Sosok Wanita yang Misterius, tak terlacak dan penuh dengan kejutan, memasuki kehidupan seorang CEO Tampan dan Sukses, entah di sengaja atau hanya kebetulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WAY 2
Tiba di rumahnya, Kia segera membuka pintu setelah memarkir sepeda motornya di halaman depan begitu saja, sudah biasa dilakukan, jadi sepeda akan tetap aman di tempatnya, palingan Kia akan memasukkan rumah jika malam telah larut dan menjelang tidur.
"Akhirnya" gumamnya sambil membawa piring sebagai alas nasi bungkus yang akan di nikmati nya.
Dan pada akhirnya, kini nasi bungkus itu perlahan tapi pasti masuk ke dalam kunyahan nikmat pemiliknya, saat semuanya begitu sempurna di rasakan, Kia melihat ada sebuah pesan masuk di email pribadinya.
"Ambarawa Company?" Gumam Kia dengan alis hampir terpaut karena nampak jelas ada pesan masuk dari perusahaan besar yang sekarang sedang di jadikan banyak perbincangan karena kekuasaan bisnisnya.
*
*
Seorang laki-laki tengah menahan rasa sakit di kepalanya, dengan sekuat tenaga kesadarannya berusaha di pulihkan bagaimanapun caranya.
"Sial, apa yang terjadi denganku" gumamnya berusaha untuk terus berdiri dan melangkah pergi dari hiruk pikuk pesta.
Namun tiba-tiba sebuah jari jemari lentik menyentuh lengannya, perlahan masuk di sela lipatan lengan dan kini berusaha untuk memapahnya.
"Bapak harus segera istirahat, sudah saya pesankan tempat" begitulah kata-kata yang tertangkap telinganya.
"Antar aku pulang, jangan macam-macam!" Perintahnya.
"Tidak bisa pak, kali ini turuti saja perkataan saya" wanita itu pun membawa laki-laki itu memasuki sebuah kamar Eksklusif yang ada di gedung itu.
"Keluar!" Teriaknya.
"Kenapa bapak mengusir saya, harusnya bapak berterima kasih" wanita itu tidak terima.
Masih berusaha untuk menyadarkan dirinya, tiba-tiba saja pemandangan tak sopan kini terpampang di depan matanya
"A-apa yang kamu lakukan?" Ucap gugup laki-laki itu dan berusaha mundur karena hawa panas di tubuhnya seolah memerintahkan hal lain.
"Saya tau apa yang bapak inginkan saat ini, jangan menyiksa diri pak, saya siap memberikan apapun yang anda minta"
"Kau gila!" Teriaknya.
"Iya, saya gila, karena bapak, saya gila karena jatuh cinta sendirian, saya gila karena di pikiran saya hanya ada kamu bapak Galang!"
"Jangan mendekat!" Laki-laki itu pun terus mundur sambil melangkahkan kakinya yang semakin goyah karena pengaruh obat yang sudah masuk dalam tubuhnya.
Bayangkan, disaat tubuhnya begitu menginginkan pelepasan, disambut dengan tubuh wanita yang kini sudah tanpa busana, dengan sekuat tenaga dan peluh yang bercucuran sang Bos laki-laki itu pun menahan.
Wanita itu tak membiarkan, baginya ini adalah kesempatan yang tak bisa di biarkan begitu saja, terlalu sulit untuk menggapai laki-laki impiannya, dan jalan menjebaknya adalah pilihan terakhir baginya, setidaknya dia akan hamil anaknya dan masalah akan beres, begitu pikirnya.
"Akh!, lepaskan!" Teriaknya saat tangan wanita itu kini menguasai tubuhnya, berusaha melucuti pakaiannya dan bahkan dengan berani menyentuh miliknya yang menegang sempurna.
"Ohhh, ini besar sakali, aku suka, masuki aku sekarang juga sayang" suara mendayu seorang wanita yang tengah berbuat nekat.
"Akh!" Laki-laki itu berusaha melepaskan diri walaupun wanita itu kini sudah menungganginya.
Hampir saja, bagian terakhir dari kain yang membungkus area sensitifnya terbuka, tiba-tiba saja_
Brak!
Pintu kamar di dobrak hingga lepas dari tempatnya.
"Dasar wanita gila!"
"Ja-lang sialan!"
"Brengsek!"
Tiga orang mengucapkan makian yang berbeda, dengan sigap melemparkan tubuh wanita itu ke sembarang arah agar tidak menyentuh tubuh Bosnya.
"Kau tidak apa-apa Galang?!"
"Kepalaku zek!" Ucap Galang yang kini berusaha menutupi tubuhnya.
"Aku akan mengatasi wanita ini!" Teriak salah satu laki-laki tadi.
"Pecat dan jauhkan dia dari perusahaan ku Bram!" Perintah Galang.
