Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bau Firasat Buruk
"Kentut",
"Siapa yang menulis syair berbunyi seperti itu?", umpat Ishwar.
"Aku tahu namanya, tapi aku tidak pernah berkenalan dengan orangnya",
"Aku pernah hidup satu masa dengan penyair itu",
"Waktu itu ketika aku masih tinggal jauh di timur",
"Pada zaman kepemimpinan Ar-Rasyid", kata Mahdi.
"Sehabis ini apakah kamu akan bepergian jauh lagi Mahdi?",
"Mau keluar negeri lagi?", tanya Ishwar.
"Sepertinya sekarang ini aku akan bisa lebih sering untuk datang mengunjungi mu Ishwar",
"Firasat ku mengatakan aku akan tinggal lebih lama lagi di Nusantara", jawab Mahdi.
"Firasat seperti apa itu Mahdi?",
"Semoga sebuah pertanda yang baik", harap Ishwar.
"Sayangnya sebaliknya",
"Aku mencium bau Firasat Buruk", kata Mahdi.
"Apakah aku akan terlibat lagi Mahdi?",
"Adakah yang bisa aku lakukan untuk membantu mu?", kata Ishwar.
"Tidak dengan kali ini Ishwar",
"Diam lah di rumah dan jangan banyak tingkah",
"Kamu sudah terlalu tua sekarang Ishwar",
"Pertarungan yang akan datang bukan lagi untuk mu", pesan Mahdi.
*
Siapa sebenarnya jin setan timur tengah yang menyusup ke Indonesia itu?
Menurut analisa Mahdi, jin veteran itu mendapat tugas sebagai mata-mata untuk memetakan kekuatan gaib bangsa supranatural di tanah Nusantara.
Karena itulah jin setan itu tidak banyak berulah dan cenderung lebih sering bersembunyi.
Mahdi yakin jin mata-mata itu sudah membocorkan informasi yang dia kumpulkan selama berada di tanah air kepada pihak mereka.
Jelas sekali jin yang telah berhasil dikalahkan oleh Mahdi itu adalah jin petarung dari golongan hitam. Pihak musuh yang nyata bagi golongan putih.
Setelah kedatangan jin penyusup dari jazirah Arab itu, perbatasan-perbatasan pintu masuk ke dimensi gaib Nusantara sudah diperkuat dan diperketat penjagaannya. Baik itu di darat, di laut dan juga di udara.
Mahdi meyakini sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi bakal menimpa negeri ini.
Itulah bau Firasat Buruk yang Mahdi endus.
Mahdi telah memperingatkan semua koleganya untuk lebih bersiap dan selalu waspada. Baik dari kalangan makhluk gaib dan juga dari kalangan manusia.
Dalam waktu dekat ini Mahdi sudah diperintahkan untuk tetap tinggal di bumi pertiwi. Kembali bergabung bersama teman-temannya di divisi lapangan.
Sudah sangat lama Mahdi bertugas di luar negeri sebagai mata-mata departemen gaib. Sekarang ketika kembali ke Nusantara lagi, Mahdi amat senang karena telah banyak dilakukan perubahan dan terjadi kemajuan.
Meski bukan asli penduduk negara ini, Mahdi yang sudah sangat lama menetap di Indonesia sangat tulus menyayangi tanah air tercinta.
Seumpama di dunia gaib juga ada istilah naturalisasi atau pindah warga negara, maka Mahdi lah warga negara asing yang pertama kali melakukannya dalam sejarah gaib bangsa Indonesia.
Mahdi sudah ada sebelum para manusia yang sekarang ada. Hanya makhluk-makhluk sakti tak kasat mata yang telah berusia lebih dari puluhan ribu tahun yang mengenalinya.
*
"Assalamualaikum",
"Permisi",
"Selamat malam",
"Apakah ada orang di sini?",
"Apakah ada jin atau siluman di tempat ini?",
Mahdi pergi ke sebuah gedung tua yang terlihat begitu menyeramkan di malam hari bagi mata-mata yang biasa.
Di lantai atas bangunan itu ada sebuah markas. Ada beberapa lantai yang sudah diubah menjadi kantor dan tempat tinggal bagi para pekerja di departemen gaib.
Begitu lah keterangan yang diberitahukan kepada Mahdi.
Mahdi disuruh langsung pergi ke gedung ini untuk berkenalan dengan para anggota divisi lapangan yang baru. Sebagai mata-mata yang bertugas di luar negeri, Mahdi hanya berkomunikasi dengan pemimpin tertinggi.
Markas ini benar-benar sepi. Tidak ada orang mau pun bangsa jin sama sekali. Hanya ada jin-jin kecil yang berlalu lalang di sekitar bangunan mangkrak yang terkenal angker ini.
Tapi memang seperti itulah keadaan yang sudah disampaikan kepada Mahdi.
Jika di markas kosong tidak ada siapa-siapa, itu artinya mereka, para anggota dari divisi lapangan sedang pergi berkepentingan melakukan tugasnya masing-masing.
"Aku rasa malam ini hanya akan ada aku sendiri di tempat ini"
"Aku akan bersabar menunggu sampai mereka pulang kembali", gumam Mahdi.
PS: Time line kelanjutan cerita "MAHDI" ini akan diteruskan di judul novela baru "SKUAT INDIGO 5".