BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Berdebar
0o0__0o0
Setelah kejadian beberapa saat lalu, Cia masih harus tetap melayani pelanggan-nya. Meskipun dia merasa sangat tidak nyaman apalagi setelah melihat adegan vulgar secara live.
Cia tidak ikut melakukan, dia hanya menjadi saksi bisu. Namun tubuh-nya masih saja tetap meremang sampai saat ini. Dia gugup dan heran melihat Aksa dan wanita itu terlihat duduk santai di sofa. Seperti tidak ada yang terjadi.
Cia mencoba untuk menenangkan Pikiran-nya yang berkeliaran kemana-mana. Fokus-nya sedikit terpecah saat mengingat benda ber-urat milik Aksa yang terlihat sangat gagah, Koko, dan panjang.
Cia meng-gelengkan kepala'nya cepat untuk mengusir bayang milik Aksa yang sempat Membuat-nya tergoda dan terpesona walau hanya sesaat. Namun bentuk-nya masih terus menghantui otak Polos-nya.
"Ya, ampun Cia, cepatlah sadar. Maafkan Cia tuhan karena telah melihat hal tidak senonoh". Rutuk-nya dalam hati.
Cia segerah menyelesaikan tugas'nya, dia menata semua menu pesanan milik Aksa di atas meja. Mulai dari camilan, makan berat, dan berbagai macam lainnya. Tidak lupa beberapa minuman segar.
Cia heran dengan pesanan Aksa yang begitu sangat banyak, padahal dia hanya berdua. Dan pasti'nya makanan itu tidak mungkin mereka habiskan.
"Orang kaya mah bebas, Cia" Guman'nya membatin.
Cia segerah bangkit setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, dia langsung balik badan melangkah ke luar tanpa sepatah kata. Baru dua langkah Cia melangkah, suara dingin Aksa meng-hentikan langkah-nya.
"Siapa yang menyuruh Lo pergi ? Tidak sopan sama pelanggan, main nyelonong begitu saja, kinerja yang buruk." Sarkas-nya dingin.
Cia langsung balik badan, dia menatap geram ke arah Aksa. Namun dia tetap tersenyum ramah.
"Mohon maaf tuan Aksa, Saya bersalah" Kata-nya sopan. "kalau begitu saya permisi dulu". Pamit-nya. Memberi senyum ramah.
Cia hendak putar badan pergi, namun mulut tajam Aksa kembali meng-hentikan nya.
Aksa menatap datar Cia "Apa hanya segini pelayanan VIP yang gue dapat ? Gue udah bayar mahal namun pelayanan yang gue dapat sangat buruk." Tukasnya.
Cia menatap Aksa dengan dahi mengkerut bingung "Saya sudah melayani anda sesuai dengan SOP. Mengantar dan menata pesanan pelanggan"Jawab Cia masih sopan.
Aksa hanya terkekeh kecil melihat Cia dengan pandangan Arogan dan Bosi. Cia menatap tak suka ke rah Aksa, namun peraturan membuat dia harus tetap sopan dan ramah.
"Apa ada yang kurang, Tuan Aksa yang terhormat ?'' Tanya Cia sopan. Menyindir halus.
"Dasar cowok bajingan, banyak komplen, banyak mau, mentang-mentang orang kaya. Terus dia selalu berbuat semena-mena sama orang kecil." Cia terus menggerutu dalam hati. Mengumpati Aksa.
Aksa menatap Lekat ke arah Cia yang berdiri di depan mejanya. Seketika tubuh Cia jadi merinding saat mendapati tatapan Aksa yang menurut-nya aneh.
"Buat apa Cowok Bajingan itu menatap ku seperti itu ? Mau minta congkol kalik bola mata'nya." Dumel Cia membatin.
"Valencia, Seperti-nya Lo harus banyak belajar lagi. Pelayanan VIP identik dengan kata-kata manis " Koreksinya tenang.
Cia meng-hembuskan nafas'nya dalam-dalam, hari ini kesabaran-nya terus-menerus di uji. Namun demi sesuap nasi Ia harus terima dengan lapang dada.
Cia menatap Aksa dengan senyum sopan "Selamat menikmati hidangan'nya, Tuan dan Nona." Ucapnya pada akhirnya. mengalah.
Aksa diam tidak merespon, dia hanya menatap datar ke arah Cia dengan seringai tipis. Tentu saja Cia tidak bisa melihat-nya.
"Pergi" Satu kata keluar dari mulut Aksa.
Cia langsung mengangguk dengan senyum lebar'nya "Kalau begitu saya Permisi" Pamit-nya sopan.
