Alfath Khalid Abraham Al-Ghiffari .
anak sulung dari pengusaha sukses dan pemilik pesantren besar yaitu Azzura dan Gus Ilham,
Al yang tampan dengan sikap humble namun kritis menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya,tak jarang para gadis saling berlomba untuk mendapatkan hatinya.
Namun apa jadinya jika ia bertemu dengan sorang gadis yang begitu misterius bernama Alisya Humaira,apakah Al akan menghindarinya ? atau mendekatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih belum sadar.
"Kalian berdua tau apa yang terjadi selama ini sama Alisya?"
Saat ini Zura sedang makan di kantin bersama Tiara dan Caca.Zura sengaja mengajak Tiara dan Caca karena ini mengorek informasi tentang Alisya.
"Maaf maksud umma?"
"Luka di tubuh Alisya"
Seketika keduanya langsung diam terpaku,apakah Umma Al sudah mengetahui sesuatu tentang Alisya.
"Tadi saat umma di panggil dokter,dokter memperlihatkan luka-luka di tubuh Alisya dan hasil sementara itu merupakan luka kekerasan dalam rumah tangga."
Keduanya nampak saling pandang,Zura langsung tau jika keduanya pasti mengetahui juga."Umma ingin tau dari kalian seperti apa Alisya,umma ingin mengenal lebih dekat teman-teman abang.Bolehkan?"
"Kami rasa luka di tubuh Alisya adalah luka yang ia dapat dari mamanya.Kita gak tau pasti dari sejak kapan.Hanya saja kami pernah melihat langsung ketika Alisya di siksa oleh mamahnya tak hanya luka fisik tapi juga batin nya.Kami mendengar langsung kata-kata yang gak seharusnya di ucapkan seorang ibu pada anaknya.Bahkan di depan mata kami Alisya hampir terkena pot besar akibat lemparan dari mamanya "
Betapa mirisnya nasib Alisya,gadis cantik yang terlihat kuat namun ternyata menyimpan lukanya sendiri.Zura teringat akan dirinya saat dulu dimana dirinya masih salah faham dengan ayahnya.Beruntung Zura tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar dari orangtuanya,tamparan di pipinya pun bisa di hitung berapa kali.
"Kadang kita suka sedih kalau liat Alisya setiap kali mendapat siksaan dari mamanya,tapi itu dia.Alisya gak pernah ngeluh atau ngelihatin sedihnya depan kita.Dia selalu berhasil membuat dirinya selalu terlihat baik-baik saja di depan orang lain"
"Kita berdua juga gak akan pernah percaya apa yang sudah terjadi sama Alisya kalau kita gak lihat sendiri,Karena emang dasarnya Alisya begitu pintar menyimpan rapat semuanya.Sampai identitas asli nya pun tidak ada yang tau " Ujar Caca ikut menambahkan.
"Tapi jujur umma,kita suka sedih kalau lihat Alisya yang suka menahan rasa sakitnya sendiri di depan kami,rasanya kami sudah gagal menjadi seorang teman karena nyatanya Alisya gak pernah mau cerita ke kita kalau ada masalah."
Tiara dan Caca menghela nafasnya,bagi mereka berdua Alisya sudah seperti saudara.Makanya Tiara dan Caca selalu berusaha membuat Alisya merasa nyaman jika bersama mereka.
"Umma,apa umma bisa mengeluarkan Alisya dari penderitaannya ?" Tanya Caca penuh harap
"Umma bisa kan tolong Alisya?" Tiara pun sama seperti Caca yang yakin jika Umma Al pasti bisa.
"Kita do'akan saja semoga Alisya bisa cepat sadar dan sehat kembali,umma yakin Alisya gadis yang kuat "
Di dalam ruangan rawat Alisya,nampak Al dan keluarganya masih setia menunggu Alisya sadar.Nampaknya Alisya masih saja enggan untuk membuka matanya.Arkana sudah pamit sejak sore tadi,sedangkan Tiara dan Caca setelah dari kantin tadi mereka langsung izin pulang.
Mbok Mi sudah duduk tepat di depan Alisya,Tiara sebelumnya sudah menghubunginya tadi dan memberikan kabar pada Mbok Mi tentang Alisya.
Mbok Mi begitu terkejut mendengar anak majikannya masuk rumah sakit dan belum sadarkan diri.Beruntung mama Alisya hari ini tampak tenang sehingga Mbok Mi bisa langsung datang ke rumah sakit membawa beberapa keperluan Alisya.
"Sebentar lagi magrib,umma dan abi harus segera kembali ke pondok " Ujar Gus Ilham.
"Abang tinggal lah di sini,temani Mbok.Kasihan beliau tidak ada teman "
Al terdiam,dalam hati kecilnya ia juga mengkhawatirkan Alisya.Namun di satu sisi ia juga sudah lelah dan ingin istirahat,bebarapa hari ini ia kurang tidur akibat terlalu sibuk mempersiapkan acara di kampus.
