NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:324.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Biarkan aku periksa

Ruby menepis tangan Ha Joon dengan refleks, wajahnya memerah karena malu dan canggung.

"Nggak perlu Ha Joon. Aku bisa urus sendiri," katanya buru-buru sambil menarik ujung roknya kembali menutupi lutut.

Tapi Ha Joon tidak menjauh. Ia menatap Ruby dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Biarkan aku periksa. Kau ingin balik ke rumah sakit?" katanya, suaranya tidak lembut, tapi tak segarang biasanya.

Ruby menarik napas, mencoba mengatur denyut jantungnya yang terasa terlalu cepat.

"Aku baik-baik saja, sungguh. Ini hanya sedikit memar,"katanya sambil memaksakan senyum.

Ha Joon yang masih berlutut di depannya kembali mendongakkan kepala menatap gadis itu, tetapi tidak bicara kali ini. Hanya menatap dalam diam. Hal itu justru membuat Ruby terdiam dan makin deg-degan. Semoga Ha Joon tidak menyadari detak jantungnya yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Pria itu terlalu dekat. Ruby tidak bisa bernafas dengan baik karenanya. Mungkin orang-orang akan merasa dia terlalu lebay, tetapi itulah yang sedang ia rasakan sekarang. Keberadaan

Ha Joon sangat berpengaruh padanya. Apalagi saat pria itu berada dalam jarak dekat seperti ini.

Ruby akhirnya membiarkan Ha Joon memeriksa lututnya yang masih agak bengkak dan membiru. Dari atas, ia bisa lihat wajah serius Ha Joon saat memeriksanya. Pria itu bukan dokter, tetapi Ruby ingat dia pintar dalam berbagai bidang.

Ha Joon menyentuh lutut Ruby dengan hati-hati, tangannya terasa hangat di kulitnya. Tatapannya tajam dan fokus, seolah sedang menganalisis cedera itu layaknya seorang profesional. Ruby hanya bisa memalingkan wajah, mencoba menahan diri agar tidak terus-menerus menatap garis rahang Ha Joon yang kini begitu dekat.

"Di kulkasmu ada es?" pria itu mendongak lagi ke Ruby.

"Es? Kau kehausan? Aku nggak ada kalau es cream." jawab Ruby polos. Saking gugupnya ia jadi tidak fokus.

Ha Joon lagi-lagi menatapnya lama sebelum tersenyum tipis, lebih seperti dengusan kecil.

"Es batu untuk di pakai mengompres bengkak lututmu."

Oh, es batu.

Ruby tersenyum canggung, lalu merutuk dirinya sendiri dalam hati. Ia malu sekali. Bisakah dia menghilang sekarang?

Ha Joon bangkit berdiri perlahan, lalu mengulurkan tangan.

"Ayo, aku bantu berdiri," ucapnya, kali ini dengan nada yang lebih lembut dari biasanya. Ruby sempat ragu sejenak sebelum akhirnya menerima uluran tangan itu. Sentuhan mereka singkat, tapi cukup membuat Ruby merasa seperti ada listrik kecil mengalir di telapak tangannya.

Setelah berhasil berdiri, Ruby berjalan pelan ke arah kulkas, masih merasa canggung. Ha Joon mengikuti dari belakang, tidak banyak bicara. Ia membiarkan Ruby sibuk sendiri mencari kantong es atau apapun yang bisa digunakan untuk mengompres lututnya.

"Ini," kata Ruby, akhirnya menyerahkan kantong plastik berisi beberapa bongkah es batu yang dibungkus kain bersih. Ia sedikit menyeringai, berusaha menutupi kegugupannya.

Ha Joon mengambilnya tanpa banyak bicara, lalu menarik Ruby kembali duduk di sofa. Ia berlutut lagi di depannya, seperti tadi, lalu mulai menempelkan kompres dingin itu ke lutut Ruby dengan perlahan. Ruby menggigit bibirnya, bukan karena sakit, tapi karena jantungnya berdegup terlalu keras.

"Aku heran," gumam Ha Joon tiba-tiba, membuat Ruby langsung menoleh.

"Apa?"

"Kau tetap ceroboh seperti dulu." Suaranya datar, tapi ada sedikit senyum terselip di ujung bibirnya.

Ruby terkekeh kecil, merasa sedikit lebih rileks.

"Dan kau tetap suka mengomentari setiap hal yang kulakukan."

Ha Joon menatapnya.

Ucapan itu membuat Ruby terpaku sejenak. Matanya mencari-cari arti di balik sorot mata Ha Joon, tapi pria itu sudah kembali menunduk, memperbaiki posisi kompres di lututnya.

Keduanya seperti sama-sama sadar kalau mereka sebaiknya tidak membicarakan masa lalu lagi, karena ujung-ujungnya mereka akan mengingat kenyataan pahit yang pernah terjadi di masa lalu.

Keheningan di antara mereka terasa kental. Ruby hanya duduk diam, membiarkan Ha Joon menempelkan es batu itu.

"Te-terimakasih." gumamnya begitu Ha Joon selesai mengompres lututnya. Pria itu membalas dengan anggukan kecil kemudian kembali duduk.

Keheningan dalam ruangan itu kembali terjadi. Tak ada satu pun di antara mereka yang bicara sampai ponsel Ha Joon berdering.

Panggilan dari Oh Jin young. Ha Joon segera mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Kau di mana? Kau tidak lupa kan hari ini ada camping karyawan? Kita akan berangkat sore. Kau sudah berjanji akan ikut, kau tidak akan ingkar janji kan? Kau seorang CEO Joon-ah. Janji harus di tepati, kau akan datang kan?"

