Hidupku bergantung pada diriku sendiri bukan orang lain. orang lain hanya mendengarkan mu sesaat tapi dirimu mendengarkan mu setiap saat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Tatok's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Riana sedang mengeluarkan Buku-buku pelajaran yang ia pelajari hari ini.
tiba-tiba dia menemukan sebuah cincin yang unik.
dia mengambil nya dan melihat cincin itu dengan seksama.
" wow .. cincinnya bagus banget. unik. " ucap Riana tersenyum.
" tapi kok ada ditas gue." tanya Riana pada dirinya sendiri.
Riana bangun dari tempat tidur nya sambil memperhatikan cincin itu.
" cincinnya unik, gue yakin ini pasti petunjuk kebaikan 1001 kebaikan itu." ucap Riana lagi.
" besok gue tanyain bu ana, pasti bu ana tau." ucapnya lagi.
besok paginya Riana menemui Bu Ana dan bertanya soal cincin itu.
" Aku nemu cincin ini dalam tas aku Bu." ucap Riana.
" apa ada petunjuk lain." tanya bu Ana.
Bu ana mengambil dan mengingatkan tentang asal muasal cincin itu.
" cincin ini ...! ngak mungkin,ngak mungkin cincin ini ada yang lain. cincin ini cuma ada satu,cincin ini " Batin bu ana mengingat dia memberi cincin itu kepada seseorang lelaki dulu.
Riana melambaikan tangan untuk menyadarkan Bu ana yang sedang menerawang mengingat masa lalunya dulu.
" Bu..Bu .." panggil Riana menyadarkan Bu Ana.
Bu ana tersadar.
" Ibu ngak apa-apa.?" tanya Riana
" yah Bu ngak apa-apa." ujar Bu Ana.
" Kamu dapat ini dari mana.? tanya Bu ana.
" aku juga ngak tau Bu. tiba-tiba saja ada di tas aku." ujar Riana.
" apa ada petunjuk.? " tanya Riana.
" Ibu permisi dulu yah." ujar Bu ana mengembalikan cincin itu kepada Riana.
" tapi Bu .? " cegah Riana tapi Bu ana buru-buru pergi dari sana.
Marsya dan ibunya mendatangi sekolah Andree. disana sudah ada Andre dan siska yang menunggu mereka.
Anwa berhenti juga ketika melihat kedatangan mereka.
" Sekarang waktunya kita berekasi.kita sudah punya cukup bukti untuk membuktikan nya. " ucap mama marsya.
" dan dengan senang hati kami akan menunjukkan langsung siapa saja yang sudah kami curigai." ucap Siska tersenyum jahat.
Anwa yang mendengar itu langsung teperengah terkejut dan dia segera mencari kedua sahabatnya.
sedang Andre dan siska tersenyum licikk.
" guys kita dalam bahaya, mereka sudah datang." ucap anwa ngos-ngosan setelah berlari mendatangi kedua sahabatnya.
" ada apa sih." tanya Riana.
" pokoknya kita harus pergi dan kita harus kabur dari sini." ucap anwa menarik keduanya pergi dari sana.
mereka berlari melewati sisaa siswi yang lain dan Andre yang melihat mereka langsung bergegas mengejar mereka.
" woii berhenti" teriak pengawal Marsya.
tapi Riana dan kedua sahabatnya berlari terus dan akhirnya mereka sampai d laboratorium. mereka mencari tempat untuk bersembunyi.
" mereka bersembunyi di laboratorium." ucap andre tersenyum licik.
Andre Marsya Tante Tuti dan Siska masuk mencari mereka didalam laboratorium tapi Mereka tidak menemukan Riana dan sahabatnya.
Mereka segera berpencar mencari Riana anwa dan Refa.
" bapak cari yang benar." Tante tuti menunjukkan ajudannya.
" Kok mereka ngak aada sih." tanya siska kesal.
" kosong " ucap andre.
" kita cari ke sebelah sana." ujar Tante Tuti.
Andre dengan teliti melihat sekitar situ tempat-tempat yang bisa menjadi menjadi tempat bersembunyi.
Dia melihat dibawah kolong meja tapi tidak ada.
Tiba-tiba seekor cicak jatuh tepat di paha Riana, membuat Riana terkejut dan hendak berteriak
" ahhh.." langsung mulut nya dibekap Anwa sehingga terdengar oleh Andre.
Andre menoleh kearah jendela karna mendengar suara.
dia segera menghentikan Tante tuti dan yang lainnya.
" tunggu..tunggu.." ucap andre menghentikan mereka.
mereka segera berbalik.
Andre langsung kearah jendela tapi nihil tidak ada siapapun disana.
