Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 23
Carly maju untuk lebih dekat pada Lily dan Jesly. "Baiklah. Karena sudah tidak ada lagi kesalahpahaman, mari kita pergi."
Lily mengangguk dan tersenyum ke arah Jesly. Carly membalikkan badan. "Xenia.."
"Carly, menyingkir!"
Senyuman Lily dan Jesly memudar seketika. Carly menepi memberi jalan Xenia. Lily hendak memasang badan untuk melindunginya namun Jesly mencegahnya.
Xenia menatapnya tajam. "Anda mau apa? Kenapa anda harus bekerjasama dengan saya?"
"Ketua Xe, jika ini berkaitan dengan hidup anda, apakah anda akan diam saja? Atau membahayakan nyawa anda sendiri? Apakah ada tanda salju di tengkuk anda?"
Xenia terdiam sesaat. Carly menyingkap rambut Xenia untuk memastikan. Benar, ada tanda salju di tengkuk Xenia. "Kenapa? Disini, itu adalah tanda seorang ahli spiritual. Setiap ahli spiritual yang baru masuk pasti diberikan tanda ini oleh Yang Mulia sebagai tanda kesetiaan pada Kerajaan Vielstead."
"Kesetiaan?" Jesly tersenyum miring. "Baiklah. Biar saya tunjukkan apa itu kesetiaan."
Mereka mengikuti jejak Jesly yang akan membawanya entah kemana. Melewati tanaman bunga-bunga, sungai kecil, melewati tempat yang lumayan gelap hingga mereka tiba di dataran yang lumayan tinggi, sedikit terang, berkabut dan udaranya sangat dingin.
"Dimana kita? Dingin sekali." Ucap Lily.
"Mengapa aku belum pernah melihat tempat seburuk ini?" Gumam Carly.
"Tempat ini sengaja disembunyikan oleh Kerajaan Vielstead. Ini juga merupakan tujuan terakhir bagi mereka yang memiliki jejak salju." Terang Jesly dengan sedih.
"Jejak salju?" Tanya Xenia bingung.
"Tanda yang ada di tengkuk anda." Jelas Jesly mengerti kebingungan Xenia. "Tanda itu bukan sekedar tanda melainkan sebuah nama, yaitu sebuah kepingan es dari tempat yang sangat dingin. Sekali ditanamkan pada seseorang akan terbentuk sebuah segel yang susah dihancurkan. Setiap kali tanda salju itu muncul, dia akan membekukan titik kultivasi, menghalau kekuatan spiritual dan menyebabkan rasa sakit yang sangat luar biasa. Tanda salju adalah tipuan dari Heinrich untuk mengontrol semua ahli spiritual disini. Selama beberapa tahun ini, dia menempatkan saya pada posisi penting dan berpura-pura mengajari saya. Tapi kenyataannya, dia ingin memicu kepingan beku didalam tubuh saya. Saya harus menderita setiap kali untuk mendapat penawarnya." Jelas Jesly panjang lebar. Ingatannya teringat beberapa tahun terakhir saat ia menerima siksaan demi siksaan dari Yang Mulia Heinrich.
"Kalau begitu, mengapa tanda beku milik saya tidak pernah terasa aneh?"
"Selama anda menurut dan berguna untuknya, dia akan membiarkan anda meminum penawarnya tanpa sepengetahuan anda. Ketua Xe, apakah anda mau dimanipulasi seumur hidup?"
"Yang Mulia telah membesarkan saya, kenapa saya harus mempercayai anda?" Xenia menatap Jesly tajam.
"Heinrich telah berkuasa di Kerajaan Vielstead selama ratusan tahun. Apa anda ingat, kalau selalu ada ahli spiritual yang tiba-tiba pergi?"
"Tentu saja. Yang Mulia berkata, mereka yang tidak ingin tinggal disini harus pergi setelah menghapus sendiri tanda beku mereka. Kerajaan Vielstead tidak akan menghentikan mereka."
"Jika anda tidak percaya pada saya, cobalah menghapusnya sendiri." Tantang Jesly.
Tanpa pikir panjang Xenia mencoba menghapus tanda beku di tengkuknya menggunakan kekuatannya. Semua orang tertuju ke arahnya. "Aaakkhh..." Serunya saat tidak bisa menghapus tanda beku tersebut. Tubuhnya kian melemah.
"Xenia," Carly menangkap tubuh kekasihnya. Carly melihat tangan Xenia yang kini perlahan muncul putih-putih salju.
"Tanda beku yang dia katakan benar!" Ucap Carly membenarkan perkataan Jesly.
"Mengerti 'kan? Tidak ada yang bisa menghapus segelnya. Sejak ditanamkan pada tubuh anda, saat itulah anda telah menjadi budak catur Heinrich."