Pertanyaan Jin young yang bertubi-tubi seakan menolongnya. Ha Joon menjauhkan sedikit ponsel tersebut dari telinganya. Suara Oh Jin-young bikin gendang telinganya sakit.

"Oh ya, semua model baru akan ikut juga. Mereka diharuskan oleh ketua tim. Model yang bernama Ruby itu juga sudah mendaftarkan nama akan ikut. Kau yakin tidak ikut? Ha Joon? Joon, Joon-ah?"

Panggil Jin young lagi dari seberang. Ha Joon menatap ke Ruby sebentar sebelum menjawab Jin young.

"Baiklah, aku pergi." putusnya kemudian.

Ha Joon menutup telepon setelahnya. Ruby tidak tahu pria itu bicara dengan siapa, mungkin klien atau rekan kerjanya.

"Aku akan menghubungi agen untuk memperbaiki keran yang bocor."

"Ng-nggak perlu ... Aku bisa sen ..."

"Jangan membantah. Itu saja, aku pergi." balas Ha Joon datar.

Pria itu berdiri dari sofa dan keluar dari apartemen Ruby tanpa menoleh lagi. Setelah kepergian pria itu, Ruby baru bisa menghembuskan nafas lega.

"Ya ampun, canggung sekali tadi." ucapnya pada dirinya sendiri.

Ruby bersandar di sandaran sofa, menatap pintu yang baru saja ditutup Ha Joon. Wajahnya masih terasa panas, dan jantungnya belum juga tenang. Ia menutup wajah dengan kedua tangan.

"Kenapa sih aku begini terus kalau di dekat dia?" gumamnya.

Beberapa detik berlalu sebelum ia bangkit dan berjalan tertatih ke dapur, mengambil segelas air dingin untuk menenangkan dirinya. Namun pikirannya terus memutar ulang kejadian tadi. Sorot mata Ha Joon, sentuhan hangat di lututnya, dan cara pria itu bersikeras membantunya. Semua terasa sangat ... membingungkan.

Ruby menatap lama pantulan dirinya di kaca lemari dapur sebelum masuk ke dalam kamarnya. Hari yang sungguh melelahkan, tetapi ia justru merasa hari ini jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

1
Ddek Aish
sok2an akrab panggil ibu mertua nyatanya nggak di anggap
Ilfa Yarni
syukurnya eomma haa joon sangat menyukai ruby dan sebaliknya ya sangat tidak suka sama eun joo
Jumi🍉
Ibunya Ha Joon sudah kaya cenayang aja lihat Eun Joo...🤣
wiemay
nyonya Nam kyk bodyguard aja....
🔵🎀🆃🅸🅰🆁🅰❀∂я 👥️
woaahh Nyonya Nam tidak memberi ruang buat pelakor masuk...good lah ommaa 😅
Rita
saklek joo wis plg ae
Rita
nah lho sakit ngga tu ya sakitlah ya scra terang benderang bungay lgsg dibuang
Rita
eomma the best tau bahaya👍👍👍🥰
Rita
lawan Ruby klo mcm dgn cara halus tapi
Rita
awas ancaman datang,he Just FRIEND jangan baper berlebihan
Rita
bagus eomma kasih level Hot tuh yg nyinyir
Rita
nah bener jalanin apa adanya buktiy selama ini kmu kuat ya biarpun dlm nya hanya kmu yg tau diri kmu sndri
Eris Fitriana
Suka sekali sama sikap Eomma...yg langsung filling itu bibit ulat bulu... semoga eomma bisa membasmi nya sebelum Hajoon dan Ruby kena gatal2 😁😁
Srie Handayantie
nahhh Eun Joo bahkan ibu nam pun tidak menyetujui dirimu samaa hajoon bukan hnya jdi pasangan berteman pun dia GK suka , jadi mohon sadarr diri lah yaaa
༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜
duh duh duh duh 😂😂😂😂

malu aku tuh wkwkwkwwk,,,,,

sok akrab sama ibunya Ha Joon eh taunya gk di anggap 😝😝😝😝 mg enak Eun Joo 💃💃💃

Good Ny Nam biar makin murka si Eun Joo 😂😂😂
Esther Lestari
Tindakan sangat tepat nyonya Nam, jangan biarkan Eun Joon merusak acara pertunangan dan menganggu Ruby
Hanima
lanjut Kak Maeeee.
memei
nyonya nak ,ibu mertua idaman banget
Dwi Winarni Wina
Filling nyonya nam sangat kuat skl dan sangat peka skl tidak menyukai eun joo, bagi nyonya eun joo bukan perempuan baik2....

nyonya tidak akan membiarkan siapapun merusak pertunangan hajoon dan ruby, pasti nyonya nam akan sll membela menantu idamannya dan menjauhkan ulet bulu seperti eun joo....

eun joo dibakar 🔥🔥🔥cemburu sangat panas sll melihat hajoon dan ruby bertunangan, bagi eun joo msh ada kesempatan merebut hajoon dr ruby selama blm menikah ini, pede skl eun joo bs merebut hajoon dr ruby....

ingat eun joo obsesimu ingin memiliki hajoon akan menghancurkan persahabatanmu dgn hajoon, cinta juga tidak bisa dipaksakan biar hajoon dan ruby bahagia.....
Fera Susanti
nyonya nam..aku pada mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!