"Siap Pak!" Jawab Bramana sang ketua kemanan tingkat tinggi.
Sementara satu orang lagi, menyimpan semua bukti-bukti gambar atau foto yang sudah berhasil dia ambil untuk bukti nanti jika wanita itu berulah kembali.
"Bagaimana keadaan pak Galang?" Tanya Indra kepala IT di perusahaan.
"Kita harus membawanya ke Rumah sakit, sebelum dia memper-kosa kita berdua" jawaban yang membuat Indra ingin tertawa, tapi berusaha di tahan karena sang Bos kini tengah menyorot dengan mata murkanya.
Akhirnya malam itu juga, seorang pemilik perusahaan Ambarawa Company yang bernama Pradana Galang Ambarawa harus dirawat di sebuah Rumah Sakit Besar dengan pengawalan ketat dari anak buahnya.
Kasus seperti ini sebenarnya bukan hal baru lagi, sebelumnya juga selalu berakhir dimana Personal Asistennya menyatakan cinta dan berbuat yang tidak-tidak untuk mendapatkan perhatiannya.
Maklum, pesona sang pemilik Ambarawa Company memang tidak diragukan lagi, membuat wanita yang di dekatnya langsung jatuh cinta dan ingin memiliknya.
Namun kasus terakhir ini adalah yang paling parah, hingga akhirnya orang kepercayaannya yang tak lain adalah Zaki Mubarak biasa dipanggil Zek memutuskan, akan mengambil Personal Asisten yang tak harus datang ke tempat kerja.
Pagi yang membuat sang pemilik Ambarawa Company sejenak kebingungan, perlahan berusaha mengingat apa yang telah terjadi dan hembusan nafas kasar pun terdengar.
"Wanita itu benar-benar gila" ucapnya saat tangan kanan di perusahaannya masuk.
Zaki hanya tersenyum, mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa dirinya pun tak pernah menyangka.
"Meta Kumala, dia wanita yang telah melalui beberapa seleksi sebelum akhirnya lolos menjadi asisten pribadi mu, sayang sekali, bagaimana dia bisa berubah gila seperti itu"
Galang hanya menatap Zaki sesaat, lalu kemudian mengalihkan pandangan sebelum akhirnya mengucapkan perintah nya.
"Carikan Aku Asisten yang tidak perlu datang ke kantor sesuai saran mu, dan usahakan secepatnya, aku dengar kalian sudah punya kandidat nya"
"Hem, Sukma sebagai kepala HRD sudah berusaha menghubungi, ada tiga kandidat kuat, dan mereka harus menghadap langsung ke perusahaan setidaknya sekali sebelum nantinya mulai bekerja"
"Aku tau, lakukan saja prosedurnya, jangan sampai ada yang terlewat, apalagi kejadian seperti semalam, jangan sampai terulang lagi, cukup ini yang terakhir kali"
"Siap pak Galang"
"Sialan!, jangan bersikap resmi dan membosankan jika tidak di dalam perusahaan, kau menyebalkan!" Protes Galang ke Zaki yang tengah tertawa.
Bersama dengan itu juga, datang lah Sukma Maharani sang kepala HRD yang sempat di perbincangkan tadi.
"Syukurlah, sepertinya bos kita ini sudah membaik" ucapnya sambil meletakkan beberapa buah diatas meja.
"Dia trauma, kelihatannya saja baik-baik saja" jawab Zaki sambil melangkah mendekati Sukma.
"Oh ya?, memang se cerah itu wajah orang yang mengalami trauma?"
"Ck, jangan di bahas lagi, itu tidak penting, bagaimana tugasmu mencarikan ku Personal Asisten yang tidak perlu bertatap muka dengan ku, apa sudah berhasil?"
"Siap Bos, tentu saja, hanya tinggal selangkah lagi, dan tentu kita harus bertemu langsung untuk mengikat kontrak dan semua urusannya"
"Aku tau, kapan?" Tanya Galang nampak tak sabar, bukan karena apa, tapi jadwal padatnya yang akhirnya tak beraturan sudah cukup membuatnya pusing jika tidak segera diatur sedemikian rupa, jadi keberadaan asisten pribadi baginya sangat penting saat ini.
"Setelah Tuan Pradana Galang Ambarawa sehat secara mental dan keluar dari sini tentunya" jawab Sukma Maharani dengan senyuman, sambil menatap Zaki yang akhirnya tertawa kecil disana.
Sebenarnya Zaki masih bisa membantu, tapi kesibukan di perusahaan tak memungkinkannya untuk terus melakukan hal itu, takut membuat keadaan perusahaan makin tak kondusif karena pekerjaan yang tak seharusnya, dan Galang tentu tak mau menempuh resiko itu.
Bersambung.
Jangan lupa like, Vote dan Komennya.
ciye...