NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Desa

Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengasuh
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: moms arka

Nurul Aulia seorang gadis dengan tekad kuat kabur dari desa demi menghindari perjodohan dengan juragan tanah di desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms arka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Hari ini Arjun pulang ke rumah agak larut, karena banyaknya pekerjaan yang tertunda, jadi dia harus menyelesaikannya.

setelah memarkirkan mobilnya Arjun masuk ke rumah, seperti biasa sebelum ke kamar dia menyempatkan diri masuk ke kamar Shaka anaknya untuk melihatnya, kemudian dia mencium kening sang anak dan membenarkan selimut yang melorot "mimpi indah sayang" ucapnya.

setelah itu ia pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan beristirahat, sementara itu, aku terbangun karena merasa lapar, tadi aku tidak makan malam karena merasa masih kenyang, tapi tengah malam aku merasa perutku keroncongan, ku lirik jam di atas nakas, "jam 11 malam" gumamku

"masa jam segini makan si?" ucapku lagi

"tapi tak apalah, daripada aku ga bisa tidur karena kelaparan" ucapku lagi sambil beranjak menuju dapur. setelah sampai di dapur aku mengambil sebungkus mie instan, sebutir telur dan sawi sebagai pelengkap, tak lupa beberapa butir cabe rawit agar lebih seger. "bikin mie nyemek enak kali ya" ujarku.

malam malam aku berkutat di dapur sendirian, sementara itu setelah selesai membersihkan diri Arjun merasa haus, dia berniat mengambil air minum ke dapur, tapi sebelum sampai di dapur, dia mencium bau wangi masakan dari arah dapur

"siapa yang lagi masak malam-malam begini ya" ucapnya dalam hati

kemudian dia masuk ke dapur dan melihat Nurul sedang membuat sesuatu,

"kamu lagi masak apa malam malam begini?" tanya tuan Arjun mengagetkanku

"astagfirullah" ucapku sambil memegang dadaku

"kok kamu kaget gitu sih?, kaya ngeliat hantu aja" ucap tuan Arjun lagi

"ya tuan, ga tau kapan datangnya, tahu tahu dah ada disini aja, saya kan jadi kaget" ucapku lagi

"kamu lagi bikin apa?" tanya tuan Arjun lagi

"saya lagi bikin mie nyemek tuan, tuan mau? Biar saya buatkan sekalian" jawabku

"boleh, kebetulan saya juga belum makan malam" jawab tuan Arjun

sementara aku membuat mie nyemek, tuan Arjun duduk di meja makan menunggu mienya selesai, setelah selesai aku menyajikannya, dua mangkok mie nyemek Sudak siap untuk di santap,

"enak juga mi bikinan kamu" ucap tuan Arjun sambil menyendok mienya.

"terima kasih tuan" ucapku

"kamu memang sering makan mie malam malam begini ya?" tanya tuan arjun

"ga sering juga tuan, kebetulan saja tadi saya lapar karena tidak makan malam tuan" jawabku memberi penjelasan

"oh gitu, kenapa tadi tidak makan malam,?" tanyanya lagi

"tadi saya merasa masih kenyang tuan" jawabku

"oh" tuan Arjun hanya manggut-manggut.

"oh ya tuan, tadi siang selain membeli baju untuk pentas seni, Shaka juga membeli mainan tuan, kalau tuan marah, tuan bisa potong dari gaji saya tuan" ucapku ragu ragu takut tuan Arjun marah

"kenapa harus marah?, ketimbang beli mainan doang, apalagi Shaka kan anakku" ucap tuan Arjun santai

"kamu ga sekalian beli sesuatu?" tanyanya lagi

"ga tuan, saya tidak butuh apa apa" jawabku

"ya udah kartunya kamu simpan aja, itu untuk kebutuhan Shaka dan kamu" ucapnya lagi

aku kaget tuan arjun berkata seperti itu, kalau untuk kebutuhan Shaka ya wajarlah, Shaka kan anaknya, lah ini untuk kebutuhan aku, siapa aku pikirku.

tak terasa sambil mengobrol mie kami sudah habis aja, kemudian aku mencuci bekas masak gan makan kami, sementara tuan Arjun pergi ke kamarnya untuk istirahat.

