NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ujian Hidup

“Stroke? Dokter, tolong katakan bahwa itu tidak benar. Tidak mungkin papa saya stroke. Dokter!” Rehan tidak bisa mengendalikan suaranya saat mendengar diagnosa dari dokter.

“Pembulu darah di otak pasien membuat penumbatan yang cukup parah dan itu membuat sebagian besar. Bagian tubuhnya tidak bisa digerakkan.”

Brukkk!

Tubuh Ira ambruk ke lantai. Dia tidak bisa menerima kenyataan jika suaminya kini sakit parah. Amelia berteriak histeris. Petugas medis segera membantu Ira. Mereka memindahkan tubuh Ira ke atas bed yang ada di samping suminya.

Dokter memasangkan masker oksigen untuk membantu Ira bernafas.

Melihat kedua orang tuanya berbaring di atas ranjang rumah sakit, ditambah dengan Amelia yang tidak hentinya menangis karena merasa sangat takut, Rehan berusaha menguatkan dirinya karena Hany dia yang hanya bisa diandalkan oleh adiknya.

Rehan berusaha menghubungi sodaranya yang lain untuk datang, dia bingung harus melakukan apa. Dia sendiripun merasa takut saat ini.

Bu Tuti datang setelah Ira masuk ring perawatan dan Alex masuk ker uang icu. Dia adalah kakak kandung Ira. Seorang guru di sebuah SD yang tinggal tidak jau dari rumah Alex. Hanya butuh waktu sekitar empat puluh menit.

“Kamu kenapa, Ra? Kenapa bisa begini? Dari dulu aku sudah bilang agar mengurungkan niat bua adopsi anak ini. Nyatakan, kini dia membuktikan bahwa dia pembawa sial.”

Amelia hanya bisa diam mendengar apa yang diucapkan uwa nya itu. Sejak lama dia memang tidak suka akan keberadaan Amelia di keluarganya.

Tidak ada yang bisa dilakukan saat ini selain diam. Bagaimanapun juga kesehatan Ira jauh lebih penting. Amelia pun sadar jika dia membutuhkan Tuti untuk membantunya menjaga sang ibu.

Beruntung rehan tidak ada di sana, jika tidak maka mereka kan ribut. Rehan tidak akan terima jika ada siapapun menyakiti Amelia, termasuk keluarganya sendiri.

“Wa, maaf ya rehan minta tolong uwa ke sini, ejan bingung harus menghubungi siapa lagi.Cuma uwa yang rumahnya deket.” Rehan datang setelah melihat kondisi Alex.

“Gak apa-apa, sudah seharusnya uwa as di sini membantu dan menjaga kalian. Kamu dan Amel udah makan belum? Makan dulu sana, kasian Amel a barang kali sudah lapar.”

Tidak ada tenaga untuk memikirkan sikap buruk Tuti. Amelia memilih keluar bersama Rehan.

“Abang pulang dulu ya buat ngambil pakaian kamu dan keperluan kita.”

“Boleh ikut gak? Mumpung ada uwa yang jagain mama. Kalau papa kan memang tidak bisa ditungguin.”

“Y udah, tunggu abang mau pamit dulu sama uwa.”

Amelia mengangguk.

Dalam perjalanan pulang Amelia Hany diam dan tidak banyak bicara, pun dengan rehan. Kedua anak itu larut dalam pikirannya masing-masing.

Ad perasaan aneh yang langsung menusuk hati Amelia saat menginjakkan kakinya ke dalam rumah.

Tidak ada lagi sapaan hangat yang menyambut saat dai datang. Tidak ada aroma wang masakan yang menyeruak saat pintu terbuka. Kini, hanya ada sepi dan sunyi.

Saat masuk ke dalam kamar, Amelia duduk di kursi belajar. Dia membuka ponsel, lalu mulai mengetik.

“Kak, apa kabar? Kabar aku hari ini buruk. Papa masuk rumah sakit karena terjatuh saat di rumah. Ternyata papa kena stroke, mama juga pingsan tidak sadar sampai saat ini.”

“Uwa bilang itu semua karena aku kata uwa. Aku membawa sial bagi keluarga ini. Hehehe, nasib anak pungut ya kak.”

Amelia tersenyum getir melihat sikapnya sendiri yang terus berharap pada orang yang menghilang tanpa kabar. Dia bahkan masih mengirimkan pesan padahal jelas tidak akan sampai.