Xenia diam, mulai mengerti apa yang dimaksud Jesly.
"Semua orang yang memberontak akan dibawa kesini untuk dibekukan dan tidur selamanya. Karena itulah disini sangatlah dingin sehingga dijuluki Pemakaman Dingin."
Jesly menoleh ke kanan dimana dulu Yang Mulia Heinrich membunuh ayahnya. Ingatannya berputar pada masa lalunya saat ia masih kecil. "Yang Mulia, tolong kasihanilah saya. Saya berjanji tidak akan melanggar peraturan anda, Yang Mulia." Ayahnya memohon-mohon minta pengampunan.
Jesly kecil di tarik paksa oleh Tzeitel untuk melihat penyiksaan tersebut.
"Yang Mulia, hamba mohon dengan kebaikan anda. Ampuni saya, ampuni saya." Ayahnya terus meminta pengampunan.
Jesly memalingkan wajahnya tidak tahan melihat penyiksaan tersebut. Namun Tzeitel memaksa wajahnya agar melihatnya.
Yang Mulia Heinrich hanya diam dengan ekspresi dingin. Ia tidak merasa kasihan sama sekali dan membiarkan ayah Jesly membeku perlahan.
Ayahnya mulai kehilangan nafas. Yang Mulia Heinrich mengibaskan tangannya sehingga ayahnya jatuh ke jurang pemakaman.
Jesly kecil hanya diam tidak mampu berkata apapun. Ia juga merasa takut bernasib yang sama.
"Ingat! Ini adalah konsekuensi karena telah mengkhianati Kerajaan Vielstead." Ucap Yang Mulia Heinrich.
Ingatan masalalu kelam tidak bisa hilang dari ingatannya. Semua terlihat jelas dan nyata. Jesly menunduk sedih.
Jesly menggunakan spiritualnya dan memperlihatkan kalung-kalung beserta inisial pemiliknya. Kalung-kalung itu mengambang di udara hingga semua orang terkejut melihatnya.
Kalung-kalung itu adalah pemilik ahli spiritual yang telah tewas dan berakhir mengenaskan.
"Dahulu kala, Kerajaan Vielstead adalah surga dunia. Tapi sekarang menjadi tempat Heinrich menahan kita. Nyatanya, kita bahkan tidak sebebas para makhluk dibumi."
Xenia menatap Jesly dengan raut sulit diartikan. "Anda memendam semuanya selama ini? Kenapa tiba-tiba memberitahu saya?"
"Karena saya menginginkan seorang teman yang tidak akan pernah mengkhianati saya dan melarikan diri dari Kerajaan Vielstead bersama-sama. Apa anda tidak pernah terfikir untuk pergi dari tempat ini dan hidup sesuai keinginan anda? Anda juga bisa bersama pria yang anda cintai tanpa harus bertemu secara diam-diam dengannya dilarutnya malam."
Xenia memalingkan wajahnya. "Terlalu berbahaya! Saya tidak bisa membahayakan nyawa Carly."
Carly memegang tangan Xenia. "Xenia, aku tidak takut pada bahaya. Aku hanya takut kalau hidupmu terus dimanipulasi oleh orang lain. Hal itu lebih menakutkan dari pada kematian."
Setelah mendengar penuturan Carly, hatinya mulai goyah dan sedikit mempercayai Jesly. "Jesly, saya percaya dengan cerita anda tapi saya tidak percaya pada anda. Saya tidak yakin kalau anda benar-benar mencintai si manusia duyung itu."
"Anda telah melihatnya tadi. Saya dan dia telah..."
"Sebuah ciuman tidak membuktikan apapun. Saya tidak mempercayakan nyawa Carly dan diri saya pada orang yang tidak bisa diandalkan. Kalian harus membuktikan kalau kalian saling mencintai." Xenia menyela ucapan Jesly.
"Ta..." ucapannya terhenti kala Xenia menatapnya dengan ekspresi datar. Jesly memalingkan wajahnya tidak berani menatap Xenia. "Ketika roh Monster Fei menyebabkan masalah, Albert di kurung di Goa Refleksi, saat itu dia sedang bertengkar dengan saya. Anda ingin saya membuktikannya? Saya khawatir..." Jesly melihat Xenia yang terus menatapnya tanpa ekspresi.
"Saya khawatir itulah satu-satunya cara." Lily membelalak mendengar ucapan Jesly barusan. "Saya akan membuktikan kalau kami saling mencintai dalam waktu tiga hari. Anda harus mempercayai saya."
"Baik. Selama tiga hari ini, anda akan bertemu dengannya secara diam-diam. Tapi, jika anda ketahuan telah menipu saya di tiga hari kemudian, saya akan membunuh anda!" Xenia kemudian pergi.
Carly mengedikkan bahu dan menyusul Xenia.