Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Benar kamu tidak mau jujur,mas. Apa perlu aku bongkar kebusukan selama ini." ujar Wanda yang mulai emosi.
"Apa salahku Wanda,kenapa kamu menggugat,mas?" tanya Irwan yang masih belum menyadari kesalahannya.
Wanda mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan vidio dan foto kedekatannya dengan sang kakak. Irwan tentunya saja kaget melihat itu semua.Tak percaya bahwa apa yang ia sembunyikan selama ini telah tercium oleh istrinya.Wajahnya terlihat mencuat.
"Mas bisa jelaskan,Wanda. Tapi tolong cabut gugatan ini." ujar Irwan memelas.
"Semuanya sudah jelas,mas. Silahkan mas menjalani kehidupan dengan perempuan yang mas cintai. Aku sudah tidak mau jadi penghalang hubungan kalian." ujar Wanda tegas tanpa ada air mata satu pun menetes.
"Aku tidak mau pisah sama kamu Wanda. Aku sangat mencintaimu." Irwan berusaha meraih tangan istrinya tapi Wanda menepisnya.
"Cinta katamu, mas. Jika Cinta itu tidak mungkin menyakiti. Tidak mungkin berkhianat." ujar Wanda menatap tajam suaminya. Irwan menunduk tidak sanggup menatap istrinya.
"Ini bisa diperbaiki,Wanda. Mas janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama." Janji Irwan untuk meluluhkan hati istrinya.
"Simpan saja janjimu itu ,mas. Aku sudah muak. Jangan lupa datang ke pengadilan dua hari lagi. Kita bertemu disana nanti." ujar Wanda berlalu meninggalkan Irwan yang masih tergugu ditempat ia berdiri.
"Wanda,Wanda tolong beri mas kesempatan!." Teriak Irwan membuntuti istrinya.
Wanda menoleh dan tersenyum sinis pada suaminya." Sayangnya kesempatan itu tidak ada mas."
Irwan termenung meruntuki kebodohanya. Ia bertekad akan memperjuangkan rumah tangganya apapun yang terjadi. Ia tidak rela melepaskan wanita yang teramat ia cintai.
"Mulai malam ini ,silahkan mas tidur dikamar tamu. Semua barang - barang mas sudah aku pindahkan kesana." ujar Wanda mengusir suaminya.
"Tapi kamu kan masih istrinya mas,Wanda.vKenapa mas harus pindah kamar segala." protes Irwan.
"Ooh jadi mas ga mau,ya udah biar aku yang pindah." Wanda melangkah menuju kamar tamu yang ada di sebelah kamarnya.
"Wanda ,tunggu biar mas yang keluar dari kamar ini." Irwan menghentikan langkah Wanda. Dengan wajah lesu Irwan meninggalkan kamar yang selama ini menjadi tempat peraduannya selama ini bersama istrinya.
Irwan merebahkan tubuhnya,memandang langit - langit kamar yang berwarna putih. Pikiranya menerawang mencoba berpikir bagaimana caranya meluluhkan hati istrinya. Sepertinya sangat susah meruntuhkan apa yang sudah jadi keinginan istrinya.
Kalau boleh serakah ingin rasanya Irwan memiliki kedua wanita tersebut. Mereka berdua menempati posisi masing -masing dihati Irwan. Walau hatinya terbagi tapi Wanda tetaplah nomor satu di hatinya.
"Sial kenapa semua jadi begini." runtuk Irwan menyesali perbuatannya. Nasi sudah jadi bubur.
Sementara Wanda juga berbaring dipembaringan sembari memandang foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding kamar.Nampak rona bahagia dari senyuman Irwan dan Wanda.
"Aku kira kita akan bersama sampai maut memisahkan.Tapi takdir berkata lain.Janji suci pernikahan yang pernah kau ucapkan telah kau khianati."Wanda berbicara sendiri.Itulah takdir tidak seorang pun mengetahuinya,tinggal kita menjalaninya.
Malam semakin gelap dan kelam.Hujan mulai turun rintik - rintik membasahi bumi.Lama kelamaan hujan bertambah deras dan tidak terlihat tanda - tanda akan berhenti.Kedua insan yang berada di tempat yang berbeda tengah duduk memandang tetes air hujan.Hati dan pikiran mereka sedang berkelana entah kemana.Raga disini tapi jiwa berada di tempat lain.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein