NovelToon NovelToon
Mencari Kebahagiaan

Mencari Kebahagiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal / Trauma masa lalu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Aira, seorang wanita yang lembut namun kuat, mulai merasakan kelelahan emosional dalam hubungannya dengan Delon. Hubungan yang dulu penuh harapan kini berubah menjadi toxic, penuh pertengkaran dan manipulasi. Merasa terjebak dalam lingkaran yang menyakitkan, Aira akhirnya memutuskan untuk keluar dari lingkungan percintaan yang menghancurkannya. Dalam perjalanannya mencari kebahagiaan, Aira belajar mengenal dirinya sendiri, menyembuhkan luka, dan menemukan bahwa cinta sejati bermula dari mencintai diri sendiri.
Disaat menyembuhkan luka, ia tidak sengaja mengenal Abraham.
Apakah Aira akan mencari kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ngidam

Aira terbangun di pagi hari dengan perasaan aneh. Perutnya terasa sedikit mual, namun bukan itu yang membuatnya terkejut.

Tiba-tiba, dia teringat akan satu hal yang sangat ia inginkan yaitu pempek Palembang.

Ia belum makan makanan tersebut sejak lama dan tiba-tiba saja, rasa ingin makan itu begitu kuat, hampir seperti sebuah dorongan yang tak bisa ditahan.

"Mas Abraham," panggil Aira dengan suara lembut namun penuh harapan, "Aku ngidam pempek Palembang, yang ada di pasar malam. Apakah kita bisa ke sana malam ini?"

Abraham yang sedang duduk di meja makan, menatap istrinya dengan penuh perhatian. "Pempek? Di pasar malam?" tanyanya sambil tersenyum, merasa sedikit terkejut karena Aira biasanya lebih suka makanan ringan lainnya.

"Tentu saja, sayang. Kalau itu yang kamu inginkan, kita pasti akan ke sana."

Aira tersenyum bahagia mendengar jawaban Abraham.

Ia tahu, meskipun sedang hamil dan merasa sedikit cemas dengan keadaannya, suaminya selalu ada untuk memenuhi keinginannya.

Bahkan, keinginan sekecil apapun, seperti ngidam makanan favorit, akan dipenuhi dengan penuh kasih sayang.

Malam harinya, mereka berdua pun menuju pasar malam yang terkenal dengan makanan khasnya, salah satunya adalah pempek Palembang yang Aira sangat rindukan.

Ketika mereka tiba di pasar malam yang ramai, Aira bisa merasakan hawa semangat dan keceriaan yang khas.

Suasana pasar malam yang penuh lampu warna-warni, tenda-tenda penjaja makanan, dan aroma berbagai makanan khas membuat Aira merasa senang dan sedikit lupa akan rasa mual yang sempat ia rasakan beberapa jam sebelumnya.

"Ini dia, Mas! Pempek Palembang!" Aira langsung menunjuk warung pempek yang ada di salah satu sudut pasar malam, dengan mata berbinar.

Abraham tersenyum melihat kegembiraan istrinya.

"Aira, kamu memang bisa membuat segala sesuatunya terlihat istimewa hanya dengan keinginanmu yang sederhana," katanya sambil memegang tangan Aira, mengiringnya menuju warung pempek tersebut.

Setelah memesan pempek dengan segala variasinya, Aira duduk di meja yang sudah disediakan.

Sambil menikmati pempek yang ia idamkan, Aira merasa tenang dan bahagia.

"Mas, ini rasanya enak banget. Aku sangat bersyukur kamu bisa membawaku ke sini," ucap Aira sambil menikmati suapan pertama.

Abraham tersenyum melihat istrinya begitu menikmati makanannya.

"Aku akan selalu mendukung apapun yang kamu inginkan, Aira. Kamu bahagia, aku juga bahagia."

Mereka menikmati makan malam itu dengan penuh kebahagiaan.

Aira merasa terberkati memiliki suami yang begitu perhatian dan selalu ada di setiap langkah hidupnya, bahkan dalam hal-hal kecil seperti memenuhi ngidamnya.

Hari itu, mereka berdua menghabiskan waktu dengan penuh tawa dan kehangatan, menyadari betapa berartinya momen kebersamaan mereka.

Walaupun sederhana, momen tersebut menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu mereka ingat.

Seperti pempek yang Aira nikmati malam itu, kebahagiaan mereka terasa begitu nikmat dan memuaskan—tak tergantikan oleh apapun.

Setelah menikmati pempek yang sangat Aira rindukan, suasana hati Aira tampak semakin ceria. Rasa mual yang sebelumnya mengganggu kini hilang, digantikan dengan kebahagiaan karena akhirnya ia bisa menikmati makanan yang diinginkannya.

Namun, ternyata itu belum berakhir. Aira tiba-tiba berpaling ke arah Abraham dengan mata berbinar, menahan kegembiraannya.

"Mas... aku mau beli boneka Winnie the Pooh!" serunya dengan semangat.

Abraham tersenyum, merasa terkejut mendengar permintaan Aira.

"Boneka Winnie the Pooh? Tapi sayang, itu kan biasanya untuk anak-anak, kenapa kamu ingin beli itu?"

Aira memegang tangan suaminya, matanya berbinar penuh keinginan.

"Aku ingin banget punya boneka itu, Mas. Rasanya lucu sekali, dan... aku pikir itu akan membuat aku merasa lebih bahagia," ucap Aira, sedikit malu namun tetap penuh harapan.

Abraham tertawa kecil, melihat istrinya yang begitu manja dengan permintaannya yang sederhana.

"Oke, kita cari boneka Winnie the Pooh, kalau itu yang kamu mau," jawab Abraham dengan penuh kasih sayang.