sesampainya di kamar Arjun tidak langsung tidur, dia duduk di kasur sambil menyandarkan tubuhnya di dasbor tempat tidur, dia menerawang sambil melihat langit langit kamar, awalnya setelah kedatangan Jenifer kembali ke dalam hidupnya, Arjun memang berniat serius merajut hubungan dengan Jenifer, tapi lama kelamaan dia merasa hubungannya bersama Jenifer hambar, dia hanya merasakan hasrat biologisnya saja yang terpenuhi, tapi tidak dengan hatinya, dia tidak nyaman berada di dekat Jenifer dan lagi Jenifer tidak bisa dekat dengan anaknya Shaka. Beda lagi dengan Nurul, dia selalu merasa bahagia bila dekat dengan Nurul, apalagi bila menggodanya, melihat Nurul kesal ada kebahagiaan tersendiri baginya, dia selalu nyaman berada di dekat Nurul apalagi Nurul dekat dengan anaknya Shaka, dia pandai mengambil hati shaka, lama kelamaan mata Arjun terasa berat, ia pun mulai merebahkan badannya di atas kasur dan akhirnya dia pun tertidur dengan lelapnya,

keesokan harinya, pagi pagi sekali Shaka sudah siap dengan pakaian pentasnya, dia kelihatan bahagia sekali karena kali ini dia akan di temani oleh papinya,

"wah....anak papi sudah siap ya?" ucap tuan Arjun kepada anaknya

"iya dong Pi, sekarang kan aku mau pentas di atas panggung" jawab Shaka dengan girangnya

"hebat ya anak papi, dah berani tampil sekarang" ucap tuan Arjun lagi sambil mengacungkan dua jempolnya.

"iya dong, anak papi gitu lho" jawab Shaka lagi

"yaudah, sekarang sarapan dulu yuk! Kak Nurul udah bikinin nasi goreng kesukaan Shaka lho!" ucapku kepada Shaka

"asyik" ucap Shaka

setelah selesai sarapan lalu kami berangkat menuju sekolah Shaka, Shaka duduk di depan bersama mang Udin, sementara aku bingung harus duduk dimana, karena tuan Arjun sudah duduk di bangku belakang,

"Shaka Kaka duduk dimana?" tanyaku pada shaka

"kak Nurul duduk di belakang aja sama papih" jawabnya

"ga mau ah, Shaka aja yang di belakang sama papi yah, biar kak Nurul di depan sama mang Udin" ucapku lagi

"ga mau ah, Shaka kan mau tampil, jadi aku harus di depan" jawabnya lagi

"kalau kak Nurul di belakang, tar papinya Shaka marah lho!" ucapku lagi

"ga Pi ya, papi ga bakalan marah kalau kak Nurul di belakang sama papi" ucap Shaka tak terduga sambil menengok papinya di belakang

"iya" jawab tuan Arjun singkat

akhirnya mau tak mau aku duduk di belakang bersama tuan Arjun, jangan di tanya bagaimana perasaanku, aku deg degan tak karuan. Sepanjang perjalanan Shaka berceloteh, sesekali aku menanggapinya, sedangkan tuan arjun fokus ke handphone nya, tapi walau pun matanya ke handphone, tangannya dia simpan diatas pahaku, sambil memainkan jari jarinya,

"ih iseng amat ni orang, sebel deh, harus gimana ini?" pikirku.

sesampainya kami di sekolah, kami langsung menuju aula tempatnya pertunjukan, disana anak anak satu persatu tampil, dan tiba saatnya Shaka tampil, dia tampil dengan memukau, dia membacakan sebuah puisi, aku duduk di sebelah tuan Arjun menyimak penampilan shaka, setelah selesai semua bertepuk tangan dan pembawa acara pun sedikit bertanya kepada Shaka.

"Shaka bagus banget baca puisinya, kalau boleh ibu tahu siapa yang mengajari baca puisinya?" tanya sang pembawa acara

"bunda" jawab Shaka

"oh bunda, sekali lagi ayo tepuk tangan buat Shaka" ucap pembawa acara tersebut sambil bertepuk tangan, semua orang ikut bertepuk tangan

"dan satu lagi, apakah bundanya Shaka ikut hari ini? Tanya pembawa acara lagi

"iya ikut" jawab Shaka menganggukkan kepala.

"ayo tunjukan dimana bundanya Shaka!" ucap pembawa acara lagi,

"itu, Deket papi ku" tunjuk Shaka kepadaku, semua orang melihat ke arahku, aku pun terkaget, muka ku merah menahan malu.

1
Harlintjes Lakapi
mana kelanjutannya ?
Giselle Bustamante
Pusing kepala baca cerita ini, tapi tetap seru. Teruslah menulis, author!
Dzakwan Dzakwan
Jelek, bosen.
C S Rio
Wuih, seru abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!