Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.
Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.
Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.
Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Menangkap ikan besar
Pukul 11 siang, Sophia sampai di sebuah restoran mewah yang terletak di pusat kota. Dia memang sengaja memilih jam yang mendekati waktu makan siang agar pertemuan ini bisa berlangsung lama.
"Aku akan merayu Kak Andreas hari ini," ucapnya di dalam hati.
Begitu dia masuk suara permainan piano menyambut kedatangannya dan seorang pelayan menghampirinya, "Nona Sophia? Tuan Andreas sudah menunggu anda, mari ikuti saya," ucap pelayan berjenis kelamin laki-laki itu.
Sophia diarahkan ke sebuah private room, pelayan itu membuka pintu dan mempersilahkannya untuk masuk. Dari tempatnya berdiri, dia bisa melihat Andreas yang tersenyum ke arahnya, pria itu mengenakan setelan jas hitam lengkap yang terlihat sangat tampan di matanya.
"Kenapa hanya berdiri di sana, Nona? Masuklah ke dalam," ucap Andreas.
Sophia berjalan masuk, "Kak Andreas, ada apa ini?" tanyanya bingung.
Andreas berdiri dan menghampiri Sophia, dia menarik tangan wanita itu dan membawanya duduk di kursi. "Aku tau kamu tidak ada orang yang membicarakanmu di belakang, maka dari itu aku menggantinya menjadi private room," jelasnya.
"Sekarang hanya ada kita berdua, jadi kamu tidak perlu merasa tidak nyaman," sambungnya.
Wajah Sophia seketika bersemu merah saat mendengar perhatian dari Andreas. Sejak video bercintanya tersebar, dia kehilangan kenyamanan hidupnya, dia sering dikejar-kejar reporter, bahkan saat dia pergi ke minimarket, banyak pengunjung yang mencelanya, dan itu membuatnya tidak nyaman.
Dari semua cacian dan makian yang dia dapatkan, hanya ada satu orang yang tidak melakukannya, yaitu pria yang sekarang berdiri di sampingnya.
"Kamu pasti lapar, kan? Aku sudah memesankan makanan untuk kita," ucap Andreas.
Sophia menatap Andreas dengan mata berkaca-kaca, "Kak Andreas, aku sudah sering difitnah dan aku tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang-orang. Selagi kamu percaya padaku, semua omongan itu hanyalah angin lewat."
Andreas mengusap bahu Sophia, "Mari jangan berbicara tentang masa lalu, aku bersedia bertemu denganmu agar kamu tidak terus berada di bawah kesedihan. Berhenti memikirkan hal itu," ucapnya lembut.
"Ya, kamu benar. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu, aku tidak seharusnya berpikiran terlalu banyak dan membuatmu khawatir," balas Sophia dengan senyum yang mulai mengembang diwajahnya.
Pelayan masuk membawa beberapa hidangan yang sudah di pesan Andreas sebelumnya, dan pria itu kembali duduk di tempatnya.
Andreas mengambil satu piring steak dan memotongnya kecil-kecil. "Cobalah steak Au Poivre ini, aku memesankannya khusus untukmu," ucap pria itu sembari menaruh piring steak yang sudah terpotong di depan Sophia.
***Steak Au Poivre : Steak panggang khas Prancis yang menggunakan potongan daging berkualitas, biasanya filet mignon, yang dilapisi dengan lada hitam kasar dan dimasak dengan mentega harum.
Sophia tersentak kaget, "Bagaimana kamu tau aku suka ini?" tanyanya tak percaya.
"Aku tidak tau makanan apa yang kamu suka dan tidak suka, jadi aku menghubungi restoran yang biasa kamu kunjungi dan menanyakannya. Setelah itu akhirnya aku tau kamu menyukai ini, maaf jika aku mengulik kehidupan pribadimu," jelas Andreas.
Sophia benar-benar tidak bisa menyembunyikan wajah merahnya, "Kamu tidak perlu meminta maaf, itu bukanlah rahasia. Jika kamu ingin mengetahui sesuatu tentangku, aku bisa memberitahumu."