"Kalau ada apa-apa segera beritahu kami,untuk keperluan dan makan malam kalian nanti umma suruh kang santri antarkan kesini " Gus Ilham ikut menimpali.
Bukannya Zura tega,namun ia ingin Al belajar tanggung jawab dan peduli pada calon istrinya.Ia juga kasian pada Alisya dan takut terjadi apa-apa karena Alisya hanya memiliki mbok Mia saja untuk saat ini.
"Baik bi,umma nanti tolong bawakan alat mandi juga ya.Al pengen mandi,gak kuat badan abang udah lengket "
"Iya,nanti umma siapkan.Buku kuliah ?"
"Tidak usah,besok abang mau cuti kata pihak kampus khusus panitia besok boleh mengajukan cuti istirahat."
Zura mengerti,kemudian Zura melihat ke arah mbok Mi. "Mbok butuh sesuatu? Biar nanti sekalian di bawakan"
"Tidak usah nyonya,kebetulan tadi mbok sudah bawa dari rumah " Mbok Mi sangat senang dengan kehadiran keluarga Al,tadi ia sudah mengobrol dengan Zura perihal yang terjadi pada Alisya dan kenapa sampai ada Al dan keluarganya.
Mbok Mi sangat setuju dengan rencana yang akan di lakukan Al,mbok Mi harap nona mudanya bisa segera keluar dari penderitaannya.
"Ya sudah kalau begitu,kami pamit ya mbok.Tolong jaga Alisya,segera hubungi kami jika terjadi apa-apa sama Alisya "
"Baik nyonya,nyonya tidak usah khawatir mbok pasti akan jaga nona muda.Nona muda sudah seperti anak mbok sendiri " Terlihat jelas raut sedih dari wajah Mbok Mi. Ialah yang paling tau kehidupan Alisya,dari mbok Mi juga lah Zura jadi tau kehidupan Alisya bagaimana.
"Kalau begitu kami pamit ya,Abang segera hubungi umma kalau nanti Alisya sadar "
"Na'am umma. Umma,abi,daddy dan paman hati-hati di jalan "
"Assalamualaikum "
Begitu ke empatnya keluar suasana ruangan menjadi hening.
Al melihat sejenak ke arah Alisya yang masih menutup mata.Ia sangat penasaran kenapa umma nya bisa begitu peduli dengan Alisya.Umma nya juga langsung menyetujui keputusan Abi,padahal jika di ingat kembali umma nya lah yang paling selektif perihal memilih seseorang.Bahkan setiap client yang ingin bekerja sama dengan mereka pun harus melalui penilaian sang umma dulu.Tapi entah kenapa perihal Alisya,sang umma begitu mudahnya untuk setuju.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dan ada apa dengan gadis ini? Kenapa keluarganya begitu peduli pada gadis ini?
Al memijat kening nya yang terasa pening,ia duduk di sofa. "Mbok,kalau mau istirahat nanti istirahat di dalam saja.Di dalam ada kasur buat keluarga pasien ko "
"Tidak usah den,lebih baik aden saja yang istirahat.Aden kelihatannya cape sekali "
"Tidak apa mbok,saya istirahat di sini saja " Al merebahkan tubuhnya,ia mengeluarkan hp nya.Sejak tadi ia belum memeriksa hp nya.Ternyata banyak pesan yang masuk entah itu dari grup panitia,beberapa anggota BEM,kedua sahabatnya,namun ada satu pesan masuk dari seseorang yang membuat Al kembali teringat kejadian tadi.
^^^✉️ SESIL^^^
^^^Al kamu dimana?^^^
^^^Aku mau makan,laper banget.Ayo temenin aku makan.^^^
^^^✉️ SESIL^^^
^^^Al aku udah di ruang BEM.Aku tunggu ya!^^^
^^^✉️ SESIL^^^
^^^Al ko kamu gak bales pesan aku,di baca juga gak.Kamu dimana sih?^^^
^^^✉️ SESIL^^^
^^^Al dimana sih?^^^
^^^Aku udah nunggu kamu dari tadi^^^
^^^✉️ SESIL^^^
^^^Serius aku di giniin ?^^^
^^^Kamu mau aku marah sama kamu?^^^
^^^✉️ SESIL^^^
^^^Al beneran aku marah sama kamu!!^^^
^^^Al heran dengan Sesil,inikah sifatnya yang sebenarnya?^^^
Tanpa rasa bersalah dirinya menghubunginya. Apakah dia lupa jika Sesil lah yang sudah membuat Alisya seperti ini.
Al kembali menatap Alisya,dirinya masih bimbang dengan keputusannya.Apakah dirinya bisa memenuhi permintaan sang abi,karena bukan tanggung jawab yang seperti ini yang ia maksud.
Al harap Alisya segera sadar,agar dirinya bisa berbicara langsung pada Alisya.Ia juga harus meminta persetujuan Alisya dahulu.
...****************...