NovelToon NovelToon
Roller Costlove

Roller Costlove

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:239.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Kata orang, hal yang paling berkesan dan takkan pernah bisa dilupakan adalah malam pertama. Tapi untuk seorang gadis bernama Jaekawa Ayu, malam pertama yang seharusnya bisa ia kenang seumur hidup justru menjadi hal yang paling ingin ia hapus dari ingatan.

Bagaimana tidak, ia melakukannya dengan lelaki yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

Lama melupakan kejadian itu, takdir justru mempertemukan Jae dengan lelaki itu di satu tempat bernama Widya Mukti. Apakah Jae akan menagih janji itu atau justru berpura-pura tak mengenalnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15# Mencintai dengan sederhana

Jae setengah berlari sambil berjinjit ke arah posko, macam dikejar rentenir. Bersama perasaan tak karuan yang tak kunjung mereda, kaget? Tentu saja. Arlan....nama lelaki yang belakangan selalu mengisi hari-harinya itu tiba-tiba muncul.

Apa dia mengikutinya? Ah rasanya sangsi menuduh seperti itu, sebab....Arlan nyatanya mantan mahasiswa yang pernah KKN di tempat sama, yang artinya itu sudah bertahun-tahun lamanya. Jadi rasanya tidak mungkin jauh-jauh datang kesini hanya untuk mengejarnya.

Jae masih mendapati Bianca yang sedang bertelfon ria dengan Fahrizal, ada tawa renyah dan candaan manis dari obrolannya, sebelum ia menjeda obrolan itu, "darimana sih, Jae?"

"Ketemu kang Sandi." Jae menunjukan kertas hasil rapat Tarka. Ia sempat menoleh sejenak ke arah halaman Co-op 21 dan menemukan keriuhan yang samar dari dalam rumah itu.

Baru datang ia sudah disuguhi oleh laptop dari Salsa, "tinggal Lo yang belum ngerjain log book."

Jae meraih itu dan masuk ke dalam.

Hatchi!

Hatchhii!

Jae menggosok hidungnya berulang kali, belum lagi tenggorokan yang seperti sedang menelan golok saat ia menelan salivanya sendiri itu.

Jae membuka kotak obat pribadinya, menemukan vitamin C tablet hisap lalu memakannya.

Baru ia akan memulai pengerjaan log book nya, ponsel Jae berdering dimana ibu menghubunginya.

"Hallo."

"Jae...sudah makan?" Suaranya sedikit putus-putus dan koneksi buruk, membuat Jae harus mengedar mencari sinyal, ia memaklumi itu, sebab cuaca hujan juga mempengaruhi itu.

"Hallo ibu..." Jae akhirnya mengayunkan langkah ke depan posko, obrolannya dengan ibu itu tak disadari membawa langkahnya semakin menjauh, dan hanya fokus pada kaki-kaki putihnya yang beralaskan sandal jepit biru.

"Iya."

Sambil memilin-milin ujung sweater dengan telunjuknya Jae memainkan jemari kakinya di jalanan becek, seperti bocah.

"Sedikit. Aku kehujanan terus Bu, sejak datang kesini sampai sekarang kena guyur hujan terus...jadi wajar."

Jae mengangguk mendengarkan suara ibu disana, dan sempat beberapa kali ia hatchiii! Hatchii! Ia menutupnya dengan lengan.

"Udah. Aku minum vitamin."

"Iya. Oke...rebusan jahe, apa lagi? Susu jahe...jahe...jahe..." kikiknya lucu. Lama ia menunduk ia lantas diam mematung melihat sepasang kaki dengan sandal jepit yang hampir sama namun berwarna hitam tengah berdiri tepat di depannya.

Tanpa harus mendongak pun Jae tau, jika itu seorang lelaki yang ada di hadapannya. Dan ia semakin membeku kala menatap lurus, dimana Arlan sudah tersenyum menatapnya. Meski bola matanya sedikit merotasi lebih atas sebab perbedaan tingginya dan Arlan.

