NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 23 - Luka Yang Terlalu Dalam

Glek...

Althea berdiri mematung di depan pintu yang sedikit terbuka. Ruangan itu gelap, hanya diterangi lampu meja di sudut kanan. Di dalam, Marco duduk bersandar di sofa kulit hitam, kemeja putihnya terbuka sebagian, dasi terlepas, dan di tangan kirinya... segelas bourbon yang hanya setengah isi.

Matanya merah. Kilatan amarah terlihat jelas disana.

Tatapan kosongnya mengarah ke satu titik di dinding, seolah menembus batas nyata dan masuk ke masa lalu yang penuh luka.

“Marco...”gumam Althea pelan, tapi cukup terdengar.

Marco tak menoleh.

“Sudah kubilang, aku ingin sendiri,” suaranya berat dan serak.

Althea melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya. “Dan aku istrimu. Jika aku harus menjadi tempat pelarianmu, maka biarkan aku jadi itu.”

Marco tertawa sinis. Tertawa yang asing. “Pelarian? Kau pikir aku ingin melarikan diri?”

Althea menahan napas. Meski lidahnya sedikit kelu namun ia berusaha berbicara kembali.“Kalau begitu... biarkan aku menanggung bersamamu. Apapun yang kau rasakan.”

Marco bangkit. Langkahnya pelan tapi mengintimidasi, seperti seekor singa yang terluka namun masih punya taring tajam. Ia berdiri tepat di depan Althea. Jarak mereka hanya sejengkal.

“Tahu apa kau tentang luka, Althea?” bisiknya. “Tahu apa kau tentang kehilangan, tentang dikhianati darahmu sendiri?”Hah?!!!"

“Aku...tak tahu,” bisik Althea lirih. “Tapi aku ingin tahu... darimu.”

Marco mencengkram rahangnya, menahannya agar menatap matanya. Pergi dari sini ,aku ingin sendiri!!!

Althea membeku. Matanya membulat.

“Marco...”Althea berusaha tidak menangis. Namun tubuhnya bergetar.

“Jangan paksa aku untuk kasar padamu! Kamu bukan siapa-siapa ,kamu... Kamu hanya Istri yang aku sembunyikan dari DUNIA ,jadi jangan sok peduli padaku! Kamu tidak ada Hak apapun atas hidupku ,masa laluku dan perasaanku! Dengar itu! Ucap Marco dengan lantang dan tegas.”

Nyuuuuttttt.. Sakit. Sangat sakit.. itu yang Althea rasakan saat ini. Air matanya menggenang di sudut pelupuk mata indah nya.

Althea tersenyum getir. Ia buru-buru mengusap air mata yang hendak jatuh di pipinya.

“Baiklah ,ingat ucapanmu saat ini tuan Marco Dirgantara. Karena nyatanya ,setiap perjanjian yang kau buat untuk ku ,kau sendiri yang melanggarnya.”

“Hahhahahahaha..” Tawa Marco menggema. Membuat siapapun yang mendengar akan merasa takut.

“Althea Safira ! Dari awal aku bilang ,tempatmu bukan di sini! Kamu datang bersama luka ,sedangkan aku membawamu masuk sebagai bagian dari kamuflase Luka ku!”

Deg..... ! “Marco... Kamu.” Althea menggeleng lemah.

“KaU tahu ,Ayahku... pria yang kucintai dengan sepenuh jiwa, ternyata menyimpan wajah lain. Dia bukan sekadar mafia, Althea. Dia... monster. Dan aku... darahnya.”

“Aku punya darah pembunuh. Dan kau... kau terlalu bersih untuk dunia ini, untuk hidup bersamaku.”

“CUKUP MARCO!” bentak Althea.

Marco mendongak ! Aura diruangan itu semakin mencekam.

“Kau sudah berani membentak ku ,rupanya!”

Marco mendorongnya ke dinding, tubuhnya menindih tubuh mungil Althea. Nafasnya memburu. Emosi dan kemarahan bercampur dengan gairah yang tak tertahan.