Cia langsung balik badan, belum sempat melangkah. Suara dingin Aksa lagi dan lagi menghentikan-nya.
"Bukan Lo" Ujar'nya.
Aksa menoleh ke arah Ani-Aninya, dia meng-kode untuk segera pergi dari sini. Wanita itu jelas tidak terima dengan pengusir Aksa yang tiba-tiba.
"Cepat pergi, Tunggu apa lagi ?'' Ujar'nya dingin. Tidak sabar.
"Apa-apaan Ini Aksa..? Kita baru sekedar pemanasan belum adu colokan. Dan Lo tiba-tiba ngusir gue. Apa ini gara-gara pelayan miskin itu." Protes-nya tidak terima. Dia memandang tajam ke arah Cia.
Sedangkan Cia melotot tak terima karena di bawah-bawah dalam masalah mereka berdua. Ingin sekali Ia protes, namun tidak berani. Saat ini dia ingat status-nya sebagai karyawan baru.
Aksa menatap tajam ke rah Ani-Aninya, dia sangat geram karena jalang ini berani menghina Cia. "Status Lo lebih buruk dari Cia. Lo jalang dan dia masih murni." Ujar'nya dingin.
Wanita itu langsung kenak mental, dia langsung pergi saat Aksa sudah mentransfer uang puluhan juta ke rekening-nya. Dia menatap Cia penuh permusuhan. "Awas Lo, Bitch" Sinis-nya.
Cia hanya memutar bola matanya malas.
Ingat saat kejadian di club Colosseum..? Cia perna memukul kepala wanita pakai botol alkohol, yang cari gara-gara dengan-nya sampai bocor.
Jika saat ini Cia diam, itu artinya dia lagi menahan diri. Demi kelangsungan hidup-nya. Jika saja dia tidak ingat cari kerjaan di kota ini susah, sudah pasti wanita itu habis Cia sikat mulut-nya sampai lebur.
Cia memang hanya gadis desa yang terlahir di tengah keluarga miskin. Namun kehangatan di dalam keluarga yang setiap hari Cia rasakan sudah cukup membuat-nya merasa bahagia. Dia kekurangan materi, namun tidak dengan kasih sayang orang tua.
Materi bisa di cari Dimana saja, namun kasih sayang orang tua dengan utuh...tidak semua anak di bumi ini beruntung mendapatkan-nya.
Mungkin itu yang di namakan ke adilan tuhan...!!!
0o0__0o0
Kini di ruangan VIP itu hanya tersisa dua anak manusia berbeda gender. Cia tetap berdiri di belakang meja dengan kepala menunduk, jari tangan-nya memainkan ujung seragam-nya.
Aksa tersenyum tipis sambil menatap wajah Cia yang cemberut lucu, seperti bocil yang lagi di hukum oleh emak-nya.
"Duduk Sini, kalau tidak mau kaki Lo patah." Perintah-nya dingin.
Cia langsung melotot dengan bibir mengerucut sebal, Dia ingin marah namun....tidak berani. Tapi Cia juga tidak menuruti perintah Aksa. Dia masih merasa meremang lantaran masih teringat benda milik Aksa.
"Valencia Remi...!!" Tekan Aksa semakin dingin. Dia menatap tajam ke arah Cia yang tetap tidak bergeming.
Aksa mendesah pelan "Ternyata susah sekali membuat gadis kampung itu menurut" Dumel-nya sebal dalam hati.
"Duduk sendiri atau gue cium ?" Ancam-nya tidak main-main.
Cia menatap Aksa tajam, seketika wajah-nya memerah seperti tomat. Bukan karena tersipu, melainkan karena amarah yang semakin menumpuk di dada-nya.
Cia sedari tadi mencoba sabar, dan Aksa terus-menerus menguji kesabaran-nya itu. Dia ingin meledak, namun terpaksa di tahan sekuat tenaga.
"Diam-nya Lo, berati milih pilihan yang ke du____"
"Maaf, tugas saya hanya mengantar makanan dan minuman. Di luar itu tidak di perkenankan." Potong Cia sebal.
Mendengar itu habis sudah, kesabaran Aksa. Dia langsung bangkit dan menarik tangan Cia lalu di hempas kasar ke sofa.
"Aaaaa...Apa-apa Lo, Aksa...? Dasar bajingan." Akhirnya Cia meluap juga. Dia memandang Aksa dengan tatapan tajam. Namun seketika nyalinya menciut.
Aksa mendekati Cia dengan tatapan Elang-nya, dia mengukung tubuh-nya hingga nyaris menempel satu sama lain.