"Iya bu. Do'a in aku sehat-sehat disini ya...lancar prokernya."

*Aamiin*...ucap Arlan bergumam. Jae mematikan panggilannya dan menurunkan ponsel dari telinga.

"Hay. Itu ibu?"

Jae mengangguk, "sorry bang, gue balik---"

"Ngga kenal, hm?" tanya Arlan memotong ucapan Jae. Lelaki itu bahkan sudah mendengus, "coba cium bau ini, apa lupa?" Arlan menarik setengah mencubit kaos bagian dadanya, membuat Jae mengambil satu langkah mundur.

"Terus berharap gue jawab apa?" tanya Jae, "ngga mungkin kan, bilang kenal, kenal banget malah apalagi sama bau badannya...soalnya kita udah pernah mak ing love."

Arlan sungguh sudah mengehkeh renyah mendapati wajah judes Jae.

"Jadi anggap aja kita ngga kenal. Toh ngga ada yang terjadi, semua aman..." Jae menepuk-nepuk perut ratanya.

Arlan menarik kedua alisnya, "oh ya?! Seyakin itu ya?" tanya nya menggertak.

Jae mengangguk meski wajahnya itu, sangsi sekali...meragukan.

"Yakin. Kan Lo yang bilang kalo---"

"Buang di luar?" Arlan memasukan kedua tangannya ke kedua saku sisi celananya sedikit membuat gerakan kedinginan sampai berjinjit, "may be. Seinget gue yang pertama itu emang buang di luar, tapi kita kan lakuinnya lebih dari sekali, jadi ngga tau buat yang kedua dan ketiga..."

Kini Jae tak bisa untuk tak melotot, "yang bener?!" ia menonjok perut Arlan membuat Arlan nyengir kecil, so imut sekali...Dan sejurus kemudian ia tertawa kecil sehingga jakunnya naik turun dengan cepat.

"Apa muka ini meragukan?" Arlan menunjuk wajah tengilnya membuat Jae mundur, "ngga usah deket-deket." Ia memperingati.

"Tapi by the way, emangnya Lo ngga mau gue tanggungjawab untuk itu? Apa Lo ngga kepikiran?"

Jae menghela nafasnya, oh ya ampun! Udara dingin ini semakin memperburuk kondisinya sehingga hidungnya itu memerah, "Kepikiran. tapi---- gue cuma mikir ngga mungkin mempertaruhkan nasib gue sama Lo kedepannya cuma karena kesalahan beberapa jam, terlebih...ngga ada sesuatu yang mengikat kita."

Arlan mengangguk paham dengan pemikiran Jae, "tapi ngga mikir juga dampak ke depannya, apa nantinya kalau ngga sama gue, calon suami Lo nanti bakal terima calon istri bekasan orang?"

Wajah Jae menjadi kaku, disebut bekasan itu ya memang benar faktanya, tapi saat disebut orang lain, kok rasanya sakit....

"Ngga apa-apa. Janda di Indonesia laku kok." jawab Jae menyamakan dirinya dengan janda, siapa juga yang tak merasa gemas dengan jawaban yang----ada saja!!!

"Gue mau tanggung jawab Jae." Ucap Arlan to the point, taukah Jae di belakang sana ia sudah di desak untuk mendapatkan Jae oleh makhluk-makhluk lak nat itu. Meskipun bukan sepenuhnya itu alasan Arlan untuk bertanggungjawab.

"Asli deh, ngga usah repot-repot. Ya ampun...gue mesti bilang apalagi sih biar lo paham...gue oke...gue baik-baik aja. Toh kita nih...Lo .." tunjuk Jae pada Arlan, bergantian padanya, "gue...lakuin itu cuma karena naf suuu sekejap aja. Itu juga karena gue----" Jae menunduk mengingat ke breng sekan Sion.