“Kau akan tahu siapa aku sebenarnya...Dan kau akan lari.”

Meski hatinya terasa sakit ,namun Althea berusaha menggenggam wajah Marco, dan memaksa dia untuk menatap Althea. “Aku tidak takut padamu, Marco Dirgantara. Yang kutakuti justru... ketika kau sadae ,kau sudah kehilangan ku karena rasa takutmu sendiri.”

Marco terpaku. Tangannya gemetar. Matanya memerah lagi, bukan karena marah, tapi karena luka yang dalam dan belum sembuh.

Seketika, ciuman panas menghantam bibir Althea. Liar. Kasar. Namun penuh rasa.

Plaaaakkkk ! Althea menampar wajah Marco

Marco kembali memaksa ,ia menekan bibirnya ,bahkan menggigitnya. Merasa percuma melawan dan memberontak ,Althea akhirnya membalas ciumannya. Tangan mereka saling meraih. Tubuh mereka saling mencari, saling melepaskan rindu dan rasa frustrasi. Udara jadi panas. Kemeja terlepas. Gesekan kulit dengan kulit menciptakan gelombang hasrat yang mendebarkan.

Sampai akhirnya, Marco mendorong keras tubuh Althea hingga terjerembab ke lantai.

Mereka tak bicara lagi. Hanya napas dan detak jantung yang bersuara di ruangan itu.

Althea memilih pergi ,dengan kembali membawa Luka hati ,bahkan yang lebih dalam dari sebelumnya.

---

Beberapa jam kemudian...

Althea terbangun, ia mengenakan selimut tipis. Ia menoleh ke samping. Marco tak ada. Itu artinya semalaman Marco masih di sana.

Althea meraup wajahnya frustasi. Ia lelah ,namun ada rasa berat untuk meninggalkan Marco disaat seperti ini.

Althea beranjak dari tempat tidurnya dan Ia menemukan Marco di balkon, duduk sendiri, tubuhnya hanya diselimuti hoodie hitam, dan tatapannya menembus langit Amsterdam yang kelabu.

Althea mendekat. “Kau tak tidur?”

Marco menggeleng. “Kepalaku... terisi penuh dengan berbagai masalah. Patricia hilang. Dan Luke mungkin terlibat. Dan masa lalu ayahku mulai mencuat lagi.”

Dada Althea kembali seperti diremat. Jadi Bukan hanya mendiang Ayahnya ,tapi juga wanitta itu. Patricia.. tunangan nya.

Seolah menegaskan ,kalau dirinya bukan siapa-siapa Marco. Tidak lebih hanya sebatas istri bayangan. Yang sebentar lagi akan sirna.

Althea mendesah pelan ,kemudian duduk di sampingnya. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Marco.

“Aku takut aku akan menjadi seperti dia, Althea.”

“Kau bukan dia,” ucap Althea pelan.

Marco menarik napas panjang. “Apa yang akan kau lakukan kalau suatu hari kau tahu aku... pernah mencelakai seseorang? Karena dendam... karena darah mafia yang tak bisa kutolak?”

Althea menatapnya dengan dalam. “Aku akan tinggal jika kau menghendakinya ,dan aku bisa saja pergi ,jika semua sudah selesai.”

Marco tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya memeluk Althea... seolah itu satu-satunya tempatnya bertahan sekaligus tempat yang penuh luka.

“Maaf.” Ucap Marco lirih

---

Keesokan harinya, di kantor MuseVibe

Jay tengah menggelar audisi untuk backing vocal utama. Namun belum ada yang cocok.

Saat Althea datang, Jay langsung menghampiri.

“Aku tunggu kamu sejak pagi.”

Althea tersenyum kecil. “Maaf, aku terlambat.”

Jay menunjukkan kursi di sampingnya. “Duduklah. Aku ingin kau dengarkan beberapa kandidat. Dan setelah itu... aku ingin kau coba satu lagu ini.”

