak yang terpenting ia sudah berusaha.
Jari-jemari lentik nya dengan lincah mulai menggambar garis-garis yang elegan dan warna-warna yang cerah. Kimmy benar-benar fokus pada pekerjaannya, sehingga ia tidak menyadari jika waktu sudah berlalu dengan begitu cepat. Kimmy meregangkan tubuhnya yang terasa sangat pegal, menarik nafas dalam-dalam dan menghela nya pelan. Diliriknya jam dinding yang tergantung didekat pintu, dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan Kimmy melewatkan jam makan malam nya.
"Pantas saja sedari tadi perut ku keroncongan", gumam Kimmy pada dirinya sendiri seraya mengulas senyum kecil. Kimmy berdiri dari kursi nya dan segera merapikan kembali meja kerja nya. Ia mematika lampu dan menyimpan kembali ipad nya didalam laci. Kimmy juga mengambil beberapa buku referensi yang masih terbuka lalu menutup nya dan menyimpannya lagi dirak buku. Setelah selesai, Kimmy bergegas melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mencari makanan yang bisa ia makan untuk mengganjal perut nya.
Kimmy membuka kulkas dan menemukan beberapa potong kue pastry yang ia beli di toko roti kemarin. KImmy mengambil roti tersebut dan meletakannya diatas meja, tak lupa juga Kimmy membuat segelas susu hangat. Kemudian, Kimmy duduk dan mulai makan.
Setelah selesai makan, tak lupa Kimmy untuk membersihkan bekas piring roti dan gelas yang ia gunakan tadi. Kemudian, ia berjalan kembali masuk kedalam kamar nya. Tubuhnya sudah sangat lelah sekali setelah aktivitas yang ia lakukan seharian ini. Kimmy mematikan lampu dan berbaring diatas ranjang menarik selimut hingga menutupi sebatas perut nya.
"Masih ada waktu dua jam untuk istirahat", gumam Kimmy seraya menatap jam dinding yang sudah menujukkan pukul 3 dini hari. Kimmy mulai memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur, karena esok pagi ia harus pergi kebutik lebih awal menyiapkan segala keperluan untuk model desain gaun yang ia buat tadi. Tak butuh waktu lama, Kimmy sudah terlelap dan masuk kedalam alam mimpi nya.
Tak ada yang tau jika dibalik sifat Kimmy yang terlihat kuat, ramah dan mandiri diluaran sana. Kimmy juga sosok yang rapuh. Dibalik senyumnya yang cerah, Kimmy menyembunyikan kelemahannya, hanya dirinya sendiri yang tau bagaimana rasanya.
Banyak tawa palsu yang Kimmy umbar dihadapan banyak orang, dan banyak rasa sakit yang sudah Kimmy rasakan semenjak kematian sosok sang ibu tercinta. Kehilangan wanita yang sudah bertaruh nyawa melahirkannya itu mampu merubah hidup seorang Kimora Agyana Wijaya. Tapi, hanya satu harapan Kimmy, entah nanti, esok atau lusa akan datang kembali kebahagiaan yang sudah lama ia rindukan.
Pasti.. Pasti akan hari itu akan datang, Kimmy percaya hal itu!
.
.
.
Jangan lupa dukungannya.. Like, vote dan komen...terimakasih ❤️🌹
kira kira mereka berdua masih Pada ingat gak saat malam itu
untk memiliki gaun buatan mamahnya kimi