Arlan masih menunggu ucapan Jae itu, namun nyatanya Jae tak melanjutkan, "ah lupain aja. Pokoknya, ngga usah ya ..udah cukup. Ngga perlu kebebani gitu, kali." Wajahnya santai sekali.

"Terus apa Lo ngga mau tanggungjawab atas dampaknya ke gue?" tanya Arlan.

"Ya?" ia membeo.

"Kenapa sih, masalah tuh selalu ada di cewek? Sementara....cowok juga sama. Tapi yang selalu di dramatisir itu kalo cewek udah ngga pr4wan, padahal cowok pun udah ngga perjak4?"

Jae justru mengernyit, "ngomong apa sih?"

Zaltan, ia sudah melempar botol kosong ke arah tembok, "bertele-tele banget. Greget banget gue!"

"Gue sangsi deh, dia tuh bisa ngga sih nembak cewek sebenernya?" Senja turut gemas, "kan tinggal bilang, Lo udah ambil perjaka gue, gue udah prawanin Lo, oke fix kita nikah....kita coba jalin hubungan, biar gue ngga dosa bayangin lo telan jank. Udah begitu aja, kok rasanya banyak banget a, b, c nya..." omel Senja.

Shaka tertawa, begitupun Mei.

"Mau kemana?" Maru menahan istrinya, khawatir Senja nekat untuk menghampiri kedua insan di luar sana, yang mau-maunya berada di luar di tengah udara dingin begini.

"Mau minum, haus lama-lama liatin Arlan." Jawabnya.

Meidina mendengus menyunggingkan senyumannya, "Tapi kalo menurut gue, Arlan tuh tipe cowok sweet tau ngga sih, buktinya di balik sikap bar-bar dan yahhh *dia begitu kan*, dia adalah orang yang selalu pingin cewek yang dia suka tuh nyaman, mengikuti aturan main tanpa pemaksaan sekalipun pada akhirnya dia mesti makan hati, dan yah...mungkin sama, dia juga sebenernya greget sendiri."

"Coba deh, kita tarik obrolan random yang bagi kita tuh, kaya, Alby, Jovi sama Arlan keliatannya lagi becanda karena memang spek mereka, spek kita ya kaya gitu, seneng becanda...tapi coba kalo kita pikir lagi..." ujar Mei menatap Arlan yang kini ada kemajuan, interaksinya dan Jae yang sudah di ranah saling tonjok.

"Maksudnya eonni?" tanya Vio.

"Pacaran, investasi bodong..." Mei terkekeh, "Alby bener, mungkin untuk ukuran Arlan, yang pikirannya sederhana, mikirnya begini----ngapain mesti pacaran banyak-banyak, penjajakan sama cewek banyak-banyak kalo toh hasilnya nihil, cuma buat main-main...cuma buang-buang waktu, uang doang. Makanya keliatan jomblo terus. Tapi sekalinya serius ya dikejar pelan-pelan..."

Alby mengangguk setuju.

"Gue mencoba memposisikan dan berpikir di sudut pandang Arlan. Mencintai dan dicintai itu investasi jangka panjang untuk membina rumah tangga. Coba deh, kalo karena cinta. Lo cinta Shaka, sekalipun nanti badai rumah tangga menguji, Lo ngga akan ninggalin Shaka, Vi.. Karena Lo cinta."

"Tapi kalo Lo nikah sama Shaka karena dari awal Shaka maksa, yang ada Lo tuh bakalan kaya terpaksa menjalani rumah tangga, yang ujung-ujungnya apa?" kini Mei balik bertanya.

"Arlan mau, Jae terima dia karena memang Jae mencintai dia. Cinta itu ngga bisa instan....harus dipupuk sampai matang, lalu nanti kamu bakalan metik buahnya yang manis."

Mei menjeda membuat semuanya diam, termasuk Jingga yang sudah tersenyum menatapnya penuh puja.