Andreas mengeluarkan amplop coklat dan menaruhnya di atas meja, "Aku sibuk beberapa hari ini sehingga tidak bisa menemuimu," ucapnya, dia mendorong amplop tersebut ke arah Sophia.
"Aku adalah pria yang kasar dan tidak pandai berkata-kata, aku baru bisa memberimu uang sekarang, terimalah dan anggap sebagai hadiah dari seorang teman," lanjutnya.
Sophia berpikir sejenak, "Seorang sahabat sejati menunjukkan kasih sayangnya saat terkena masalah. Andreas benar-benar membantuku disaat seperti ini, apakah dia juga merasakan apa yang aku rasakan?" batinnya.
"Kak Andreas, apakah kamu tidak merasa jijik denganku? Aku tidak sebaik yang kamu pikirkan," balas Sophia dengan air mata yang siap keluar.
Andreas berdiri, "Aku tidak berbohong saat mengatakan aku tidak keberatan. "Aku hanya marah saat kamu memilih pria itu." ucapnya, dia menyeka air mata yang mengalir di pipi Sophia dengan tisu.
"Apapun yang terjadi sebelumnya, di mataku kamu tetap terlihat seperti anak kecil. Ketika anak kecil membuat kesalahan, mereka layak untuk mendapatkan maaf. Berhentilah menangis, okay?"
Sophia mengelap wajahnya sendiri dan Andreas kembali duduk, "Kamu tidak mengerti, Kak. Video itu... Aku terpaksa.... Jika aku punya pilihan, aku mungkin akan membunuhnya. Apakah kamu akan berpikir aku wanita buruk saat berpikir seperti itu?" ujarnya.
"Sophia, aku tidak ingin berbicara buruk tentang orang lain, tetapi dia tidak layak untukmu. Jika dia memaksamu, kamu bisa menghubungi polisi untuk menangkap sampah itu," jawab Andreas.
"Kamu mengatakan jika Alex.... Maaf, aku tidak seharusnya berbicara terlalu banyak, aku hanya memikirkan omong kosong. Makanannya akan dingin, cepatlah makan," sambungnya.
Sophia berdiri dan memegang lengan Andreas, "Kak Andreas, ada apa?! Jangan berbohong padaku, kamu pasti tau sesuatu, kan?!" ucapnya menggebu-gebu.
"Berhenti bertanya dan makan. Untuk seseorang yang naif sepertimu, lebih baik kamu tidak mengetahuinya."
"Aku memohon padamu, Kak. Tolong jelaskan padaku ada apa sebenarnya," balas Sophia, dia terlihat tidak sabaran. "Dia sudah menghancurkan hidupku, apakah aku tidak punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dia sebenarnya?"
Andreas mengeluarkan sebuah ponsel dan memberikannya pada Sophia, "Di sini ada beberapa rekaman saat dia mengunjungi Royal Palace kemarin. Saat manajer melihat bagaimana gilanya pria itu, dia memberitahuku. Aku mengirim seseorang untuk menyelidiki barang miliknya yang tertinggal di atas meja, ternyata barang itu adalah.... "
Sophia melihat rekaman itu dengan seksama, "Aku tidak tau dia akan menjadi seperti ini, bagaimana ini bisa terjadi? Apakah mungkin kamu salah?" ucapnya.
"Aku juga berharap itu salah, dengan begitu kamu tidak akan terlibat dengannya lagi. Tetapi inilah kenyataannya, aku tidak bisa berpura-pura tidak melihat apapun," jawab Andreas.
Pria itu meletakkan bungkusan putih di atas meja, "Ini adalah barang yang dia tinggalkan di atas meja, jika kamu tidak mempercayaiku, kamu bisa melihatnya sendiri. Aku tidak memiliki alasan untuk memfitnah seseorang jika tidak ada hubungannya denganku."