Cia panik dan was-was saat Aksa semakin mempertipis jarak ke-dua'nya. Hingga akhirnya Cia memejamkan mata-nya rapat-rapat. Dengan tubuh bergetar kaku.
Aksa tersenyum tipis melihat wajah Cia yang semakin meng-gemaskan saat lagi panik. Tangan Aksa ter-ulur ke samping leher Cia.
Tuk..!
Aksa meng-getok jidat Cia dengan remot yang sempat dia ambil di sisi leher'nya. Cia spontan mendorong tubuh Aksa hingga terjungkal ke belakang.
"Shit..!!" Aksa mengumpat tertahan. Cia Gadis pertama yang berani mendorong seorang Aksa, yang di gilai oleh para kaum hawa.
Cia langsung duduk dengan tangan mengelus kening-nya yang terasa berdenyut. Getokan Aksa sungguh tidak main-main keras-nya.
"Kenapa kamu suka sekali menindas orang ? Dasar orang kaya menyebalkan. Suka seenak-nya sendiri. " Gerutu Cia sebal.
Aksa diam tidak merespon, dia duduk tenang di sebelah Cia. Seolah tidak terjadi apa-apa. Cia semakin melirik julid ke arah Aksa yang lempeng-lempeng aja di tempat.
Kuping Aksa panas mendengarkan gerutuan Cia yang sepanjang lintasan rel kereta api. Hingga akhirnya Aksa menyalakan Tv, dia menyetel lagu Alan Walker Vs Putri ariani yang berjudul WHO I AM.
"Suapi gue" Titah-nya tiba-tiba. Tubuh-nya bersandar di sofa dengan kepala bersandar. Santai seperti tuan muda.
Cia mendelik sebal "Aku bukan pelayan" Tolak-nya ketus.
Mata Aksa terpejam menikmati alunan lagu "Lo pelayan di Cafe ini, itu artinya Lo pelayan gue juga."
"Ya tap___"
"Protes sekali lagi, gue ratakan Cafe ini." Potong-nya. dingin tidak main-main.
Cia mengangkat ke-dua tangan'nya, seakan ingin meremas muka Aksa yang tetap terpejam. Namun terlihat sangat tampan.
Cia terpaku sejenak "Pesona orang kaya, emang tidak kaleng-kaleng".
"Turunin tangan Lo, dan cepat suapin gue." Ujar'nya. Seakan tau bahwa Cia berniat meremas wajah'nya.
Cia terkejut, langsung menurunkan tangan-nya "Kamu punya mata 3 ?" Tanya Cia polos. Tangan-nya mencomot sepotong pizza yang sudah hangat. Lalu di dekatkan ke mulut Aksa.
"Bodoh" Sarkas-nya singkat. Aksa membuka mulut-nya Menerima suapan dari tangan Cia. Masih dengan mata terpejam.
Karena sebal dan merasa lapar tiba-tiba, Cia menguap setengah pizza bekas gigitan Aksa ke dalam mulut kecilnya. Cia mengunyah kasar pizza yang ada di mulutnya dengan bibir menggerutu pelan.
Aksa Yang sudah membuka mata-nya, jelas terpaku melihat wajah Cia dari samping. "Cantik" Puji-nya tiba-tiba. Tatapan mata-nya masih terpaku ke samping. sampai akhirnya Cia menoleh ke arah-nya.
Glek..!
Cia menelan kasar pizza yang ada di dalam mulut-nya. Aksa menarik tubuhnya mendekat ke arah Cia. Hingga membuat Cia membeku di tempat.
"Nafas Cia" Bisik-nya dengan suara rendah. Namun sukses membuat Cia terusik.
Cia meremang, lalu menarik nafas'nya berat. Dengan jantung yang tiba-tiba berdetak cepat. Nafas hangat Aksa terasa hangat di kulitnya.
Aksa menyeringai tipis, dia menarik kembali kepala-nya hingga kini berada tepat di depan wajah Cia. Hidung kedua'nya saling bersentuhan dengan nafas menerpa kulit kedua'nya.
Meremang, merinding, dengan jantung sama-sama berdetak kencang. Cia ingin menarik mundur kepala-nya, namun tubuh-nya mengkhianati.
"Aksa..." Ucap'nya bergetar. Saat Tatapan mata-nya semakin terkunci dan tidak bisa berpaling.
Aksa semakin merapatkan tubuh-nya, dengan tatapan mata semakin dalam. Tangan-nya memeluk pinggang ramping Cia, dan tangan satu-nya mengelus lembut surai rambut belakang'nya.
0o0__0o0