"Dia bukan jalan di tempat...tapi Arlan tuh lagi memberi ruang nih buat Jae nafas, berpikir, merasakan kehadiran dia, tapi dia ngga lepas gitu aja. Emang Lo ngga bisa rasain, ya Nja? Dulu Arlan begitu juga sama lo...dan nyatanya, emang lo nya juga ngga suka dia, Lo sayangnya Maru."

Senja mengangguk setuju.

"Senja kan ngga punya indera perasa, Mei...makanan keasinan kaya nyemilin garem aja dikasih Maru..." tuduh Zaltan didesisi Senja dan ditertawai yang lain.

"Senja udah kelilipan pesona bang wakil, jadi pas Arlan begitu, dianya udah gumoh sama pesona Maru...." bela Vio.

"Kita cukup dukung Arlan, percaya dia bakal baik-baik aja, toh selama ini pun dia baik-baik aja...bantu Arlan disaat dia emang minta tolong..." tambah Maru.

"Yahhh! Begitulah kata-kata mutiara hari ini dari mama eonni...bila ada salah-salah kata mohon dimaafkan, ambil yang baiknya buang yang jeleknya. Salam pejuang cinta!" suara Jovi membuat Senja dan Vio melayangkan botol minum kosong padanya.

.

.

.

.

.

1
Tysa Nuarista
GK usah jae biar mereka tau yg indah" nya aja
Wandi Fajar Ekoprasetyo
Bianca klo ngomong suka bener deh...... hehehehe
Tysa Nuarista
🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣
dhani mnz
kayaknya tipikal cewe kuat gt ngak sih, ngak mau diikat sama komitmen di awal. Maunya diperhatiin, dimanjain n di buat nyaman tanpa ada status. Dan di saat lengah langsung diiket pake pernikahan. 🤭
dhani mnz
Dan akhirnya bang Rhoma & Ani keluar juga dung di novel ini.. 😄
Bunda Idza
jangan sampai kau buka Jae, setelah ditutup oleh yang Maha Tahu (begitu si.... yang pernah q denger) tapi....Yach walau disebelah alias circle si Abang 2 udah menjadi rahasia umum, gegara om nya desek Yara yang kelewat jujur dan berharap dukungan
Salim S
alhamdulillah teteh sehat kan?suami anak sehat semua kan teh...ya allah setelah sekian purnama bolak balik akhirnya...teh itu maksudnya jae sama bang arlan kali ya bukan arlan sama bang arlan...ah s bianca bisa aja ngeles nya bisnis, bisnis hati ya bian...ciee sekarang udah deg deg an nih hati jae....jantung aman jae...siap siap menerima segala gombalan s jomblo akut jae 😊😊😊😊teteh makasih loh walaupun up di jam jam mata mau merem tapi ok lah selalu di tunggu...
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
bang rhoma ampe dibawa - bawa 🤣🤣
Santi Seminar
akhirnya ,setelah seharian buka tutup NT
𝔪𝔯𝔰.𝔢𝔩
😆😆😆
ieda1195
🤣🤣🤣 ngena banget inii sihhh, suami idamann
ieda1195
🤣🤣🤣 kampret benar album, dikira belok apa
ieda1195
🤣🤣 ngerti raurus juga bang
Ria
apakah dirimu sibuk di dunia nyata teh sin???? 🙏🙏🙏
Mulyani Asti
akhirnya yang di tunggu in dari kemaren malem🤣🤣🤣makasih teh Sinta
duh gemes sama Bianca aku tuh
waktu di KKN 21 aku gemes sama senja sekarang ada bianca😍😍😍
Zayyin Arini Riza
Jae... simpan sendiri aja... biar kamu, Arlan dan anggota KKN 21 serta Sesil aja yang tahu... gak usah cerita awal pertemuan mu dengan Arlan.
Iccha Risa
kek nya Teh Sin lagii padet merayap... makasih punya tteh, jaga kesehatan dan sehat selalu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!