"Alex tampaknya sangat berpengalaman, dia pasti membawa benda ini bersamanya setiap saat. Jika kamu tidak mempercayaiku, kamu bisa mengecek tempat tinggalnya. Mungkin saja, kamu bisa menemukan sesuatu," jelasnya.
Sophia masih berdiri, dia merasa bimbang dengan semua ini. "Memang benar Kak Andreas tidak memiliki alasan untuk menargetkan Alex. Di samping itu, aku yang mengajaknya untuk bertemu hari ini, dia tidak mungkin merencanakan semua ini."
"Dia tidak mungkin memprediksi kami akan bertemu dan menjebak Alex untuk datang ke Royal Palace dan memberikan benda haram ini padanya," ucapnya di dalam hati.
Pada akhirnya dia kembali duduk, "Kak Andreas, apa yang harus aku lakukan? Jika kabar itu tersebar, maka aku akan ikut hancur. Selamatkan aku, Kak! Jika ada pilihan, aku tidak ingin terlibat dengan Alex lagi," ucapnya memohon.
Andreas tersenyum kecil, "Mudah saja, jika kamu membuat orang-orang hanya fokus ke satu orang jahat, maka secara alami yang satunya akan dilupakan."
"Banyak sekali skandal yang terjadi tahun ini, siapa yang akan tetap mengingat namamu dalam beberapa hari ke depan?" jelas pria itu.
Sophia menatap Andreas, "Jadi kamu menyuruhku untuk mengungkapnya? Tapi ini tidak ada hubungannya denganku, bagaimana jika ada yang menganggap aku memfitnahnya? Selain itu, bagaimana caraku mengungkapkan pada semua orang bahwa aku dijebak?"
Andreas terkekeh dan menjawil hidung Sophia, "Dasar, kamu itu sangat pintar, bagaimana kamu tiba-tiba menjadi bodoh disaat seperti ini?"
"Aku menyelidiki Alex, dia pernah berkencan dengan Kakakmu, Elena. Aku yakin kamu mengetahui hal ini, jika kamu menggunakan poin ini dengan baik, aku yakin semua orang akan mempercayaimu," jelasnya.
Sophia lagi-lagi terkejut, "Bagaimana kamu tau tentang hal ini? Dan mengapa kamu menyelidiki Alex?" tanyanya penasaran.
Andreas berdehem, "Sebenarnya aku tidak paham kenapa kamu bisa menyukainya, jadi aku ingin kamu melihat dengan jelas siapa dirinya sebenarnya, dan pada akhirnya.... "
Pria itu tidak melanjutkan ucapannya dan berdiri, "Maaf, aku tidak bisa mengatakan hal ini padamu. Jika kamu berpikir aku terlalu usil maka kamu bisa menganggap aku tidak pernah mengatakan apapun."
Setelah mengatakan itu Andreas pergi, "Kak Andreas!" panggil Sophia, tapi Andres tidak menghiraukannya.
"Aku tau, tidak ada pria yang akan menolak pesonaku. Memangnya kenapa jika dia ketua dari Blue Dragon? Aku tetap bisa menggenggamnya di tanganku." gumam wanita itu.
Di luar, begitu masuk ke dalam mobil, Andreas melepaskan jasnya dan melonggarkan dasinya. Pria itu mengambil ponselnya dan bertukar pesan dengan Elena :
Andreas : "Aku hampir mati karena merasa jijik. Saudara tirimu benar-benar berniat menerkamku setiap saat! Kamu harus menebusnya malam ini, aku ingin kekasihku melayani seluruh tubuhku."
Elena : "Kurasa kamu masih tetap menarik seperti biasanya. Kamu benar-benar berhasil menangkap ikan besar."
Andreas : "Jadi kamu mengakui bahwa aku tampan setiap saat?🤤😚🥵"
Elena : "Jangan mengirimkan emoji di usiamu yang sekarang! Itu membuat mataku sakit."
Andreas : "Kenapa kamu mengeluh aku sudah tua! Malam ini aku akan membuktikan bahwa umur hanyalah angka."
Bersambung
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like komen dan subscribe ya🤗