Althea terkejut. “Aku? Tapi aku hanya pengganti...”

“Althea... suara kamu, jujur saja... punya warna yang berbeda. Dalam dunia musik, yang dibutuhkan bukan sekadar teknik. Tapi juga luka, rindu, rasa... dan kau punya itu semua.”

Althea terdiam.

“Aku ingin kau yang isi track ini,” lanjut Jay. “Kau tak perlu jawab sekarang. Tapi aku serius.”

---

Sementara itu, di dalam ruang rapat DirCorp, Reno masuk membawa laporan ke Marco yang sedang bersama para dewan direksi.

“Maaf mengganggu, Tuan.”

Marco menoleh tajam. “Ada apa lagi?”

Reno memberikan tablet. “Tuan... Jay menginginkan Althea menjadi vokal utama untuk salah satu proyek MuseVibe.”

Marco membeku. Ruangan jadi sunyi.

“Apa dia menyetujuinya?” tanya Marco dengan nada menahan amarah.

“Belum. Tapi... jika melihat interaksi mereka, besar kemungkinan Althea akan menerimanya.”

Marco menatap layar tablet. Ada cuplikan kecil rekaman Jay menatap Althea dengan tatapan yang jelas bukan sekadar profesional.

Tangannya mengepal.

---

Malamnya...

Althea baru tiba di mansion. Belum sempat masuk, Marco sudah berdiri di pintu, wajahnya dingin.

“Kau akan menerimanya?” tanyanya tajam.

Althea menghela napas. “Marco... ini bukan tentang Jay. Ini tentang aku.”

“Jawab aku!” bentak Marco.

“Aku ingin bernyanyi,” ucap Althea tegas. “Aku tak bisa terus bersembunyi dalam bayang-bayangmu, Marco. Aku juga punya cahaya sendiri.”

Marco mendekat. “Dan jika aku bilang aku tak setuju?”

“Kalau begitu, kau memang tidak mencintaiku. Kau hanya ingin memiliku, seperti barang.”

Marco memandangnya lama. Matanya menyipit. “Jay menyukaimu.”

“Aku tahu.”

Dan jawaban Althea itu... membuat hati Marco runtuh.

Keheningan menggantung. Mereka saling menatap. Tapi kali ini bukan dengan cinta. Tapi dengan luka yang belum selesai dibicarakan.

Althea berjalan melewati Marco dengan langkah tegas nya. Marco mengepalkan tangan ,dan mengejar.

“Althea ,Tunggu ! Kau sudah berani sekali membangkang ku!

Althea tidak peduli ,ia tetap berjalan menaiki anak tangga menuju kamar mereka.

“Jaga batasanmu Althea Safira! Suara Marco menggelegar.

Althea berhenti dan menoleh pelan. Kemudian tersenyum tipis.

“Tuan Marco ,anda lupa dengan perkataan anda semalam?”

“Kau bilang aku bukan SIAPA-SIAPA ,tidak lain hanya istri Bayangan yang tidak mempunyai Hak apapun atasmu. Untuk itu ,siapa yang harus menjaga batasan?”

Raut Wajah Marco menggelap. Ia berjalan mendekati Althea ,namun secepat kilat Althea masuk ke kamar Ares ,membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat.

“Althea Safira buka pintunya!” Marco menggedor pintu kamar Ares cukup keras.

Para maid di mansion hanya menunduk ,menyaksikan perdebatan suami istri itu

Sementara itu di halaman Mansion...

Seseorang datang ke mansion Marco. Reno yang hendak pulang ke apartemen nya menyambutnya di gerbang.

“Maaf, siapa anda?”

Pria itu melepas kacamata hitamnya. Wajahnya tegas, asing, tapi aura gelap menyelimutinya.

“Nama saya... Leon. Aku teman lama Patricia. Dan... aku ingin bertemu Marco Dirgantara.”

Reno menegang. Nama itu... bukan nama biasa.

Happy Reading ,jangan lupa vote dan tinggalkan jejak yaa ♥️

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!