" bagaimana.? " tanya siska.
" ngak ada.." ucap Andre kecewa dan kesal .
mereka hendak pergi tapi tiba-tiba Riana berteriak-teriak histeris karena cicak lengket di pahanya. sehingga akhirnya mereka ketahuan.
segera andre dan yang lainnya mengejar.
" kejar... kejar." perintahnya mengebas tangannya kepada yang lain agar segera berpencar.
aksi mereka kejar-kejaran dilihat oleh semua siswa tapi setelah itu dengan cepat anwa dan Riana dan refa segera bersembunyi dan menghilang jejak.
Andre dan yang lainnya berhenti karna mereka hilang jejak.
" kemana mereka bos." tanya pengawal Marsya.
" kita kehilangan jejak." ucap andre.
" kearah mana mereka.? tanya Tante Tuti
" coba kita kearah toilet sapa tau mereka ke sana." ujar Siska.
" kita berpencar tiga arah." ucap Tante Tuti.
pada saat mereka yang lainnya beranjak, tiba-tiba Riana bersin dan didengar oleh Andre. Andre segera menghentikan langkahnya.
dia segera berbalik dan menuju suara bersin tadi tapi lagi-lagi dia harus kecewa karna tidak ada siapapun lagi disana.
" aarrgghh..mana sih mereka." ucap Andre geram. segera dia pergi dari sana.
dan keluarlah Riana dan sahabatnya.
" ah aman.." ucap mereka serempak.
" kita harus minta bantuan bu ana." ucap anwa dan disetujui kedua sahabatnya.mereka segera pergi dari sana.
brakk..
pintu kamar mandi dibuka secara kasar membuat Bu ana terkejut.
Andre dan Siska tersenyum jahat ketika melihat bu ana.
" siapa kalian.? tanya bu ana.
" dia menyembunyikan mereka tante." bisik siska kepada tante tuti.
" siapa kami itu tidaklah penting dan yang paling penting apa yang akan kami lakukan padamu." ucap Tante Tuti mendekati bu ana.
" siska Andre siapa mereka.? " tanya bu ana tenang.
" siapa mereka.? tanya bu ana lebih tegas.
membuat Andre dan siska tetap diam.
" ngak bisa jawab. ! tanya Bu Ana segera pergi tapi ditodong senjata api oleh Tante Tuti sehingga Bu Ana menghentikan langkahnya.
Bu ana hendak berbalik tapi Tante tuti langsung menembak cairan itu d kepala bu ana.
" kamu tenang aja,cairan itu tidak akan berpengaruh apa-apa kalo kamu manusia biasa," bisik tante tuti.
" saya kira cairan apa..? hehehe." ucap Bu Ana hendak pergi tapi tiba-tiba kepalanya pusing dan akhirnya pingsan.
" bawa dia." ucap tante tuti.
mereka mengangkatnya dan memasukkan nya kedalam peti.
mereka segera keluar dan membawa peti itu keluar.
Riana anwa dan Refa segera mengintip mereka keluar dari toilet.
" ada apa ini.? tanya seorang siswi.
" ini ada tugas seni-budaya." ucap Siska memberi alasan. agar mereka lolos.
" guys kayanya ada yang aneh deh, coba kita cek." ucap Riana.
" ayook." ucap keduanya.
" Bu...bu ana.." panggil mereka.
mereka segera mencek bu ana di dalam toilet tapi tidak ada.
" jangan- jangan tadi yang.." ahh.." mereka segera keluar mencari bu ana yang sudah d bawa andre dan siska tadi.
mereka sampe diluar kelas, tapi tidak melihat keberadaan mereka
" giman kalo kita minta bantuan Dani." ucap anwa.
" yukk.".
" Dani pasti mau bantu ." ucap Refa.
" apa.? Dani ? " ujar Riana kaget.
" Nah itu Dani." ujar refa.
" Dani .." panggil refa .
" kenapa."tanya Dani.
" kira-kira lo bisa bantu kita ngak.? tanya refa.
" tadi kita lihat peneliti membawa kotak misterius gitu. mereka bilang sih itu tugas penelitian siska dan andre,tapi kita tidak percaya gitu. menurut gue mereka bawa bu ana didalam nya. " ucap Refa.
Dani manggut-manggut.
" oke gue bantu " ucap Dani .
siswa lelaki mereka sedang bermain bola di depan sekolah .
mereka asik bermain tiba-tiba bola itu menggelinding kearah dani dan dani segera menahan bola itu.
Dani menendang bola itu dan mengenai peti itu
" ahhh.." peti itu terjatuh dan mebuat ajudan itu terkejut karna Peti itu terbuka dan terlihat Bu ana didalam.