Mereka pun berjalan menuju sebuah toko mainan yang ada di pasar malam itu.

Aira dengan semangat memilih boneka Winnie the Pooh yang cukup besar dan lucu.

Setelah mendapatkannya, Aira tampak sangat bahagia, seolah itu adalah hadiah terbaik yang bisa ia dapatkan malam itu.

Namun, kegembiraan Aira belum selesai., "Mas, aku ingin makan es krim coklat!" Aira menambahkan permintaan lain dengan senyum manis yang tak bisa ditahan.

"Es krim coklat ini pasti enak banget setelah makan pempek."

Abraham menatap Aira dengan wajah yang penuh kasih. Ia tidak bisa menahan rasa bahagia melihat istrinya yang sedang menikmati masa ngidamnya.

"Kalau itu yang kamu mau, kita beli es krim coklat," jawab Abraham sambil mengelus kepala Aira lembut.

Mereka pun berdua berjalan ke stan es krim, di mana Aira memilih es krim coklat dengan senyum cerah di wajahnya.

Saat es krim itu diserahkan kepada Aira, ia memegang cone es krim dengan hati-hati, seolah itu adalah kebahagiaan yang tidak ingin dia lepaskan.

Sambil menikmati es krim, Aira menggenggam boneka Winnie the Pooh di tangan lainnya.

Melihat istrinya begitu bahagia membuat Abraham semakin merasa bersyukur.

"Aku senang melihatmu bahagia seperti ini, Aira," kata Abraham sambil menatap istrinya yang sedang menikmati es krim dengan penuh sukacita.

Aira tersenyum lebar, es krim coklat yang lumer di mulutnya dan boneka Winnie the Pooh yang ia genggam erat membuatnya merasa seperti seorang anak kecil yang bahagia dengan hal-hal sederhana.

"Mas, ini benar-benar membuat aku merasa sangat bahagia. Terima kasih sudah memenuhi semua keinginanku malam ini," ucap Aira dengan penuh rasa terima kasih.

Abraham menatap istrinya dengan tatapan penuh cinta.

"Aku akan selalu ada untukmu, Aira. Semua yang kamu inginkan, aku akan berusaha memberikannya. Kamu adalah kebahagiaanku," jawab Abraham dengan lembut.

Malam itu, Aira merasa teramat bahagia bukan hanya karena pempek dan es krim coklat, tetapi karena ia tahu bahwa di sampingnya ada suami yang selalu siap untuk mendukung dan memenuhi kebutuhannya, sekecil apapun itu.

***

Pagi itu, Aira terbangun dengan rasa mual yang tiba-tiba datang begitu saja.

Begitu membuka matanya, ia merasakan perutnya bergejolak, seakan ada sesuatu yang tidak beres.

Perlahan, ia bangun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi.

Namun, baru saja ia melangkah keluar, aroma parfum Abraham yang baru saja menyemprotkan menyeruak di udara.

Aira berhenti sejenak, tubuhnya terasa lemas, dan perutnya kembali bergejolak.

"Ugh... bau parfum Mas," gumam Aira pelan. Ia menutup mulut dengan cepat dan bergegas menuju kamar mandi, muntah begitu saja.

Abraham, yang baru saja keluar dari kamar dan melihat Aira yang tampak tidak baik, bergegas mendekat dengan cemas.

"Sayang, kamu kenapa? Apa yang terjadi?" tanyanya khawatir.

Aira hanya bisa menunduk, mencoba menenangkan diri setelah muntah.

"Aku... mual... baunya... parfum kamu... aku gak tahan," jawab Aira dengan suara lemah.

Abraham terkejut. "Apa? Bau parfummu yang membuat kamu mual?" katanya heran, tapi langsung merasa bersalah.

"Aku tidak tahu bau parfummu bisa membuat kamu merasa seperti ini."

Aira memegang perutnya yang terasa tak nyaman.

"Sejak hamil, aku jadi sangat sensitif dengan bau, Mas. Bahkan bau parfum kamu saja bisa membuatku mual," ucap Aira sambil menahan perasaan tidak enak.

Abraham semakin cemas, matanya memandang Aira dengan penuh perhatian.

"Oh, sayang... maafkan aku. Aku gak tahu kalau itu akan membuatmu merasa buruk. Aku akan berhenti pakai parfum itu kalau itu membuatmu mual."

Aira tersenyum tipis, meski masih merasa tidak nyaman.

"Tidak masalah, Mas. Aku cuma harus beradaptasi dengan perubahan ini," jawab Aira sambil mengusap perutnya pelan.

Abraham mengelus rambut Aira dengan lembut, merasa sedikit lega karena Aira mulai tenang.

"Aku akan berhati-hati, sayang. Kalau ada bau apa pun yang membuatmu mual, beri tahu aku, ya? Aku akan pastikan semuanya nyaman buat kamu."

Aira menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Mas. Aku cuma butuh waktu untuk menyesuaikan semuanya."

"Jangan khawatir, aku akan selalu ada untukmu," jawab Abraham dengan suara lembut. Ia memeluk Aira dengan penuh perhatian. "Aku ingin kamu merasa baik-baik saja, sayang."

Aira tersenyum kecil, merasa sangat disayangi. Meskipun masih merasa mual, kehadiran Abraham yang penuh perhatian memberinya kenyamanan yang sangat berarti. "Aku cinta kamu, Mas."

"Aku juga cinta kamu, sayang. Kita akan melewati semua ini bersama," jawab Abraham dengan senyum hangat di wajahnya, memastikan istrinya merasa tenang dan nyaman.

1
Asmara Senja
Kereeeennnn
my name is pho: Terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!