Gadis itu menyimpan ponselnya lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tanpa dia sadari chatnya pada Harlan centang biru.

Baju sekolah, jadwal untuk besok, bantal, selimut, jaket, alat mandi dikemas dengan rapi.

Tidak lupa Amelia juga membawa camilan dan makanan yang ada di rumah agar dia tidak perlu pergi ke warung atau mini market di ruang sakit nanti. Jadi, dia tidak perlu meninggalkan Ira ataupun Alex.

“Udah, dek?”

“Hmmm.”

“Kamu masih suka ngirim harlan chat?”

“Kayak orang gila ya, adek.”

“Kenapa masih setia? Dia aja gak tau ke mana dan gak tau masih setia sama kamu atau nggak.”

“Kok abang bilang gitu? Kan abang sendiri yang bilang kalau kak harlan itu tidak mungkin pergi tanpa alasan. Siapa tau dia pergi bukan untuk ninggalin adek selamanya.” Suara Amelia meninggi seolah dia tidak terima jika Harlan dianggap tidak baik oleh orang lain.

“Iya, iya, abang minta maaf. Ya udah, ayo kita ke rumah sakit sebelum terlalu malam.”

Rehan memeluk adiknya yang sudah memulai terlihat berlinang. Rehan tau dia lebih sedih karena bukan hanya orang tua yang dia pikirkan tapi juga tentang perasaannya.

Tidak ada lagi yang bisa dia andalkan oleh Amelia ini Ika bukan Rehan. Bahkan Gunawan pun pergi.perkataan Tuti membuat dia membenarkan bahwa dia memang pembawa sial di keluarganya sendiri dan juga untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.

Apa lebih baik aku pergi saja?

Rehan menggelar tikar dan kasur lipat tipis di depan ruang ICU, dia akan tidur bersama keluarga pasien lainnya. Sementara Amelia menunggu Ira di ruang perawatan.

“Ma, kapan mama bangun? Udah lama mama bobo. Bangun yuk, ma.”

Amelia memijat lembut tangan Ira sambil mengajaknya berbincang, berharap Ira mendengar dan segera bangun.

“Ma, apa mama dan papa di dunia lain? Kalian sedang apa sampai tega meninggalkan kami cukup lama. Ayo, ma. Ajak papa kembali ya. Adek sama abang kangen kalian.”

Drttttt. Ponsel Amelia bergetar. Dia merogoh saku jaketnya untuk mengambil benda pipih tersebut.

“Mel, ibu kamu sakit? Di rawat di mana? Nanti kit besok pulang sekolah jenguk ya.”

“Aku besok masuk sekolah kok, Lin.”

“Ya udah besok pulang sekolah kita sama-sama ke rumah sakit ya.”

“Jam besuknya sore, Lin. Kalian gak bisa ke sini siang hari.”

“Yahhh, kalau sore kita gak bisa dong. Gak berani pulangnya.”

“Iya, gak apa-apa kok. Doain aja biar mama dan papa aku sehat.”

“Papa mama? Maksudnya semuanya sakit?”

Amelia tidak bisa menjawab, tiba-tiba dia merasa sangat sedih saat Alin bertanya. Rasa takut itu semakin pekat menyelimuti relung hati dan pikiran Amelia.

‘Mel, mel.”

“Iya, aku masih di sini kok.” Suara Amelia bergetar.

“Iiihhh, kamu nangis ya? Amel, kamu yang sabar ya sayang. Aku dan yang lainny pasti doain orang tua kamu biar lekas sehat.”

“Papa aku stroke, Lin. Dia di ICU sekarang. Aku gak tau apa yan akan terjadi nanti. Sekarang mama pingsan dan belum sadar sejak saing tadi.”

‘Amellll ….” Suara Alin bergetar di sebrang sana. Dia ikut merasa sedih dengan apa yang dialami temannya.

Setelah selai mengobrol dengan Alin, ada sedikit perasaan lega di dada Amelia. Saat hendak mematikan layar ponselnya, mata Amelia tertuju pada centang biru di chat yang dia kirimkan untuk Harlan.

“Centang biru. Hmm.’ Amelia tersenyum sinis.

“Dia membaca pesan aku tapi tidak dia balas, dia juga tidak menelpon. Itu artinya dia tidak peduli dan khawatir padaku bukan?’

Amelia mematikan layar ponselnya.

1
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Emak RJ: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Emak RJ: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Emak RJ: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!